Pages

Sunday, September 1, 2013

[Book Review #15] Pirate Latitudes - Sang Perompak

Penulis: Michael Crichton
Penerjemah : Fahmy Yamani
Cetakan I, Maret 2013
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 450 halaman
ISBN : 978-979-22-9385-2
Rating:  3 dari 5 bintang


Blurb:

Jamaika, 1665

Sebagai koloni terluar Kerajaan Inggris, Jamaika berupaya bertahan dari supremasi Spanyol. Port Royal, ibukota Jamaika, adalah kota kumuh yang dipenuhi kedai minum dan rumah pelacuran. Kehidupan di Port Royal bisa berakhir dengan mudah, melalui tusukan belati, atau serangan disentri. Namun bagi Kapten Charles Hunter, kehidupan tanpa aturan itu bisa membawanya pada kekayaan.

Galleon pembawa harta karun Spanyol, El Trinidad, terdampar di Matanceros. Pos terluar Spanyol tersebut sangat kuat dan dijaga oleh Cazalla, komandan bengis kesayangan Raja Philip IV. Dengan dukungan dari sang gubernur, Hunter mengumpulkan anak buahnya untuk menyerang Matanceros dan merebut galleon beserta emasnya. Serangan tersebut merupakan serangan tersulit yang pernah dilakukan Hunter. Ia sudah kehilangan anak buah sebelum mencapai pulau tersebut, tempat hutan lebat dan pasukan Spanyol berdiri di antara mereka dan harta tersebut.


Dengan bantuan anak buahnya, Hunter berhasil merebut El Trinidad. Namun malapetaka bagi Hunter baru saja dimulai...


Review:

Setelah dibuat agak bingung waktu pertama kali baca dengan istilah-istilah yang belum saya ketahui seperti privateer, garnisun, galleon, akhirnya saya menutup buku ini untuk sementara lalu googling istilah tersebut. Setelah dikira cukup paham, saya membaca buku ini dari awal kembali. Pirate Latitudes ini adalah buku fiksi dengan berlatar belakang sejarah saat Inggris diperintah oleh Raja Charles II. Buku ini terdiri dari 6 bagian dan masing-masing bagian itu merupakan pengelompokkan setting tempat berlangsungnya setiap kejadian.


Bagian pertama berada di Port Royal, Jamaika, daerah koloni Inggris yang diperintah oleh Gubernur James Almont. Dengan mengambil sudut pandang berbagai tokoh, buku ini sempat membuat saya kehilangan fokus karena tidak mengerti akan adegan-adegan yang sedang berlangsung. Baru pada saat seorang awak kapal Godspeed mengatakan bahwa ada galleon (kapal layar Spanyol pada abad ke-15 dan ke-17) yang terdampar di Matanceros, cerita ini mulai terbentuk.

Sir James memanggil dan berbicara dengan Kapten Charles Hunter untuk melakukan sebuah ekspedisi rahasia untuk merebut kapal harta karun tersebut, El Trinidad, yang berharga sebesar lima ratus ribu pound. Dengan konsekuensi, Kapten Hunter harus menyerbu masuk ke dalam pos terluar Spanyol, Matanceros. Setelah tercapai kesepakatan, mulailah Kapten Hunter menyusun rencana dan mengumpulkan awal kapal yang akan dibawanya berlayar bersama kapalnya, Cassandra.

Belum apa-apa, ia langsung berhadapan dengan komandan Matanceros, Cazalla. Setelah berhari-hari disekap, akhirnya ia dan awal kapalnya lolos dan bisa menyusup ke Matanceros. Perjalanan ke Matanceros itu tidaklah mudah. Lalu setelah Kapten Hunter bisa merebut El Trinidad, perjalanan balik ke Port Royal justru lebih berbahaya dua kali lipatnya.

Dengan agak tersendat di awal, akhirnya saya bisa menyelesaikan buku ini. Karena justru petualangan dan ketegangan mulai ada pada saat di tengah-tengah buku. Untuk yang agak terganggung dengan adegan pembunuhan yang terkesan sadis, siap-siap saja meringis saat membacanya.


"Benar apa yang mereka katakan. Tentang kemalasan orang Spanyol, keanggunan orang Perancis, dan kecerdikan orang Inggris."

