Pages

Friday, November 29, 2013

[Book Review #48] The False Prince (The Ascendance Trilogy #1)

Penulis: Jennifer A. Nielsen
Penerjemah: Cindy Kristanto
Penyunting: Primadonna Angela
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan 1, September 2013
Tebal: 392 halaman
ISBN: 978-979-229-832-1
Rating: 3,5 dari 5 bintang
Status buku: buntelan dari #ResensiPilihan Gramedia
Harga: Rp. 51.000 di bukukita.com

Blurb: 

Empat anak laki-laki diculik. Empat anak yang penampilannya amat sangat mirip.

Sage, salah satu di antara mereka, membongkar fakta di balik penculikan itu––bahwa ada yang akan dipilih untuk berperan menjadi pangeran yang hilang––ia tahu bahaya sekarang menghadang.

Sage sadar hanya ada satu cara supaya ia bisa bertahan dalam permainan penuh kebohongan dan kelicikan ini. Ia harus menjadi sang pangeran… Atau ia akan dibunuh.

Review:

Suatu hari saat Sage sedang melancarkan aksi pencuriannya ia diculik secara paksa oleh seseorang pria bernama Conner dan dua orang suruhannya, Mott dan Cregan. Karena walaupun pria tersebut telah membayar kebebasan Sage dari panti asuhan tempat tinggalnya, Sage tetap dibawa dengan paksa oleh mereka.

Sage dikumpulkan bersama ketiga anak lelaki lainnya, Latamer, Tobias, dan Roden. Di tengah jalan, Conner malah membunuh salah satu anak lelaki tersebut. Latamer yang malang dibunuh Conner karena kondisi fisiknya yang sakit-sakitan.


"Jadi yang pertama akan kulakukan adalah menawarkan kepada kalian kesempatan untuk pergi. Kalian dapat pergi tanpa rasa sesal atau merasa pengecut. Aku sudah berterus terang tentang bahaya dan imbalannya. Jika kalian merasa hal ini bukan untukmu, maka inilah kesempatan kalian untuk pergi." - hal. 32

Carthya dipimpin oleh Raja Eckbert dan Ratu Erin. Raja dan ratu memiliki dua orang anak lelaki, yaitu Pangeran Darius dan Pangeran Jaron. Namun, Pangeran Jaron dikabarkan hilang bahkan meninggal karena kapal yang dinaikinya diserang oleh bajak laut. Lalu ada juga desas-desus mengenai tiga anggota kerajaan yaitu Raja Eckbert, Ratu Erin, dan Pangeran Darius telah meninggal. Dan akhirnya Conner memberi tahu rencananya yang sesungguhnya.

Ia akan memilih di antara Sage, Tobias, dan Roden untuk berpura-pura menjadi Pangeran Jaron dan menghalangi Veldergrath sebagai regen utama untuk naik takhta sekaligus berkuasa atas Carthya.


"Yang paling menyedihkan adalah tidak akan ada seorang pun yang akan kehilangan kita saat kita mati. Tidak ada keluarga, tidak ada teman, tidak ada yang menunggu di rumah." - hal. 94

Saya dapat buku ini dari hadiah Resensi Pilihan yang diselenggarakan oleh Gramedia. Alhamdulillah... hadiah yang diberikan adalah memang buku yang saya mau :D

Saya sempat melihat bahwa buku ini sering dibicarakan di Goodreads dan beberapa orang juga merekomendasikan buku ini pada saya. Akhirnya karena penasaran, saya menggeser antrian buku timbunan sebelumnya yang menumpuk dan membaca buku ini.

Tema yang dipilih Mrs. Nielsen untuk Young Adult agak lain dari yang lain. Beliau menghadirkan intrik perebutan kekuasaan dan cara-cara yang digunakannya dalam buku ini. Untuk awal membaca buku ini memang agak bingung dengan beberapa penjelasan dan banyaknya tokoh yang ada, serta sulitnya membedakan mana Tobias dan mana Roden. Tapi karena terjemahannya mudah diikuti, semua itu bisa saya ketahui sedikit demi sedikit dengan membaca bukunya.

Kandidat pertama Pangeran Jaron adalah Sage yang merupakan tokoh utama buku ini. Sage diceritakan sebagai anak yatim piatu yang sering melakukan pencurian karena kebutuhan perutnya. Ia adalah seorang pembangkang, banyak akal, dan seorang penipu ulung, sekaligus menipu saya. Hehehe... ia mampu menipu semua orang sampai membuat saya terheran-heran.

Tobias itu adalah salah satu kandidat Pangeran Jaron yang cerdas namun lemah jika harus menggunakan fisik. Dan yang terakhir adalah Roden. Ia kuat secara fisik dan permainan pedangnya pun lihai. Tapi sayang, ia tidak bisa membaca.

Di antara ketiga calon Pangeran Jaron (minus Latamer) pilihan Conner, saya memfavoritkan Sage karena sikapnya yang terus-terusan melawan Conner membuat saya senang karena Sage tidak mudah melaksanakan semua yang diperintahkan Conner seperti Tobias dan Roden. Tokoh yang paling saya sebal itu... Conner. Duh... rasanya pengen tujes-tujes dia. Kadang jahat, kadang keliatan baik walau kalau dipikir sekali lagi semua kebaikannya memang ada maksud terselubung.


Ending buku ini twist dan saya tidak membayangkan akan jadi seperti itu. Agak kecewa juga dengan penyelesaian masalah di ending juga mudahnya Pangeran Jaron terpilih mengeksekusi beberapa rintangannya. Jadi emosi saat saya menyelesaikan buku ini... terasa datar, padahal saya menikmati membaca sebagian besar halaman dalam bukunya. Itu juga yang membuat saya menurunkan bintang. Untuk Sage... 3,5 bintang aja ya :|

Typo:
1. Hal. 25 - "Katamu akan kau akan membunuh siapa pun yang berusaha melarikan diri."
2. Hal. 119 - "Siapa yang menjadi melayani pakaianku sekarang?"

8 comments:

  1. ini juga salah satu buku pilihanku waktu menang ResPil, tapi dapetnya malah Fire.
    Tapi review di gutritnya mayan bagus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, memang bagus rating dan beberapa reviewnya. Mbak Lina coba aja baca, mungkin kesanku sama Mbak Lina beda XD

      Delete
  2. huwaa jadi tertarik mau baca juga >.<

    ReplyDelete
  3. kok bisa sulit membedakan Tobias/Roden? Shifting POV kah?

    Btw, pinjem dong :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Engga, bukunya pake POV1 (Sage). Susah dibedain itu pas awal-awalnya aja, lama-kelamaan bisa kok :v

      Boleh kalo mau pinjem. Mide ada WA atau BBM? Emailin ke aku aja nomornya, ntar ngobrol di situ~ :D

      Delete