Editor: Prisca Primasari
Proofreader: Christian Simamora
Penerbit: GagasMedia
Cetakan kedua, 2013
Tebal: 446 halaman
ISBN: 979-780-631-6
Rating: 3,5 dari 5 bintang
Harga: Rp. 46.750 di Bukukita
Blurb:
"Semua orang pernah patah hati. All you have to do is move on."
Aku selalu mengira tak akan bisa hidup tanpa cintanya. Aku lupa, semua luka perlahan-lahan akan sembuh juga. Biarkan saja waktu yang menjadi obatnya.
Saat itu akan tiba, ketika aku benar-benar menerima kenyataan bahwa kini tak ada lagi 'kita'. Sekarang hanya aku, minus dirinya. DIa pergi terlalu lama dan aku terlalu bodoh terus-terusan memikirkan dirinya. AKu bisa hidup tanpa kenangan dan senyumannya. Kalau sebelum mengenal dia saja aku bisa bahagia, apa bedanya bahagia setelah tanpa dirinya?
Aku pasti akan jatuh cinta lagi. Suatu hari nanti... dan dengan yang lebih baik dari dirinya.
Review:
Syiana berusaha sekuat tenaga untuk melupakan mantan pacarnya yang telah berselingkuh di belakangnya, Yudha. Ia sampai rela terbang jauh dan ditugaskan oleh kantornya ke Hongkong untuk sejenak menghilangkan bayangan Yudha dari pikirannya. Tapi ternyata ia salah, ia kembali dipertemukan dengannya di salah satu cafe di Hongkong. Tanpa melihat ke belakang, ia meninggalkan Yudha dan teman-temannya di cafe tersebut dan melangkah pergi menuju salah satu bar.
"Setiap orang itu patah hati. All you have to do is move on." - hal. 51
"Karena kamu harus membedakan dua hal tersebut. Relieved itu datangnya dari otak tapi perasaan itu dari hati. Walaupun otak kamu bilang itu adalah hal yang melegakan, tapi perasaan sakit itu belum tentu hilang." - hal. 218
Mengabaikan pesan temannya untuk tidak mabuk di negeri orang, Syiana malah minum 3 pint Erdinger untuk melupakan kejadian sebelumnya. Tanpa sengaja takdir baru menghampirinya, di sana ia tak sengaja bertemu dengan seorang laki-laki yang belakangan diketahuinya adalah seorang personel band Dejavu, Ferdian Risjad. Ferdian atau Ian yang kemudian mendekati Syiana malahan pelan-pelan membuat hati Syiana luluh. Tapi ketakutan kejadian yang lalu akan terjadi kembali membuat Syiana menahan diri agar tidak jatuh cinta.
"Ada hal-hal dalam hidup yang lo tahu bahwa itu adalah sebuah kesalahan tapi lo nggak akan benar-benar tahu bahwa itu adalah sebuah kesalahan. Karena satu-satunya cara untuk mengetahui bahwa hal tersebut merupakan kesalahan adalah dengan membuat kesalahan itu terjadi." - hal. 49
Awalnya saya clueless sewaktu membeli buku ini. Untuk buku-buku terbitan GagasMedia saya lebih tertarik dengan sampul bukunya daripada membaca blurb di belakangnya yang jarang sekali saya lakukan, karena memang blurb-nya itu kadang suka gak nyambung sama bukunya. Jadi saya memutuskan membeli buku ini pertama karena unsur musiknya (di sampulnya tergambar jelas), rating di Goodreads, dan beberapa review yang menyanjung buku ini.
Restart mengambil sudut pandang orang pertama (Syiana) dengan alur maju dan mundur. Plotnya padat, bahasanya mengalir, dan beberapa kalimatnya quotable banget. Untuk setengah buku awal saya menikmati sarkasnya Syiana dan charming-nya Ian, tapi semakin ke belakang saya merasa ceritanya terlalu dipanjangkan ke mana-mana sampai agak membosankan.
Kalau bukan karena penulisnya yang menyinggung tentang Fedi Nuril di bagian ucapan terima kasihnya, maka saya tidak akan membayangkan sosok Ferdian sebagai Fedi Nuril. Hihihi... ini sepenuhnya hanya penilaian saya aja. Tapi ya... semakin ke belakang semakin mirip.
Bagian yang paling saya suka itu adalah bagian dimana saya membaca lirik You're the Place I'll Come Home to. Terus tentang nama acara yang disponsori oleh bank-nya Syiana itu kok mirip sama tagline iklan sampo, Rise and Shine *abaikan* :p
Untuk ending, entah kenapa saya berpikirnya klise dan cheesy ala-ala sinetron. Pastinya ada jalan lain lah walau tidak harus seperti itu. Tapi untuk keseluruhan saya menikmati membaca buku ini. Cocok dijadikan bacaan ringan selama akhir pekan. Jadi pengin baca buku Nina lagi yang lain :D
"The only one who is responsibles for the way your life works out is you. Kamu nggak bisa mengubah masa lalu, tapi kamu bisa bertanggung jawab terhadap masa depan kamu. All it takes is a decision." - hal. 267
No comments:
Post a Comment