Pages

Thursday, October 17, 2013

[Book Review #31] Gone: Tiada

Penulis: Lisa McMann
Penerjemah: Rosemary Kesauly
Penyunting: Dini Pandia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan I, Oktober 2010
Tebal: 216 halaman
ISBN: 978-979-22-6286-5
Rating: 3 dari 5 bintang
Harga: Rp. 15.000 (dari shocking sale di Gramedia Matraman)

Blurb:

Janie mengira ia tahu masa depannya. Dan ia merasa bisa menerimanya meskipun muram.

Namun ia tidak ingin menyeret Cabel.

Janie tahu cowok itu akan setia mendampinginya meskipun tahu apa yang akan terjadi. Cabel memang menakjubkan. Karena itu Janie justru harus pergi.

Lalu seseorang hadir dalam hidup Janie---dan segalanya jadi kacau. Masa depan yang sudah diketahuinya sekarang berubah. Sendirian, ia harus memutuskan mana pilihan terbaik di antara yang buruk. Dan sementara itu waktu terus berjalan.


Review:

Bagi yang belum baca buku sebelumnya dari seri Dream Catcher ini saya sarankan untuk tidak melanjutkan membaca review ini. Karena kemungkinan saya akan menulis review yang akan menjadi spoiler buku sebelumnya. Review Wake dapat dilihat di sini, dan review Fade dapat dilihat di sini.

Beberapa bulan berselang dari penangkapan Mr. Durbin di pesta tak terkendalinya. Penyamaran Janie dan Cabel akhirnya diungkap pada publik pada saat persidangan mengenai kasus tersebut. Ia menerima opini negatif dan positif dari orang-orang di sekitarnya, bahkan beberapa komentar membuatnya tertekan. Akhirnya atas penawaran Cabel, Janie pergi berlibur ke rumah kakaknya Cabel.


"Aku membiasakan diri dengan kehidupan seperti ini. Takkan pernah tersedot ke dalam mimpi orang lain lagi." - hal. 140

Namun liburan itu tidak selesai seperti yang telah direncanakan, karena tiba-tiba Carrie menelepon dan mengabarkan bahwa ibunya ada di rumah sakit. Janie panik. Ia langsung pergi ke rumah sakit yang dikatakan oleh Carrie. Tapi anehnya, nama ibunya tidak terdaftar di rumah sakit tersebut. Kenyataan lain menghampirinya... ternyata laki-laki yang berada di rumah sakit tersebut yang juga dibesuk oleh ibu Janie itu ada hubungan dengannya. Dan melihat apa yang terjadi pada laki-lakinya, sedikit banyak ia tahu seperti apa dirinya kelak.
 
"Segala sesuatu terus bergerak ke arah yang satu atau ke arah yang lain. Hubungan, kemampuan, penyakit, ketidakmampuan, pengetahuan." - hal. 215

"Rasanya luar biasa memiliki orang yang persis sepertinya. Orang yang memahaminya." - hal. 156

Buku ketiga ini rasanya mimpi-mimpi yang Janie masuki semakin kelam. Ia juga semakin sulit keluar dari mimpi tersebut. Rekor terlama Janie dalam 1 mimpi bisa satu setengah jam *gasp* saya sampai khawatir Janie cepat menjadi buta gara-gara ini.

Sama seperti buku-buku sebelumnya, Lisa Mcmann masih mencantumkan tanggal dan jam dalam setiap bagiannya. Dalam buku ketiga ini, hal itu jadi sangat membantu. Terutama untuk mengetahui seberapa lama waktu berlalu saat Janie memasuki sebuah mimpi. Bahasa terjemahannya juga masih mengalir, sehingga mudah bagi saya untuk membacanya dalam waktu singkat.

Bagian yang saya suka adalah saat saya mengetahui tentang asal-usul Janie dan bagaimana bakat penangkap mimpi itu ternyata bisa diturunkan. Bagian yang menurut saya gak penting adalah bagian dimana Janie masih berhubungan dengan Kapten Kominsky tapi tidak benar-benar bekerja dalam suatu kasus. Janie dan Cabel masih secara teratur datang untuk menemui Kapten untuk hal yang sama sekali gak jelas.

Emosi Janie di sini benar-benar labil. Di satu saat ia menginginkan ini, di saat yang lain ia justru ingin melepaskan. Haduh...

Setelah di buku kedua yang banyak adegan romantis Janie dan Cabel di mana-mana. Di buku ini justru sepi. Agak aneh jadinya. Dan saya dibuat setuju dengan review Tatiana di Goodread yang bilang kalau buku ini gak ada misterinya, gak ada cinta, dan gak ada emosi yang benar-benar nyata.

Saya juga sedikit kecewa dengan buku ini, sepertinya harapan saya terlalu tinggi untuk penutup seri Dream Catcher ini. Setelah buku kedua yang lumayan seru, buku ini malah menurun keasyikannya. Jadi jika diabaratkan, ketiga buku Wake, Fade, dan Gone itu seperti sebuah kurva. Wake ada di titik awal yang menanjak, Fade adalah puncak kurva, dan Gone adalah titik akhir yang menurun dengan ending yang biasa saja dan terkesan dipaksakan. Tapi setidaknya saya tahu mengenai asal-usul Janie dan dari mana kekuatan tersebut berasal. 3 bintang untuk Gone.

Literary award:
- Goodreads Choice Nominee for Goodreads Author (2010)

No comments:

Post a Comment