Penerjemah: Harisa Permatasari
Penyunting: Ida Wadji
Penyelaras: Fenty Nadia
Penerbit: Atria
Cetakan I, September 2012
ISBN: 978-979-024-508-2
Rating: 5 dari 5 bintang
Blurb:
DON’T JUDGE A BOY BY HIS FACE
“Kuharap, setiap hari adalah Halloween. Kita semua bisa memakai topeng setiap saat. Lalu kita bisa berjalan-jalan dan saling mengenal sebelum melihat penampilan kita di balik topeng.”
August (Auggie) Pullman lahir dengan kelainan Mandibulofacial Dysostosis, sebuah kondisi rumit
yang membuat wajahnya tampak tidak biasa. Meskipun dia sudah menjalani serangkaian operasi, penampilan luarnya tetap saja terlihat berbeda. Namun, bagi segelintir orang yang mengenalnya,
dia adalah anak yang lucu, cerdas, dan pemberani.
Auggie mengalami petualangan yang lebih menakutkan daripada operasi-operasi yang dijalaninya ketika dia menjadi murid kelas lima di Beecher Prep. Kalian pasti tahu menjadi murid baru itu bukanlah hal yang mudah. Ditambah lagi Auggie adalah anak biasa dengan wajah yang sangat tidak biasa.
Review:
Buku ini terdiri dari delapan bagian yang masing-masing diwakili oleh sudut pandang August-Via-Summer-Jack-Justin-August-Miranda-August, yang beralur maju bagi masing-masing sudut pandang tersebut.
Diceritakan seorang bocah bernama August Pullman yang lahir dengan kelainan Mandibulofacial Dysostosis, yang dapat disederhanakan menjadi sebuah kondisi rumit sehingga menyebabkan wajahnya tidak tampak seperti biasanya. Sebabnya bisa karena banyak faktor: mutasi gen selama kehamilan, diwariskan dari orang tua yang membawa gen dominan, atau karena sebab multi faktor (oleh interaksi dari banyak gen yang dikombinasikan oleh faktor lingkungan).
Karena August sering melakukan operasi semenjak kecil, ia tidak berkesempatan untuk sekolah di sekolah umum. Selama ini ia diajarkan oleh ibunya di rumah. Sampai suatu kali, orang tuanya menyarankan August untuk bersekolah di Beecher Prep. Di hari pertama kali August menginjakkan kaki di Beecher Prep, ia disambut oleh kepala sekolah, Mr. Tushman yang baik hati.
Akhirnya tiba saat August masuk sekolah untuk pertama kalinya. Sama seperti sebelumnya, ia mendapati semua orang melihatnya dengan pandangan aneh, menusuk, berbisik-bisik dibelakangnya, dan sengaja menghindarinya. Tapi August adalah anak berumur sepuluh tahun dengan hati yang besar. Ia terus berjalan masuk ke dalam kelasnya dan menjalani hari-harinya bersekolah di Beecher Peep.
Di Beecher Peep juga August akhirnya menemukan teman-teman baiknya yang akan selalu memandangnya, bukan karena kasihan tapi memang benar-benar menyayanginya.
"Semua orang yang terlahir dari Tuhan bisa menghadapi dunia." - hal 9
Oke... untuk menulis review ini sebenarnya agak-agak sulit. Saya harus mengetik, menghapus, mengetik, lalu menghapus lagi untuk membuat sebuah review yang lumayan.
Mendengar buku ini sebetulnya sudah lama sekali, hanya saja saya baru mendapatkan kesempatan untuk membacanya baru kali ini. Hmm... kalau lihat sampul bukunya, agak aneh juga. Di bawah judul ada gambar anak laki-laki dengan bentuk telinga yang asimetris dan mata yang hanya satu saja, tapi ternyata buku ini mampu membawa saya mengetahui kisah yang tidak biasa, yang mungkin saja dialami oleh seseorang di dunia ini. Dan ya sampulnya bagus. Saya justru lebih suka sampul yang dipilihkan oleh Atria ini daripada sampul aslinya yang berwarna biru.
Saya suka dengan pergantian sudut pandang buku ini karena saya bisa mengetahui apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitar August. Bagian yang paling saya suka adalah Via dan Jack, selain August.
August mempunyai orang tua yang sangat menyayanginya dan sebuah keluarga yang saling bekerja sama dalam menghadapi setiap masalah. Saya yakin, di dunia ini memang banyak orang tua yang seperti ini. Tapi yang tidak pun juga banyak. Saya juga sering melihat, kadang-kadang ada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus malah menelantarkannya, dan terkadang malu. Setelah saya membaca buku ini, saya memposisikan diri sebagai mereka. Mereka juga memiliki hati yang akan tersakiti oleh pandangan orang luar. Rasanya entah kenapa... nyesek. Buku seperti ini memang bagus untuk membuat mata kita terbuka lebih lebar.
Saya tidak segan-segan memberikan rating 5 bintang pada buku ini. Karena nilai moral dan pesan yang disampaikan di dalamnya. August juga bisa menjadi contoh, bahwa kita tidak boleh membeda-bedakan orang lain hanya karena ia terlihat berbeda. Review ini mungkin kurang lengkap, tapi saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca. Karena kesan yang tertinggal setelah saya membaca ini sangat kuat sampai-sampai agak susah berpaling ke buku bacaan saya selanjutnya. Wonder(ful)...
Pengen beli buku ini jugaaa >.< Semoga gue nemu buku ini di JBF ya. ^^
ReplyDeleteUdah kebayang bakalan berderai-derai air mata cuma dengan membaca review ini doank. T.T
JBF katanya ga ada Serambi, Ciz :))
DeleteGa sampe nangis sih, cuma nyesek berkepanjangan aja ._.
Awwww...buku yang bikin aku mewek di bulan ini
ReplyDelete