Pages

Thursday, July 10, 2014

[Book Review #105] The Cuckoo's Calling

Penulis: Robert Galbraith alias J.K. Rowling
Penerjemah: Siska Yuanita
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Seri: Cormoran Strike #1
Cetakan kedua, Januari 2014
Publikasi pertama: 2013
Tebal: 520 halaman
ISBN: 978-602-03-0062-7
Rating: 4 dari 5 bintang
Bisa didapatkan di: Bukukita | Grazera

Blurb:

Ketika seorang supermodel jatuh dari ketinggian balkon di Mayfair yang bersalju, polisi menetapkan bahwa ini kasus bunuh diri. Namun, kakak korban meragukan keputusan itu, dan menghubungi sang detektif partikelir, Cormoran Strike, untuk menyelidikinya.

Strike seorang veteran perang yang memiliki luka fisik dan luka batin. Hidupnya sedang kisruh. Kasus ini memberinya kelonggaran dalam hal keuangan, tapi menuntut imbalan pribadi yang mahal: semakin jauh dia terbenam dalam kasus ini, semakin kelam kenyataan yang ditemuinya---dan semakin besar bahaya yang mengancam nyawanya (Goodreads).

Review:

Kantor Detektif Partikelir yang dimiliki oleh Cormoran Strike diambang kebangkrutan. Ia tidak memiliki uang untuk membayar semua tagihannya, tidak bisa menyewa jasa sekretaris, ditambah ia juga memutuskan untuk keluar dari rumah mantan tunangannya yang sering berbohong, Charlotte.

Di tengah kemelut tersebut, seorang pegawai sementara dikirimkan oleh sebuah agen pencari kerja untuk bekerja pada Strike padahal Strike sama sekali tidak memiliki uang untuk membayar Robin Ellacott. Seorang wanita yang bersemangat ketika tahu kantor yang mempekerjakannya adalah kantor detektif.

Tiga bulan berselang sejak kasus bunuh diri Lula Landry yang menggemparkan London terjadi. Strike menerima klien yang tidak disangkanya, datang ke kantornya yang lusuh. Ia adalah John Bristow, kakak angkat dari Lula Landry. Ia percaya, bahwa adiknya itu tidak mungkin bunuh diri begitu saja karena hari di mana ia meninggal, Lula sama sekali tidak terlihat depresi dan ia ceria seperti biasanya. John juga percaya bahwa Lula didorong dari balkon flatnya oleh seseorang yang memang menginginkan kematiannya.

Kedatangan John seolah membawa angin segar pada Strike. Dengan berkas hutang yang sudah jatuh tempo dan pegawai sementara yang harus dibayar, Strike menerima pengaduan John dan mulai menyelidiki kasus Lula Landry mulai dari awal.

“Mereka hanya melihat apa yang ingin mereka lihat, mata mereka buta terhadap kebenaran tak terbantahkan yang tidak sesuai dengan harapan.” - hal. 85

Gak nyangka saya bisa menyelesaikan membaca The Cuckoo's Calling hanya dalam waktu dua hari saja. Walaupun buku ini berisi detail dengan deskripsi yang panjang, saya mendapati bahwa buku ini membuat penasaran sehingga saya terus saja membalik halamannya. Eh, tiba-tiba saat saya sadar, saya sudah ada di akhir buku :O

Awalnya bingung dengan judul yang dipilih oleh Robert Galbraith a.k.a. J.K. Rowling ini. Saat bukunya menginjak pertengahan, saya jadi tahu ternyata Cuckoo ini adalah panggilan sayang Lula yang sering disebut oleh temannya Guy Somé. Untuk desain sampul, saya senang GPU ternyata memakai sampul aslinya ketimbang mendesain ulang sampul baru karena di sampul ini kesan misteri dan gelapnya dapet banget.

