Editor : Herlina P. Dewi
Desain Cover : Ike Rosana & Felix Rubenta
Cetakan II, Oktober 2012
Penerbit : Stiletto Book
Tebal : 188 halaman
ISBN : 978-602-7572-05-8
Rating: 3 bintang dari 5
Sinopsis singkat dari belakang bukunya:
Mereka bicara tentang cinta, tapi juga tentang sakit hati karena cinta yang mengikat terlampau erat. Mereka bicara tentang rahim yang tak pernah menjadi tempat singgah seorang bayi mungil, tapi juga tentang perut membuncit yang bisa berarti akhir dari segalanya.
Mereka bicara tentang ketakutan pada ikatan pernikahan, tapi juga ketakutan menghabiskan seumur hidup mereka dalam kesendirian.
Mereka bicara tentang rasa egois seorang lelaki, tapi mereka mengakui tak bisa hidup tanpanya.
Ya, mereka 60 perempuan ini, berbicara tentang kisah hidup mereka. Di antara 30 kisah ini, yang manakah kisah hidupmu?
Review:
Udah lama kepengen beli buku ini, dan akhirnya waktu Stiletto Book ngadain diskon akhir tahun 2012 kemarin langsung beli barengan sama buku Winter to Summer. Lalu… buku ini menjadi pilihan pertama yang dibaca selain karena saya penggemar cerita-cerita pendek Mbak Lala Purwono, buku ini juga ramai dibicarakan di linimasa Twitter baik oleh penulisnya, penerbitnya, dan lainnya.
Buku ini berisi tiga puluh cerita pendek (atau lebih tepatnya obrolan) tentang (hampir) semua permasalahan kehidupan wanita, terutama tentang cinta. Dan dari keseluruhan tulisan, saya suka tulisan tentang Dinda. Mungkin karena cerita tentangnya disambung di bagian akhir. Jadi lebih meninggalkan kesan.
“Dan ketika waktu yang tepat tiba, kamu bakal tahu kenapa Tuhan menyuruhmu menunggu. You’ll know that God did everything for a wonderful reason.”
Seperti yang saya katakan, buku ini lebih seperti obrolan yang tidak sengaja kita dengar saat kita berada di angkutan umum, kereta, restoran, atau tempat umum lainnya. Sehingga feel-nya itu berasa kurang terasa bagi saya yang membaca.
Setelah membaca sampai akhir buku ini, saya sih berharap semoga Mbak Lala menuliskan sekuelnya, tentunya dengan cerita masing-masing yang lebih panjang, biar lebih mengena gitu. Jadi ceritanya engga cuma asal lewat aja.
“That some other things, like love. Is needed to be spoken.”
saya punya buku ini pas ada sale juga dari stiletto
ReplyDeletecerita yang keseharian namun karena singkat-singkat kurang ngena
pengen versi panjang gitu pengennya.