Wednesday, January 8, 2014

[Book Review #61] Ruby Red

Penulis: Kerstin Gier
Penerjemah: Fransisca Paula Imelda
Penerbit: Elex Media Komputindo
Cetakan I, 2013
Tebal: 320 halaman
ISBN: 978-602-02-1422-1
Rating: 4 dari 5 bintang
 

Bisa didapatkan di: Bukukita

Blurb:

Gwendolyn Shepherd yang malang, sepupunya Charlotte yang cantik menawan telah dipersiapkan seluruh hidupnya untuk menjelajahi waktu. Dan tanpa diduga-duga, Gwendolyn, di tengah jam pelajarannya tiba-tiba melompat ke zaman yang berbeda!

Gwendolyn kini harus mengungkap misteri dari kebohongan ibunya tentang tanggal lahir dan kemampuannya, menggali kisahnya, dan bekerja sama dengan Gideon, penjelajah waktu seperti dirinya yang berada di garis keturunan laki-laki, dan kehadirannya, saat ini, sangat menyebalkan tapi juga sangat penting. Bersama, Gwendolyn dan Gideon melakukan perjalanan waktu untuk mengungkap, siapa di abad ke-18, di London saat itu, yang bisa mereka percaya.


Review:

Di dalam gen keluarga Gwendolyn Shepherd atau Gwen mengalir darah penjelajah waktu yang telah diramal dari beberapa abad yang lalu akan lahir pada tanggal 7 Oktober 1994. Sepupu Gwen, Charlotte dipersiapkan untuk menjelajahi waktu sejak ia kecil karena ia lahir pada tanggal yang diramalkan tersebut. Charlotte mengalami gejala awal penjelajah, yaitu pusing-pusing yang terus menyerangnya selama beberapa hari itu. Tapi ternyata Charlotte masih berada di jaman sekarang, Gwen lah yang melompat.

Gwen sama sekali tidak dipersiapkan untuk menjadi penjelajah. Ia panik pada saat kali pertamanya berpindah. Ia juga tidak tahu harus bagaimana. Dan semua pertanyaan dalam kepalanya bermunculan. Mengapa bukan Charlotte yang berpindah tetapi malah dirinya? Pada awalnya, Gwen menyembunyikan kenyataan itu dan hanya bercerita pada sahabatnya, Leslie. Tapi pada saat Leslie melihat Gwen hilang di hadapannya, Leslie bersikeras memaksa Gwen untuk mengatakan hal tersebut pada ibunya, Grace. Dari Grace, rahasia mengenai kelahirannya terungkap.


"Setiap penjelajah waktu yang berjumlah dua belas orang telah disusun menurut baru mulia. Dan kau adalah Rubi, si permata merah." - hal. 101

Di antara kedua belas orang tersebut. Gen penjelajah waktu itu dibawa di garis keturunan keluarga dari Gwen di mana semua pewaris gen tersebut adalah perempuan, sedangkan sisanya dibawa oleh garis keturunan laki-laki di keluarga de Villiers.

Gwen akhirnya diperkenalkan kepada penjelajah waktu lain dan diberitahu tentang misi yang mereka bawa. Salah satu dari mereka adalah Gideon de Villiers, seseorang yang menarik perhatian Gwen dari pertama kali ia melihatnya. Ia dipasangkan dengannya untuk mengemban misi ke masa lalu untuk melengkapi kronograf dengan darah kedua belas penjelajah waktu.


"Gwendolyn Shepherd! Sekarang kau adalah bagian dari rahasia kuno. Dan akan tiba saatnya untuk kau belajar memahami misteri ini." - hal. 137

Pertama kali melihat buku ini, saya beneran gak tertarik. Sampul bukunya engga banget dan saya pikir ini adalah buku historical romance karena di bawah judulnya ada tulisan "Cinta Sepanjang Masa". Oke... saya salah. Buku ini bukan hisrom, justru ternyata buku ini adalah YA dengan tema time travel. Saya sampai antusias ingin baca setelah baca sinopsisnya.

Tema yang diangkat adalah tentang penjelajah waktu dengan bumbu roman. Gak terlalu banyak buku tentang tema itu dan gak tahu kenapa saya malah ingat tentang film Back to the Future saat membaca buku ini yang kebetulan juga disinggung-singgung di dalam bukunya.

Agak sulit juga membuat review ini tanpa spoiler, karena masih banyak pertanyaan saya yang belum terjawab setelah selesai membaca buku ini.

Ruby Red memiliki alur maju mundur dengan sudut pandang orang pertama tunggal (Gwen). Saya merasa pas dengan POV yang diambil oleh penulisnya. Sisi misteri buku ini semakin membuat saya penasaran dan ingin terus membalik halamannya untuk membaca sampai habis. Gwen ini tipikal remaja normal lainnya dan cerita tentang kesehariannya pun ditulis dengan natural. Kadang celetukan-celetukan spontan keluar dari mulut Gwen dan Leslie yang membuat saya beberapa kali tertawa. Interaksi antarkarakter pun dituliskan dengan baik. Gideon pun di sini lumayan. Dia itu tipe cowok yang semakin hari semakin membuat tertarik. Namun saya entah kenapa, selalu curiga dengan Ordo Lingkaran Dalam yang terlibat dalam misi untuk membuat lengkap kronograf itu. Walaupun mereka memang membantu mempersiapkan segala keperluan penjelajah waktu agar tidak mengubah sejarah yang sudah ada.

Sebetulnya nama Gwendolyn itu mewakili tema time travel-nya. Tapi saya sih merasanya agak terlalu jadul untuk nama cewek di jaman sekarang. Mungkin juga itu menjadi pertimbangan di buku versi Inggrisnya, Gwendolyn diubah menjadi Gwyneth. Haha... ini jelas kesimpulan pribadi saya saja.

Untuk terjemahan, sebetulnya bagus. Kata-kata dan kalimat yang dipilih membaur dan menyatu dengan rapi. Namun, saya menemukan beberapa kalimat yang tidak pas, salah kata, dan kata demi kata yang rapat tanpa spasi. Selebihnya, tidak masalah. Jenis dan ukuran hurufnya cukup nyaman, dan saya suka dengan warna huruf-hurufnya yang berwarna cokelat bukannya hitam seperti buku lainnya :D

Ending-nya benar-benar bikin saya penasaran. Gimana engga, kalimat terakhirnya itu seperti dipenggal tiba-tiba. Setelah membaca epilognya, saya justru kembali lagi ke awal untuk membaca prolognya. Dan... saya mendapatkan beberapa asumsi yang membuat bikin saya semakin penasaran membaca Sapphire Blue. Buku ini sukses membuat saya mengalami book hangover pertama di tahun 2014 :))

Ruby Red juga ternyata sudah diadaptasi ke dalam layar lebar di Jerman dan dirilis pada tanggal 14 Maret 2013. Berburu filmnya ah~





Review ini diikursertakan dalam:
- New Author Reading Challenge 2014
- 2014 TBRR Pile Reading Challenge (kategori Movies vs Books)
- Lucky No. 14 Reading Challenge
- Young Adult Reading Challenge 2014

2 comments:

  1. oh ternyata sudah diadaptasi ya? Mau nyari filmnya juga ah,. Udah baca bukunya, dan seruuu. ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah nonton filmnya ^_^,. dan kuping ini gatal karena bahasa Jerman yang digunakan. Dan gak ada satu pun yang dimengerti. Filmnya cukup seru.

      Delete