Itu adalah sepenggal kalimat yang tidak saya mengerti sampai saya menutup bukunya. Lalu sampai sekarang dibuat penasaran karena belum tahu jawabannya.

Ada yang mengatakan bahwa naskah Pirate Latitudes adalah naskah yang belum sempurna, karena ditemukan di dalam komputer Michael Crichton setelah beliau meninggal dunia. Memang saya belum pernah membaca karya beliau lainnya, tapi mau tidak mau saya dibuat setuju apabila buku ini dibandingkan dengan buku beliau lainnya yang direkomendasikan oleh banyak orang. Plotnya masih terkesan kurang sempurna. Contohnya di bagian kelima, Pulau Karang Tanpa Nama. Bagian itu adalah bagian paling singkat jika dibandingkan dengan bagian lainnya. Mungkin Mr. Crichton sebenarnya belum selesai memoles bagian tersebut lalu keburu meninggal? Ya siapa yang tahu :p

Membaca buku ini, saya jadi mengetahui banyak hal. Seperti ternyata sumbu dari usus tikus yang diisi dengan bubuk mesiu itu digunakan jika ingin mendapatkan waktu ledakan yang cukup lama, bentuk haluan kapal perang itu digunakan untuk mengetahui negara mana yang memilikinya, perbedaan warna lautan untuk mengetahui letak kedalamannya, ombak menggulung panjang dan dalam berarti akan datang badai topan, cara pelaut untuk mencari lokasi mata badai, dan lainnya.

Tiba di masalah genre. Untuk setengah buku saya dibuat suka dengan latar belakang sejarahnya, lalu kemudian muncul monster legendaris yang hanya ada di dalam buku-buku bergenre fantasi?! Ini justru yang membuat saya mengurangi bintang dalam rating saya. Rasanya novel berlatar sejarah begini, cukup dibuat apa adanya tanpa perlu tambahan apa-apa.

Sampul buku ala Pirates of the Carribean yang dipilih oleh GPU lebih saya sukai daripada sampul edisi lainnya. Kelihatan lebih greget dan sesuai tema. Lalu terutama yang paling saya senangi adalah terbebas dari typo. Haha...

3 bintang untuk buku ini. Semoga karya Michael Crichton lainnya bisa memukau saya lebih dari ini :D

6 comments:

  1. wah reviewnya keren. lengkap, aku aja ogah ogahan baca ini. lha aku pikir pure fantasi, well tapi baik banget buat dicicipi, sepertinya. lha ada monster segala XD

    Oh iya, sedikit tentang kutipan di buku yang ttg orang spanyol pemalas itu, memang streotipnya orang spanyol katanya sih pemalas, apalagi di pagi hari. tapi ini cuma streotip doank, banyak disangkal kok.
    hehehh..

    oh iya, sedikit ttg penulis mungkin bisa juga disertakan dalam review, apalagi kalo penulisnya udah nerbitin banyak buku best seller macam si crichton ini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku malah baru tau kalo streotip orang Spanyol itu begitu XD

      Makasih ya sarannya, Vina. Nanti dicoba deh kapan-kapan...

      Delete
  2. Mungkin karena Crichton adalah penulis science-fiction yang deket2 fantasy sih (lihat Jurassic Park, Congo dll), jadi pasti ada unsur2 itu deh. Jujur yang bikin aku pengen baca adalah karena: 1) Historical fiction, 2) naskahnya ditemukan di kompi Crichton setelah ia meninggal. Jadi penasaran, apakah ceritanya bener2 'clean-ending'? Atau masih menggantung? Selalu tertarik baca karya terakhir pengarang pas sebelum ia meninggal, berasa semacam warisan gitu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, ya... aku baru kepikiran loh Mbak. Tapi tau sih kalo dia nulis Jurassic Park, Congo, dll itu.

      Dibaca aja bukunya, Mbak. Kayanya sih Mbak Fanda bakalan suka dengan buku ini :D

      Delete
  3. Boleh nanyak,yang kemalasan orang spanyol itu halaman berapa ya. Makasih:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh... aku lupa. Gak dicatet soalnya. Tapi kalo gak salah sih ada di bab-bab awal >.<

      Delete