Wednesday, July 9, 2014

[Book Review #104] Divergent

Penulis: Veronica Roth
Penerjemah: Anggun Prameswari
Penyunting: Esti Budihabsari
Penerbit: Mizan Fantasi
Seri: Divergent Trilogy
Cetakan kedua, April 2014 (movie tie-in)
Tebal: 540 halaman
ISBN: 978-979-433-809-4
Rating: 4 dari 5 bintang
Bisa didapatkan di: Bukukita

Blurb:

Di dunia masa depan, manusia dipisah-pisahkan oleh berbagai faksi bergantung pada kecenderungan sifat alamiah mereka.

Tris Prior adalah seorang Divergent. Dia tak cocok dengan faksi apa pun yang ada di masyarakat.

Ketika dia menemukan ada konspirasi untuk memusnahkan semua Divergent, Tris harus mengungkap mengapa Divergent dianggap berbahaya, sebelum semuanya terlambat (Goodreads).

Review:

Berawal dari beberapa puluh tahun yang lalu, leluhur seluruh faksi menyadari bahwa perang bukan disebabkan oleh ideologi politik, kepercayaan religius, ras, atau nasionalisme. Mereka yakin, itu disebabkan oleh sifat dasar manusia yang cenderung untuk berbuat jahat. Maka, mereka memutuskan untuk membagi dunia dalam lima faksi yang bertujuan untuk menghapus sifat-sifat dasar yang dianggap bertanggung jawab atas kekacauan di dunia. Lima faksi tersebut adalah...

Abnegation: menghargai sifat tidak mementingkan diri sendiri, patuh, tidak pamrih dan egois. Mereka memenuhi kebutuhan akan pemimpin tanpa pamrih di pemerintahan.

Candor: menghargai kejujuran dan melihat kebenaran sejelas warna hitam dan putih. Mereka memberikan pemimpin vokal dan bisa dipercaya di dunia hukum.

Erudite: memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Mereka menyediakan guru-guru dan peneliti yang pandai.

Amity: tidak suka peperangan. Mereka memberikan para konselor dan perawat yang penuh pengertian.

Dauntless: memiliki keberanian yang besar. Mereka menyediakan perlindungan.

Saat usia keenam belas tahun, Beatrice Prior (Tris) menjalani tes kecakapannya. Dalam tes tersebut, Tris tidak memenuhi kualifikasi untuk masuk dalam faksi Candor dan Amity. Namun, justru ia memenuhi klasifikasi faksi Abnegation, Erudite, dan Dauntless... yang menjadikannya seorang Divergent.

Mengikuti saran dari pengetesnya, Tris merahasiakan hasil tes kecakapannya dan pada saat upacara pemilihan faksi, ia malah memilih Dauntless dan mengabaikan faksinya sebelum itu, Abnegation.

"Faksi lebih penting dari pertalian darah. Lebih dari keluarga." - hal.56

Tes inisiasi Dauntless bukanlah hal mudah. Dari 19 orang (10 orang dari faksi asli dan 9 orang dari faksi pindahan) akan dipilih 10 orang saja untuk diakui sebagai salah satu Dauntless, sisanya akan dicap sebagai factionless.

Dengan susah payah Tris berusaha mempertahankan posisinya agar bisa diterima sebagai Dauntless. Tapi sesuatu terjadi pada saat tes inisiasi kedua. Sifat Divergent-nya muncul dengan tidak ia sadari. Di samping itu, Tris juga mengetahui adanya ketidakberesan yang sedang terjadi di dalam faksinya yang mungkin melibatkan ke semua faksi yang ada.

"Aku yakin akan tindakan yang berani, dalam keberanian yang mendorong seseorang untuk membela yang lainnya." - hal. 236

Setelah lama pengen baca buku ini, akhirnya wishlist saya terkabul juga. Saya dapat buku ini sebagai hadiah dari BBI Giveaway Hop 2014 dari Ziyy. Makasih, Ziyy :D

Saya sebetulnya naksir dengan sampul jilid sebelumnya jika dibandingkan dengan sampul edisi film ini. Tapi berhubung buku dengan sampul yang itu sudah susah nyarinya, saya puas aja bisa mendapatkan yang ini juga.

Terjemahan Divergent ini menurut saya baik dan enak dibaca. Pemilihan kata-kata dalam kalimatnya pas dan jenis serta ukurannya pun cukup membuat nyaman mata. Hanya saja, saya kurang sreg dengan pemilihan jenis kertasnya yang buram. Untuk membuat lebih nyaman pembaca, saya lebih suka dengan kertas novel yang biasa dipakai.

