Pages

Tuesday, October 22, 2013

[Book Review #35] Selamat Datang, Cinta

Penulis: Odet Rahmawati
Penyunting: Mita M. Supardi
Proofreader: Jumali Aridinata
Penerbit: GagasMedia
Cetakan pertama, 2013
Tebal: 224 halaman
ISBN: 979-780-667-7
Rating: 2,5 dari 5 bintang
Harga: Rp. 35.000 (beli di Gramedia Ekalokasari Bogor) atau bisa juga beli di Bukukita Rp. 29.750

Blurb:

Bisakah kau berhenti bersedih?
Lalu, lihat aku yang selalu bersamamu.
Bisakah berhenti memunggungi masa depan?
Percayalah, semua akan baik-baik saja selama kau bersamaku.
Kau butuh kepercayaan untuk membunuh semua keraguan.
Dan aku... membutuhkan kesempatan untuk mengajakmu bahagia di hari selanjutnya.

Kurasa, ini waktu yang tepat untuk berpindah hati.

Review:

Tadinya saya mau membaca buku ini untuk posbar BBI bulan Oktober. Tapi ternyata penulisnya sebelum ini sudah menulis buku kumpulan cerpen. Jadi ya sudahlah... saya baca aja selama weekend kemarin.

Alona kehilangan orang tuanya saat kecelakaan merenggut nyawa mereka saat ia duduk di bangku sekolah menengah atas. Alona pun kehilangan Galih, kekasihnya, karena ia lebih memilih perempuan lain dibandingkan dirinya. Saat ini, Alona tinggal di Yogyakarta dengan mandiri dan mengelola sebuah butik yang sedang maju pesat.

Bastian adalah teman kecil Alona. Ia memiliki segalanya yang Alona inginkan, yaitu kedua orang tua dan keluarga yang menyayanginya. Tapi ternyata Bastian malah rela melepaskan semuanya dan kabur dari rumahnya di Jakarta.


"Disakiti sama orang yang kita sayang itu lebih menyakitkan. Ketimbang sama orang yang benci sama kita." - hal. 59 

Alona kaget saat suatu hari menerima kabar bahwa Bastian telah kabur dari rumah dan beberapa hari kemudian ia menemukannya dalam keadaan babak belur karena terlibat perkelahian saat ia sedang mabuk. Dan untuk sementara Bastian tinggal di rumah Alona di Yogyakarta, untuk menyembuhkan luka luarnya sekaligus luka hatinya. Di satu titik, hadirnya Alona bagi Bastian membuatnya sadar akan cinta dan syukur. Jawaban yang dicari-cari Alona selama ini pun akhirnya terjawab juga. 

"Tuhan memberikan kita sebuah kehilangan untuk digantikan dengan hal yang baik. Bahkan, terkadang hingga melebihi dari yang kita harapkan." - hal. 98

Beberapa hari lalu saya melihat salah satu tweet akun @fiksimetropop yang mengatakan kalau sampul bukunya Gagas sekarang setaraf internasional dan serasa melihat buku-buku luar. Yap... saya setuju dengan Mas Ijul, karena saya melihat sampul buku Selamat Datang, Cinta ini setipe dengan novel-novel luar. Itu juga yang menjadikan saya untuk membeli bukunya. Mau dibilang banci-kaver juga gak apa-apa deh, karena memang pandangan pertama saya pada sebuah buku selain sinopsis, nama besar penulis, review di Goodreads, pasti karena sampul bukunya :p

Pada saat GagasMedia mengumumkan penulis debutnya, mata saya tertuju pada nama penulis buku ini, Odet Rahmawati. Sebelumnya saya tahu Odet dari cerpennya saat sama-sama menulis pada proyek #15HariMenulisFF yang digagas oleh Mbak Wangi dan Mas Momo. Saya juga pernah membaca beberapa kali cerpennya. Nah, karena alasan itu juga saya membeli buku ini.

Saya menemukan buku ini mengambil tema yang simpel. Tentang kehilangan, ikhlas, dan bersyukur. Terdiri dari 13 bab dengan alur maju dan mundur dan mengambil sudut pandang orang ketiga jamak. Untuk deskripsi, Odet jago menjabarkan setiap pemikiran dari setiap karakternya. Tapi terlalu banyak deskripsi dan minim dialog juga malah membuat novel ini terasa sepi, datar, dan terasa seperti berputar-putar di masalah yang sama. Konfliknya kurang greget dan beberapa plotnya terasa kurang dieksplorasi lebih lanjut.

Untuk typo... agak lumayan juga. Ada beberapa tanda baca yang hilang, ada beberapa salah ketik, ada kata yang salah penggunaan akhirannya, ada beberapa kalimat tidak efektif yang lolos dari proses penyuntingan. Dan yang menurut saya agak aneh adalah penggunaan kata 'mendongkak' yang tidak sesuai konteks pada halaman 6. Di KBBI dongkak itu berarti melompat, menerjang, mendompak. Mungkin seharusnya pada kalimat tersebut menggunakan kata mendongak dari asal kata dongak yang berarti mengangkat wajah. Selain dari pada itu, selebihnya oke saja. Jenis hurufnya rapi, nyaman di mata, jadi saya nyaman-nyaman saja membaca buku ini sampai akhir.

Untuk karakter, saya suka dengan Alona yang kalem. Ia masih tetap bisa bersyukur dibalik kehilangannya, tabah, sabar, dan dalam buku ini ia memiliki peranan yang baik bagi Bastian dalam menghadapi masalahnya. Ending-nya manis, walau klise dan sudah bisa ditebak dari awal. Selamat untuk Odet atas buku debutnya, ditunggu buku-bukunya yang lain :)

No comments:

Post a Comment