Monday, September 1, 2014

[Book Review #111] Amy & Roger's Epic Detour

Penulis: Morgan Matson
Penerjemah: Nina Andiana
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Format: e-book
Tanggal rilis: 16 Juni 2014
Publikasi pertama: Mei 2010
Tebal: 480 halaman
ISBN: 978-602-03-0470-0
Rating: 4 dari 5 bintang
E-book bisa didapatkan di: SCOOP

Blurb:


Ayah Amy baru-baru ini meninggal karena kecelakaan mobil. Ibunya memutuskan pindah jauh untuk memulai hidup baru. Dan Amy harus menyusul ibunya dengan naik mobil... ditemani Roger.


Ia sebetulnya tak terlalu bersemangat, karena harus melakukan perjalanan panjang dengan cowok yang sudah bertahun-tahun tidak ditemuinya tersebut.


Perjalanan ini mungkin terasa canggung––terutama karena persahabatan mereka lantas berkembang ke arah baru. Tetapi, bersama-sama, Amy dan Roger akan menemukan jalan-jalan baru untuk melanjutkan hidup.


Review:

Setelah ayahnya meninggal, saudara kembarnya masuk rehabilitasi dan ibunya pindah ke Connecticut, Amy diminta untuk pindah dari rumah lamanya di Raven Rock karena akan dijual. Ia diminta oleh ibunya untuk mengantarkan mobil untuk dipakai ibunya di Connecticut. Tapi masalahnya, setelah kecelakaan yang telah terjadi Amy tidak bisa mengendarai mobil sebentar saja, apalagi ia harus menyetir jauh.

Ibu Amy tahu tentang trauma Amy ini. Kemudian ia meminta anak dari temannya, Roger untuk menemani Amy sekaligus mengantarnya. Karena sebetulnya Roger pun memang ada kepentingan di Philadelphia untuk berlibur di rumah ayahnya.

"Mungkin karena aku belum pernah melihat yang seperti ini. Meskipun rasanya agak menakutkan dan terisolasi, pemandangan di luar jendela adalah hal yang paling indah yang pernah kulihat. Benar-benar menakjubkan. Aku bisa melihat dunia lebih banyak daripada yang biasanya kulakukan. Seolah seseorang membuka halaman buku pop-up, mobil kami pop-up dan segala hal lain di sekeliling kami datar sepenuhnya." - hal. 117

Perjalanan tersebut telah dipersiapkan oleh ibu Amy dengan matang. Mulai dari rute perjalanan, sampai hotel-hotel yang akan mereka singgahi juga telah dipesan oleh ibunya. Tapi, saat Amy dan Roger melihat rute perjalanan yang telah disiapkan, mereka berubah pikiran. Mereka malahan mengambil rute lain dan berpetualang sambil singgah pada kerabat dan kenalan mereka. 

Awalnya Roger dan Amy canggung sekali akan keberadaan masing-masing, tapi akhirnya ketegangan mulai mencair. Dimulai dari puluhan lagu yang diputar, permainan Dua Puluh Pertanyaan, dan sebuah detour yang tidak direncanakan, Amy bisa mengenal Roger itu seperti apa dan akhirnya Roger bisa kenal Amy juga tahu tentang kecelakaan yang selama ini membuat Amy trauma menyetir.

"Mengucapkan selamat tinggal bisa dibilang merupakan undangan untuk tidak bertemu orang itu lagi. Itu artinya membuatnya tidak apa-apa meskipun itu percakapan terakhirmu dengan orang tersebut. Jadi kalau kau tidak mengatakannya--kalau kau membiarkan percakapan itu terbuka--itu artinya kau bakal bertemu mereka lagi." - hal. 158

Pertemuan saya dengan buku ini bisa dibilang tidak sengaja. Berawal dari chat salah satu anggota Bajay Jabodetabek, Tirta, yang bilang katanya buku ini bagus saya kemudian memasukkannya ke dalam wishlist saya. Gak berharap dapat terkabul cepat sih, tapi pada saat saya menerima email dari SCOOP saat ulang tahun saya dibulan Juli lalu yang disertai dengan kode kupon untuk memilih buku apa saja di SCOOP sebagai kado ulang tahun, saya akhirnya memilih buku ini. Yay... makasih SCOOP untuk ebook gratisnya (lagi) :D

Saya tertarik dengan buku ini jujur karena sampul depan bukunya. Kalau masalah blurb sih, jarang banget kayanya saya baca kecuali sampul depannya tidak menarik dan teman lain merekomendasikan buku tersebut. Terjemahannya juga bagus, tapi sayang... beberapa kali saya menemukan kata-kata yang kehilangan salah satu hurufnya. Kalau segitu saja sih, masih oke lah untuk saya. Hanya saja saya memang lama dalam menyelesaikan bukunya karena baca ebook itu harus lewat hp. Ini yang bikin saya pegal dan bikin progresnya lamaaa banget :p

Bukunya mengambil sudut pandang orang pertama tunggal (Amy) dengan alur maju mundur. Awalnya agak bingung memang dengan bab alur mundurnya, tapi lama kelamaan bisa dimengerti karena bab-bab sebelumnya tersebut tersusun rapi dan berurut menuju kejadian penting yang Amy alami di masa lalu.

Saya suka dengan semua karakter dalam buku ini. Temanya memang mengangkat persoalan keluarga sambil disisipi dengan kisah cinta. Tidak ada orang jahat dalam bukunya, kecuali semuanya adalah manusia normal. Saya juga merasakan kekakuan pada Amy dan Roger saat pertama kali mereka berinteraksi di dalam mobil. Agak aneh pastinya untuk duduk bersebelahan di dalam mobil dengan seseorang yang dikenal selintas saja di masa kecil. Apalagi Amy dan Roger ini tidak ada komunikasi lebih lanjut sampai mereka remaja.

Dengan membaca buku ini, saya dibuat penasaran dengan rute perjalanan mereka selanjutnya dan juga dengan masa lalu Amy yang membuat ia trauma menyetir. Agak sedih juga sih pas baca bagian yang bercerita tentang bagaimana Amy trauma menyetir. Deskripsinya dapet banget, sampai saya bisa membayangkan adegan tersebut dalam slow motion :(

Saya baru beberapa kali saja membaca buku yang berisi tentang catatan perjalanan. Di buku ini saya dibuat iri dengan perjalanan Amy dan Roger, dibuat ngiler dengan makanan dan minuman yang disebut, dan dibuat penasaran dengan playlist yang diputar dan beberapa catatan dalam perjalanan tersebut yang ditulis oleh Amy.

Saat saya membaca akhir bukunya, bisa dikatakan saya sudah bisa menebaknya. Tapi saya tetap menikmati proses membaca buku ini dengan petunjuk-petunjuk kecil yang mengarahkan ke akhir ceritanya.

Untuk keseluruhan, saya suka dengan buku ini. Pada akhirnya, perjalanan ini membawa Amy untuk menyembuhkan luka hatinya dan menyadarkan Roger akan apa arti cinta sebenarnya. 4 bintang untuk Amy & Roger's Epic Detour.

Literary awards:

- Goodreads Choice Nominee for Debut Author, Goodreads Author (2010)
- YALSA Best Fiction for Young Adults (Top Ten) (2011)

Review ini diikutsertakan dalam:

- New Author Reading Challenge 2014
- Young Adult Reading Challenge 2014
- Indiva Readers Challenge 2014

No comments:

Post a Comment