Pages

Tuesday, January 14, 2014

[Book Review #63] Generasi 90-an

Penulis dan Ilustrator: Machella FP.
Cetakan Kedua, Maret 2013
Penerbit: POP (lini produk KPG)
Tebal buku: 144 halaman
ISBN: 978-979-91-0536-3
Rating: 4 dari 5 bintang
Bisa didapatkan di: bukukita

Blurb:

Bahagia itu sederhana, nostalgia salah satunya, dan buku ini menjadi mesin waktunya.

Tiada kesan nostalgia bersama teman tanpa kehadiran buku "Generasi 90an".

Review:

Waktu pertama kali tahu ada buku ini, ngeblank dulu sih pas lihat bukunya. Isinya kira-kira apaan ya sampai orang-orang pada suka. Terus tahu buku ini juga sebetulnya dari chat member Bajay Jabodetabek yang rusuh waktu ada LPM obralan. Beberapa kali sih saya cuek aja, tapi lama-lama tertarik juga karena kebanyakan pada pengin punya buku ini. Nah, gara-gara itu saya juga jadi penasaran. Jadi waktu Chei LPM ke Daan Mogot terus nawarin buku ini, saya langsung aja nyamber.

Isi review ini juga kemungkinan sebagian besar adalah curcol. Ya… karena memang sebagian besar dari isi buku ini adalah kenangan saya dan sebagian orang di tahun 90-an.
Sebagai perkenalan, buku ini mengambil tema 4W untuk menjelaskan apa Generasi 90-an itu. Yaitu, Who, What, Where, dan When *jadi kaya pelajaran di sekolah dulu* *krik-krik*

1. Who
Jadi ceritanya, Generasi 90-an itu adalah semua yang pernah mengalami pertumbuhan di era tahun 90-an dan masih duduk di bangku sekolah (SD-SMP-SMA).

2. What
Katanya sih mau buku ini mau membahas hal-hal yang menghibur saat era 90-an tersebut.

3. Where
Kalo ditanya tempatnya, tentu saja jawabnya Indonesia.

4. When
Buku ini membahas mengenai memori dalam kurun waktu tahun 1990-1999.

Beberapa arti Generasi 90-an yang diambil dari bukunya.
1. Generasi di mana imajinasi lebih mendominasi daripada teknologi.
2. Generasi MTV *huahaha bener*
3. Saat apel dan blackberry hanya  buah.
4. Generasi yang masih bisa happy walau belum ada Wi-Fi
5. Dan lainnyaaaa…

Mulai dari halaman ke-4 buku ini, saya sudah mulai senyum-senyum sendiri saat melihat adanya BP-BP-an dan mainan mancing ikan. Walau saya belum pernah main inline skate dan punya tamagochi, saya paling ingat dengan kedua mainan tersebut. Dulu saya punya BP-BP-an sampai satu dus sepatu yang saya pikir sekarang itu cukup banyak dan juga cukup boros. Nah, untuk yang mainan mincing ikan itu, kalo main berdua dengan adik bawaannya mau menang sendiri terus, gak bakal dipinjemin sampe adik saya nangis. Wkwkwk.

Saya suka dengan konten yang ada di dalam buku ini. Mulai dari acara TV yang saat itu menjadi tren sampai makanan ringan yang dulu favorit banget. Penulis buku ini benar-benar NIAT. Apalagi waktu saya lihat jadwal acara RCTI waktu itu yang lebih mendidik daripada jadwal acara TV sekarang ini. Karena menurut saya, acara musik dengan penonton yang dibayar untuk goyang-goyang itu enggak banget. Mending nonton Kata Berkait, Keluarga Cemara, atau nonton maraton kartun aja setiap hari minggu.


“Gak ada yang abadi di dunia ini. Kecuali Doraemon minggu pagi.” – hal. 22

Yup.. itu benar sekali. Walaupun Doraemon tayang sudah berpuluh-puluh tahun dan mereka gak tua-tua, tapi tetap aja gak bosen untuk nontonnya. Apalagi setelah Doraemon itu biasanya Dragon Ball di Indosiar. Jadi kalau udah hari minggu, yang namanya remote TV gak boleh ada yang lain pegang.

Untuk urusan sinetron pun dulu itu sesuai porsinya. Tapi gak tahu kenapa ya, dulu itu waktu kecil saya sama sekali gak tertarik nonton sinetron. Beda dengan anak jaman sekarang yang udah dicekokin sinetron terus dan frekuensi sinetron di TV lokal itu sekarang lumayan banyak dengan penonton mulai dari anak kecil sampai orang dewasa padahal kadang genre sinetron yang ditonton itu sama sekali gak cocok untuk anak-anak. Iya… ini curcol. Kan saya udah bilang dari awal :p

Fakta yang saya tahu setelah baca buku ini ternyata sinetron Tersanjung itu bisa bertahan sampai 7 season. Waw banget deh :))

Overall, saya suka buku ini walau sebenarnya halamannya kurang banyak dan Cuma mengangkat hal-hal umum aja yang terjadi di tahun 90-an. Dibandingkan dengan jaman sekarang yang serba teknologi, entah kenapa saya lebih bahagia karena bisa hidup di jaman tahun 90-an di mana saya biasa main di sungai sambil nyari ikan-ikan kecil, gak tergantung sama gadget dan lebih sering main di luar daripada ngerem diri di dalam rumah.

Literary Award:
Anugerah Pembaca Indonesia Nominee untuk Penulis dan Buku Non-Fiksi Terfavorit - Shortlist & Sampul Buku Non-Fiksi Terfavorit - Shortlist (2013)

Review ini diikutsertakan dalam:
- Lucky No. 14 Reading Challenge, kategori Walking Down the Memory Lane

1 comment:

  1. wah nemu blog yang hobi review buku nih,, bagus.. jadi bisa nyari2 buku yg sesuai nih :D

    ini buku bagus, tp sepakat, kurang tebel~ saya jadi ngerasa flashback jaman 90 an dulu hahaha.. ketawa ketawa sendiri pas baca..

    izin follow ya, izin folbek juga di rainbowmaniswriting.blogspot.com :) terima kasih

    ReplyDelete