Saya nge-blank sebetulnya pas baca awal-awal buku waktu mengatakan bahwa dunia dalam buku Divergent ini terbagi menjadi 5 faksi, yang menurut saya itu tidak masuk akal dan bertentangan dengan sifat alami manusia. Aneh saja bahwa pembagian golongan/faksi itu hanya berdasarkan 5 sifat saja dan justru setelah saya membacanya lebih lanjut, satu-satunya manusia normal dalam buku ini yaitu sekelompok orang dengan sifat Divergent. Mereka memiliki campuran sifat-sifat yang berdiri sendiri, sebagai contohnya Heroine dalam buku ini, Tris. Dia memiliki sifat peduli pada sesama (Abnegation), cerdas (Erudite), dan egois serta berani (Dauntless). Tapi ya, saya akui tema dan plot yang dijalin oleh Veronica Roth mampu memukau saya dengan kesederhanaan ide awalnya tersebut. Untuk urusan terjemahannya pun, saya mendapati tidak bisa meletakkan buku ini dengan lama dan ingin meneruskan membaca sampai akhir :D

Sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang orang pertama (Tris) dengan alur maju mundur. Seperti kebanyakan buku young adult, pemakaian sudut pandang orang pertama lebih banyak dipakai dibandingkan sudut pandang orang ketiga, yang menurut saya penulisnya memang sengaja menekankan pengenalan tokohnya secara personal daripada hanya sebatas garis besar saja. Untuk Divergent ini, pemilihan sudut pandangnya cocok. Kesan yang ditimbulkan justru mengundang aura misterius dan membuat saya penasaran hingga terus membaca bukunya sampai habis.

Untuk karakter utama, saya menyukai interaksi masing-masing antara Tris dan Four. Perasaan keduanya tergambarkan dengan baik, walaupun saya gregetan soal gaya tarik ulur Four ini yang kadang ngasih sinyal dan kadang dingin. Tapi mau gak mau, proses inisiasi Dauntless justru mengurangi interaksi Tris dan teman-temannya. Ya... kan dalam proses inisiasi itu semua teman bisa menjadi lawan agar mereka bisa lolos dan diterima faksinya, yang justru mengingatkan saya dalam proses eliminasi di The Hunger Games sehingga menyebabkan saya gak bisa percaya seratus persen dengan teman-teman Tris selama proses inisiasi, bawaannya curigaan terus kalau si A bisa jahat, kalau si B bisa nusuk dari belakang.

Dengan berbagai perbandingan yang mengatakan bahwa Divergent ini "mirip" dengan beberapa buku lain, saya juga mendapatinya demikian. Di awal tes kecakapan Tris, saya justru ingat dengan Lena (Delirium) waktu akan menjalani prosedur penyembuhan dari penyakit cinta. Dan yang kedua seperti yang disebutkan oleh saya sebelumnya, buku ini juga agak mirip dengan The Hunger Games. Tapi ya, saya akui Divergent ini lebih penuh aksi jika dibandingkan dengan kedua buku tersebut. Saya meringis ngeri waktu Tris harus melompat naik ke dalam kereta, juga saat Tris harus melompati lubang hitam menganga yang tidak jelas ada dasarnya atau tidak, dan juga beberapa aksi pukul-pukulan yang ada di dalam bukunya.

Untuk akhir dari buku satu, saya sih gak masalah. Memang beberapa poin penting sengaja disimpan untuk dibeberkan dalam buku kedua dan ketiganya. Dan secara keseluruhan, saya suka dengan Divergent dan berharap bisa cepat mendapatkan buku selanjutnya. 4 bintang untuk perjuangan Tris.

Literary award:
- ALA Teens' Top Ten Nominee (2012)
- Children's Choice Book Award Nominee for Teen Choice Book of the Year (2012)
- Abraham Lincoln Award Nominee (2014)
- DABWAHA Romance Tournament for Best Young Adult Romance (2012)
- Goodreads Choice for Favorite Book of 2011 and for Best Young Adult Fantasy & Science Fiction (2011)

Review ini diikutsertakan dalam:
1. Lucky No. 14 Reading Challenge (kategori Books into Movies)
2. New Author Reading Challenge 2014
3. Young Adult Reading Challenge 2014
4. Indiva Readers Challenge 2014

4 comments:

  1. entah kenapa belum ada niat baca bukunya walau saya anggap filmnya lumayan :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin gara2 nonton filmnya duluan jadi males baca bukunya? :v

      Delete
  2. kualitas kertasnya IMO mengecewakan ya.. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kayanya sih sengaja biar neken harga jual buku. Soalnya kan cover-nya juga pake cover film.

      Delete