Judul : 18 Seconds (18 Detik)
Penulis : George D. Shuman
Penerjemah : Fahmi Yamani
Editor : Hariska
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Oktober 2011
Tebal buku : 407 halaman
Genre : Thriller, Psychic Suspense
ISBN : 978-979-22-7623-7
Rating: 3 bintang dari 5
Sinopsis :
18 detik. Sherry Moore, yang buta dan memesona, mampu “melihat”n18 detik terakhir memori orang mati dengan menyentuh mayat tersebut. kemampuan tersebut dimanfaatkan Letnan Kelly O’Shaughnessy untuk memecahkan kasus pembunuhan berantai dengan korban para wanita.
Dua wanita tersebut kemudian bergabung untuk memburu dan mengungkap identitas si pembunuh. Namun, tanpa disadari, merekalah yang diburu, sampai mereka terperosok lebih dalam ke sarang si pembunuh.
Serial Sherry Moore :
1. 18 Seconds (2006) – diterbitkan oleh GPU
2. Last Breath (2007)
3. Lost Girl (2008)
4. Second Sight (2009)
Review :
Awal mula kasus yang ada dalam buku ini adalah banyaknya laporan kehilangan sanak saudara dari para keluarga korban. Letnan Kelly O’Shaughnessy yang menangani kasus ini mengalami kesulitan. Kurangnya bukti, lalu tidak adanya berita apapun mengenai korban tersebut. Tapi beberapa tanda terlihat bahwa para korban tersebut mengalami penculikan bahkan pembunuhan.
Di tempat yang berbeda, Sherry Moore adalah seorang cenayang tuna netra yang bisa melihat 18 detik memori mayat sebelum orang tersebut meninggal. Ia beberapa kali membantu pihak kepolisian untuk menemukan pelaku kejahatan berdasarkan memori tersebut.
Mereka dipertemukan dalam kasus O’Shaughnessy yang saat ini ia tangani. O’Shaughnessy meminta secara Sherry secara khusus untuk membantu kasusnya. Tapi secara tidak sengaja mereka malah menjadi korban si pelaku.
Pertama membaca buku ini. Terus terang saya bosan. Shuman menulis beberapa deskripsi terlalu panjang dan bertele-tele. Saya membaca buku ini sampai harus sekitar dua minggu lebih. Dan sebelum buku ini pun, saya belum pernah membaca karya Shuman sebelumnya.
Buku ini menarik hanya pada saat bagian terakhir akan selesai. Klimaks dan anti-klimaksnya bagus. Saya pun ikut terlarut dalam beberapa bagiannya. Tapi jika ditilik secara keseluruhan, saya hanya bisa memberi nilai plus pada ide ceritanya.
No comments:
Post a Comment