Tentang kedua karakter utama dalam buku ini, yaitu Cormoran Strike dan Robin Ellacott mau tidak mau mengingatkan saya pada Sherlock Holmes dan John Watson... atau bahkan Harry Potter dan Hermione Granger. Bagaimana interaksi keduanya yang saling melengkapi untuk menyelesaikan kasus bunuh dirinya Lula Landry. Tentang karakter lain, saya akui tidak seluruhnya hapal karena karakternya lumayan banyak juga. Terutama beberapa orang dalam keluarga Landry (kecuali pamannya Tony). Selain info yang menyangkut Lula yang diinformasikan oleh beberapa orang dalam keluarga Landry, saya betul-betul tidak bisa membayangkan dan malah sering tertukar.

Untung saja Robert Galbraith ini memilih untuk memakai sudut pandang orang ketiga (Cormoran dan Robin) yang saya rasa pas untuk sudut pandang buku misteri. Tapi sayangnya, semakin ke belakang peranan Robin lebih banyak tenggelam dan hanya membahas sudut pandang Cormoran saja.

Untuk terjemahan The Cuckoo's Calling ini lumayan oke lah, walau haduh... ada beberapa kata umpatan yang janggal dan sepertinya sengaja dipakai untung mengimbangi bahasa aslinya. Lalu untuk ukuran bukunya yang besar dan gak biasa, bagi saya yang memiliki tangan kecil agak bikin repot dan sebal. Lumayan susah juga menggenggam saat membacanya.

Setelah The Casual Vacancy yang bikin heboh karena J.K. Rowling membuat buku di luar genre fantasi, hadirnya buku ini saya jadi gak kaget lagi. Cerita detektif The Cuckoo's Calling biasa aja menurut saya, seperti bagaimana cerita detektif klasik yang hanya dituntut untuk menyelidiki secara menyeluruh sebuah kasus. Kejutan yang ada, hanya pada twist ending yang disuguhkan oleh Galbraith. Walaupun agak ragu, saya sudah bisa menduga pelaku sebenarnya dari pembunuhan Lula Landry ini. Tapi plot yang dibangun dari awal sampai akhir membuat saya kagum akan kedetilannya. Deskripsi yang membosankan seolah-olah dapat dimaafkan saat klimaks terjadi.

Eh iya tambahan. Saya gak ngerti soal puisi sebetulnya, tapi puisi Christina Rossetti di bawah ini yang ada pada awal bukunya, saya suka :D

“Kenapa kau lahir saat salju membuat langit bungkuk?
andai saja kau tiba ketika musim dekut burung kukuk,
atau saat buah-buah anggur di tandan meranum hijau,
atau, setidaknya, saat kawanan burung camar berkicau,
sehabis menempuh perjalanan jauh yang ganas
menyelamatkan diri dari serangan musim panas.

Kenapa kau mati saat bulu-bulu domba dipangkas?
andai saja kau pergi ketika buah-buah apel ranggas,
atau saat gerombolan belalang berubah jadi masalah,
dan lahan gandum semata hamparan jerami basah,
dan napas angin berembus sangat berat
sebab semua hal indah tiba-tiba sekarat.” - hal. 7

4 bintang untuk duet Cormoran dan Robin.

"Kebohongan tidak akan masuk akal, kecuali kebenaran mengandung bahaya yang setara." - hal. 186

Literary awards:
- Goodreads Choice Nominee (2013)

Review ini diikutsertakan dalam:
1. Lucky No. 14 Reading Challenge (kategori Favorite Author)
2. 2014 TBRR Pile
3. Indiva Readers Challenge 2014

4 comments:

  1. Duh.. jadi inget udah beli buku ini dari kapan tau tapi belum sempet baca sampe sekarang... T.T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo dibaca bukunya, bagus kok. Gak bakalan rugi :D

      Delete
  2. wah, Tammyy.. tebal gini habis dilahap dalam 2 hari?! *bengong*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Habisnya penasaran, mbak. Jadi aja dikebut XD

      Delete