Pages

Tuesday, December 31, 2013

[Book Review #58] Revolusi

Penulis: Reza Nufa
Penyunting: Surip Prayugo
Penerbit: Bypass
Cetakan I, Juni 2013
Tebal: 280 halaman
ISBN: 978-602-1871-54-6
Rating: 2,5 dari 5 bintang
Status buku: hasil bookswap di IRF 2013


Blurb:

Malam ini Dira ulang tahun. Irham membawanya ke lantai tertinggi sebuah gedung yang baru separuh jadi. Dira terkejut. Ternyata sudah ada meja bundar kecil ditemani dua kursi, sedikit makanan di atasnya, serta beberapa lilin yang membuat suasana romantis. Di kursi itu mereka saling tatap. Lama terdiam untuk mengerti hati masing-masing. 
“Aku sayang kamu, Ra,” tegas Irham seketika. 
Deg! Jantung Dira berdetak kencang. Lelaki ini benar-benar membuatnya hanyut. Namun, sedetik kemudian, tiba-tiba ponselnya berdering. Nama Fajar tertera di layarnya. “Ada apa?” ucap Dira tanpa basa-basi.
“Coba kamu buka jendela kamar kamu, terus lihat ke langit.”
“... emangnya ada apa?”
“Siap ya.” Fajar menghitung perlahan, “Satu... Dua... Tiga...” Tepat ketika hitungan ke tiga, gemerlap kembang api mewarnai langit malam itu. Langit yang kelam berubah dengan warna-warni nan indah. 
“Kamu lihat itu, Ra?” Fajar menghela napas. “Itu untuk kamu! Happy Birthday ya, Ra.” 
Dira hanya tertegun. Dia dipojokkan pada dua pilihan yang membuatnya bingung.
Belum usai kebingungan itu, beberapa hari kemudian ketiganya dipertemukan pada sebuah demo. Irham yang merupakan seorang polisi menjaga gedung DPR/MPR dari serbuan para demonstran, salah satunya Fajar. Sedang Dira yang mengkhawatirkan keduanya, terpaksa menyusul mereka. Di tengah kerusuhan besar, cintanya terombang-ambing antara dua lelaki yang berhadapan. 
Lalu, pada siapa hatinya berlabuh? Si polisi, atau demostran?

Review:

Di awal tahun 2012, demo-demo yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mewakili suara rakyat gencar digelar. Layar televisi pun sebagian besar menayangkan berita tersebut, ditambah dengan kasus-kasus politik, gagalnya kebijakan pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, dan lainnya.

Di tengah-tengah gejolak nasional yang semakin memanas, Dira seorang mahasiswi Universitas Trisakti menjalani hari-harinya seperti biasa. Pagi itu, ia diseret oleh sahabatnya, Novi untuk mengintip Ketua BEM Fakultas yang saat itu sedang ditaksir oleh Novi, Fajar. Ia adalah seorang idola kampus yang berotak cerdas dengan fisik yang menarik, gak salah sampai seluruh perempuan dikampus jatuh hati padanya. Tapi Dira yang memang sedikit tomboi dan cuek terhadap laki-laki, memandang Fajar biasa-biasa saja.

Pada suatu kesempatan, Dira dapat mengenal Fajar lebih jauh. Dira menganggap Fajar sebagai seorang teman yang baik. Namun ternyata Fajar justru memendam perasaan pada Dira.

Di kesempatan yang lain, takdir mempertemukannya dengan Irham. Seorang polisi lalu lintas yang tidak gentar menilangnya karena telah menerobos jalur busway dengan kecepatan tinggi, walaupun Irham tahu bahwa ayah Dira adalah seorang TNI. Irham yang awalnya tidak sadar bahwa pengemudi motor tersebut adalah Dira, terkejut saat melihat ternyata pelanggar tersebut adalah seorang perempuan saat membuka helmnya.

Revolusi adalah cinta segitiga antara Dira, Irham, dan Fajar di tengah konflik politik yang semakin memanas.


"Dua orang yang sangat istimewa. Mengajari banyak hal baru. Dia tahu bahwa maksud melempar itu bukan pada orang, melainkan pada kejahatan. Mencintai itu bukan pada memiliki, melainkan pada sikap saling menghargai." - hal. 270

Saya tertarik membaca buku ini karena tema yang ditawarkannya berbeda dari buku yang lain. Sempat menandai sebagai wishlist untuk dibeli kalau sempat, tapi untung dapat waktu book swap di IRF 2013 :D

Oke... untuk genre cerita cinta segitiga ini memang roman, tapi karena ada latar belakang dan konflik politik di antara kedua laki-laki dalam hidup Dira justru membuat rumit dan berat ceritanya. Saya pun di beberapa bagian, sempat agak mengernyit saat membacanya.

Salah satu poin menarik dalam buku ini adalah sampul bukunya. Ilustrasi dan komposisi warna serta elemen pendukung lainnya pas dan cocok. Untuk isinya pun nyaris tidak ada salah kata, saya hanya menemukan 3 salah kata saja: lembali (hal. 50 - harusnya kembali), kost (hal. 90 - harusnya kos/indekos), dan dira (hal. 96 - harusnya Dira dengan huruf pertama kapital).

Tiga karakter yang berperan penting dari awal sampai akhir adalah Dira, Irham, dan Fajar. Dira adalah seorang gadis manja yang tomboi namun cerdas dan mandiri. Irham adalah seorang polisi yang mendambakan menjadi seorang sastrawan. Dan Fajar adalah seorang mahasiswa yang ingin ikut serta mewujudkan Indonesia menjadi lebih baik.

Dari tiga karakter di atas, saya hanya lumayan suka pada Fajar. Selebihnya tidak. Dira itu plin-plan, di saat tertentu ia bisa menyukai Fajar, lalu di saat yang lain ia menyukai Irham. Irham itu... hmm... sebetulnya lumayan oke, hanya saja saya tidak begitu suka dengan penulis yang menuliskan banyak puisi sebagai ungkapan hati Irham di buku ini. Kalau hanya 1, 2, sampai 3 kali masih oke, tapi jika lebih... rasanya agak berlebihan dan memaksa karakter Irham menjadi seorang polisi yang romantis. Bertolak belakang :|

Buku ini mengambil sudut pandang orang ketiga. Namun karakter yang menonjol hanyalah Dira dan Fajar. Nah, di sini ada yang ganjil. Penulis seharusnya memberikan informasi sebanyak mungkin apabila memilih sudut pandang ini, namun beberapa kali saat Irham menghilang tanpa kabar, tidak diceritakan ke mana dia, melakukan apa dia, tugas kah? liburan kah? Cari kecengan baru kah? Seolah-olah pembaca diminta untuk mengerti dan memaklumi jika Irham tiba-tiba hilang atau datang tanpa kabar atau cuma bilang, "Maaf. Banyak hal yang harus diselesaikan dulu." :/

Adegan favorit itu adalah waktu Fajar nyalain kembang api saat ulang tahunnya Dira. Di situ kelihatan plin-plannya Dira #lohkokmalahfavorit B-)

Untuk keseluruhan, saya lumayan cepat juga membacanya dan jika untuk pembaca yang menyukai tema seperti buku ini sepertinya akan suka. Tapi karena saya tidak begitu menyukai dunia politik, buku ini cukup menambah wawasan saya saja. 2,5 bintang untuk Revolusi :)

No comments:

Post a Comment