Penerjemah: Vici Alfanani Purnomo
Penerbit: Mizan Fantasi
Cetakan pertama, Desember 2011
Tebal: 518 halaman
ISBN: 978-979-433-646-5
Rating: 4 dari 5 bintang
Harga: Rp. 15.000 (sale di Tangcit)
Blurb:
Dunia yang dihuni Lena Haloway adalah dunia tanpa cinta.
Cinta adalah sebuah dosa besar.
Sastra dan puisi masuk dalam “Kompilasi Lengkap Kata-Kata dan Ide-Ide Berbahaya.”
Penikmat musik dijebloskan ke penjara.
Tertawa bahagia dianggap melanggar aturan.
Suami-istri, ibu-anak, kakak-adik, hanya sebuah ikatan tanpa kasih sayang.
Binatang. Orang yang jatuh cinta dianggap binatang.
Lena pun demikian, ketika dia jatuh cinta kepada Alex Sheates.
Mereka hidup dalam rasa takut hebat, dan hanya menunggu waktu hingga mereka menanggung hukuman.
Review:
"Penyakit yang paling berbahaya adalah penyakit yang membuat kita percaya kalau kita baik-baik saja." - hal. 7
Lena Haloway akan berusia delapan belas tahun pada sembilan puluh lima hari lagi. Ia akan melakukan prosedur penyembuhan dari penyakit cinta atau disebut juga Amor Deliria Nervosa yang telah menjangkiti dunia selama lebih dari enam puluh tahun. Cinta didefinisikan sebagai penyakit paling berbahaya yang ditakuti dan tergolong melakukan dosa apabila membiarkan penyakit tersebut tumbuh dan berkembang.
Stadium Satu: kegirangan; sulit berkonsentrasi, mulut kering, banyak berkeringat, telapak tangan berkeringat, pusing dan bingung, berkurangnya kesadaran mental; pikiran yang berpacu; hilangnya kemampuan menalar.
Stadium Dua: periode euforia; tertawa histeris dan energi yang meluap-luap, periode putus asa; lesu, perubahan nafsu makan; penurunan atau penambahan berat badan yang cepat, keterpakuan terhadap satu hal; kehilangan minat terhadap hal-hal lain, kerusakan kemampuan logika; penolakan realitas, kacaunya pola tidur; insomnia atau kelelahan terus-menerus, pikiran dan tindakan yang obsesif, ketakutan berlebihan, cemas.
Stadium Tiga (Kritis): sulit bernafas, nyeri di dada, tenggorokan atau perut, sulit menelan; tidak mau makan, kehilangan akan sehat; tingkah laku yang tidak konsisten; pikiran dan fantasi yang bengis; halusinasi dan delusi.
Stadium Empat (Fatal): kelumpuhan emosi atau fisik (sebagian atau total), kematian.
Tanpa diduga sebelumnya, Lena bertemu dengan Alex Sheates untuk pertama kali saat observasi pertamanya. Lena melupakannya untuk sesaat, tapi ingatan itu timbul kembali saat ia bertemu dengan Alex pada saat Lena dan Hana dengan sengaja memasuki fasilitas pemerintah yang tidak boleh dimasuki. Alex mengirim sebuah kode pada Lena supaya menemuinya di Teluk Back yang kemudian menjadi tempat pertemuan rahasia mereka selanjutnya. Dari Alex lah Lena mengenal cinta. Perasaan itu tumbuh sampai pada taraf ia rela mati jika harus dipisahkan dengan Alex.
"Hal yang paling mematikan dari yang mematikan: cinta akan tetap membunuhmu, tak peduli apakah kau memilikinya atau tidak." - hal. 11Saya suka ide cerita buku ini. Lauren Oliver mengubah salah satu pertanyaan iseng dalam kepalanya menjadi sebuah cerita yang lain. Bagaimana jika dunia tanpa cinta? Kalau saya sih, jelas gak akan berpikir jawabannya akan menjadi sebuah buku trilogi. Hehe...
Nah, satu lagi yang membuat saya berpikir kalau Lauren Oliver membuat menulis buku ini karena terinspirasi dengan filmnya Christian Bale di tahun 2002, Equilibrium [wikipedia | IMDb | youtube]. Kalau di Delirium, cinta itu terlarang dan disebut penyakit sehingga harus disembuhkan, jika tidak maka akan berakibat kematian. Di Equilibrium, semua emosi itu dilarang dan setiap warga harus meminum obat penekan emosi yang disebut Prozium. Sehingga jika terjadi pelanggaran, seseorang tersebut akan dihukum mati. Mirip kan?
Saya di sini bukan berarti ingin membanding-bandingkan, tapi ingatan saya tentang Equilibrium yang pada saat saya tonton dulu itu begitu membekas karena saya suka dengan filmnya, jadi membaca Delirium ini justru membangkitkan memori saya tentang film itu.
Dari segi nonteknis, saya kurang suka dengan sampul depannya. Kesannya rame banget dan colorful seperti seragam anak TK *ditoyor*
Terjemahannya bagus, saya suka dengan kalimat-kalimatnya yang mengalir dan tidak kaku. Dan poin plusnya lagi, saya sama sekali tidak menemukan typo.
Buku ini mengambil alur maju dengan sudut pandang orang pertama tunggal (Lena) yang saya pikir tepat karena saya bisa ikut merasakan emosi Lena juga pikiran-pikirannya tentang semua hal. Saya suka juga dengan karakter Lena yang kuat, tapi dengan banyaknya kehidupan Lena yang ditonjolkan, saya merasa agak jenuh dan bosan di beberapa bagian bukunya. Karakter lain yang saya suka adalah Hana. Hana adalah penjelmaan sosok sahabat yang memang ada di saat Lena mengalami suka dan duka.
Oke... saya bukanlah orang yang romantis dan agak geli kalau ada adegan romantis yang over dosis. Jadi waktu adegan Alex beromantis-romantis ria ala Shakespeare, saya sebetulnya kurang suka. Tapi karena di sampul depan buku ini diberi tulisan peringatan kalau Delirium adalah versi distopia untuk Romeo dan Juliet, saya maafkan. Hihihi... buku ini cocok untuk yang suka romens dan terus terang saya justru lebih suka buku ini daripada Twilight yang sama-sama dicap versi lain dari Romeo dan Juliet.
Ending buku ini sebetulnya bikin saya nyakar-nyakar pengen baca sekuelnya
"Aku mencintaimu. Ingat. Mereka takkan bisa mengambilnya." - hal 515Seri Delirium:
- Delirium
- Pandemonium
- Requiem
Literary Awards:
- New York Times bestseller
- New Atlantic Independent Booksellers Association bestseller
- #2 Spring Indie Children’s Pick
- Amazon’s Best Teen Book of the Month for February 2011
- YAReads.com Book of the Month for March 2011
- Nominee for Best Fiction for Young Adults discussion by the ALA BFYA
- Amazon’s 2011 Summer Reading List
- Amazon’s Best YA Novel of 2011 so far
- Nominee for YALSA’s Best Fiction for Young Adults 2012
sama, baru suka sama Alex gara2 endingnya. Duh kapan sempet baca buku 2nya yah?
ReplyDeleteWow... Mbak Lina udah punya buku keduanya ya? Kalo aku belum nemu yang diskonan, tar pinjem ya *eh diskonan* XD
Delete