Saturday, February 22, 2014

[Book Review #78] Love, Hate & Hocus-Pocus

Penulis: Karla M. Nashar
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan keenam, Januari 2013
Publikasi pertama: 2008
Tebal: 264 halaman
ISBN: 978-979-22-8961-9
Rating: 3 dari 5 bintang

Bisa didapatkan di: Bukukita


Blurb:

Hate at first sight. Itulah definisi yang tepat untuk menggambarkan Troy Mardian dan Gadis Parasayu. Mereka partner kerja yang dinamis––sedinamis gejolak permusuhan yang terus meletup di antara mereka berdua.

Menurut Gadis, Troy Mardian adalah contoh sempurna tipe manusia yang tercabut dari akarnya. Jelas-jelas asli Indonesia, kok pakai bertingkah ala bule? Rambut dicokelatin, ngomong bahasa Inggris, barang-barang harus label desainer, dan mati-matian mempertahankan imej metroseksual biar tetap bisa menyandang gelar The Most Eligible Bachelor in Indonesia.


Sedangkan menurut Troy, Gadis Parasayu (atau Paras Ayu) adalah nama terkonyol yang pernah didengarnya. Di Amerika tempat Troy dibesarkan, nggak ada orangtua yang cukup gila menamai anak mereka dengan Beautiful Face Girl. Narsis sekali! Okelah, wajahnya memang eksotis plus lekuk bodi bak JLo, tapi masa sih suka banget pakai merek lokal?

Hanya satu persamaan mereka. Sama-sama nggak percaya hocus-pocus, ramal-meramal, paranormal, astrologi, atau apa pun yang berhubungan dengan dunia pernujuman.

Lalu apa yang terjadi saat mereka terbangun pada suatu Minggu pagi cerah, dan mendapati diri mereka berada di ranjang yang sama dalam kondisi bak Adam dan Hawa saat pertama kali terdepak dari Firdaus––bugil, plus cincin kawin yang melingkari jari manis masing-masing, serta memori samar tentang pernikahan yang mereka lakukan tiga belas hari yang lalu?!


Review:

Gadis dan Troy jika diibaratkan adalah seperti Tom dan Jerry. Apapun topik mereka, mulai dari urusan pekerjaan atau yang lainnya akan diributkan oleh keduanya dengan lantang. Gadis membenci cara Troy berpakaian, sikapnya yang sok bule, dan selalu ngomong bahasa Inggris. Dan Troy tidak suka dengan Gadis yang terlalu pribumi dengan label cinta produk-produk dalam negerinya. Karena pekerjaan, mereka diharapkan bekerja sama untuk mengungkap misteri dibalik produk obat keluaran perusahaan mereka, Dhemoticyl sebelum perayaan ulang tahun ke-50 BPI diselenggarakan.

Untuk orang yang baru beberapa saat saja bertemu dengan mereka di kantornya, pasti tahu bahwa mereka itu tidak menyukai satu sama lainnya. Namun, keadaan berubah 180 derajat. Pada malam ulang tahun BPI, mereka dengan sengaja menertawakan seorang gipsi yang menjadi bintang tamu dalam acara tersebut. Gipsi itu geram, lalu menanamkan mantra cinta pada mereka berdua.

Gadis dan Troy yang tadinya adalah musuh bubuyutan, sekarang malah menjadi pasangan yang dimabuk asmara, bahkan sampai mengumumkan pernikahan mereka di depan umum.

Tapi ternyata itu semua hanya mimpi saat mereka terbangun pada hari ketiga belas dan mendapati semua itu dilakukan di bawah sadarnya.

"I think your name suits you perfectly. I couldn't think of anything in this world that more beautiful than you." - hal. 252

Buku ini sudah saya incar sejak dulu karena judul dan sampul depannya yang catchy. Dan akhirnya berjodoh juga walau bukunya saya pinjam dari Mbak Yuska :D

Karena bingung akan meresensi dari mana dulu, saya akan menuliskan mulai dari bagian saya suka dan tidaknya.

Bagian yang saya suka:
- Ceritanya lucu. Beberapa kali saya dibuat tertawa dengan adu argumen yang terjadi antara Gadis dan Troy. Terutama saat Gadis makan masakan padang memakai jari tangannya. Ekspresi dan ketidaksukaan Troy tergambar jelas oleh saya.
- Saya mendapati bahwa penulisnya melakukan riset yang cukup mendalam untuk deskjob-nya Gadis dan Troy dalam sebuah perusaan farmasi, juga dengan dunia farmasinya itu sendiri. Saya lumayan mendapatkan beberapa ilmu baru dari buku ini.
- Interaksi antarkarakternya. Saya suka dengan kedekatan Gadis dan Troy yang dibangun dari awal, walaupun mereka memang terus bertengkar tapi kadang mereka juga saling mengerti perasaan masing-masing.

Bagian yang saya tidak suka:
- Perpindahan sudut pandang yang tiba-tiba di sepanjang buku ini. Walaupun memang memakai sudut pandang orang ketiga jamak, tapi kadang-kadang saya dibuat bingung dengan dialog antara Gadis dan Troy yang bersahutan.
- Karakter Gadis dan Troy yang agak terlalu sempurna. Saya agak jenuh saja dengan pujian kedua karakter utamanya di sepanjang buku ini yang mengesankan bahwa mereka sempurna banget.
- Nah di poin ini saya sependapat dengan Gadis. Saya tidak suka Troy yang terus-menerus ngomong bahasa Inggris, padahal jelas-jelas dia bukan bule.
- Deskripsi Troy itu terlalu... gimana ya bilangnya, terlalu centil sampai-sampai lebih dari cewek. Saya sampai kaget waktu Gadis bilang wajahnya merah seperti udang rebus dan dia harus melakukan langkah-langkah ajaib untuk meredakan kulitnya yang memerah. Sehingga terbesit dalam pikiran saya, bahwa sebetulnya Troy itu harusnya gay di sini #dipentung XD

Di samping semua hal di atas, saya suka dengan ending-nya. Ada beberapa reviewer yang tidak suka dengan ending-nya yang nanggung. Saya justru lebih memahami bahwa ending itu lebih realistis dan berkesan. Saya juga menemukan beberapa salah kata yang lolos penyuntingan dalam buku ini, tapi selebihnya oke saja. Jenis dan ukuran hurufnya pun enak dibaca. Love, Hate & Hocus-Pocus juga merupakan buku pembuka perkenalan saya dengan buku karya Karla M. Nashar.

Untuk keseluruhan saya lumayan suka dengan bukunya, tapi beberapa poin di bagian yang tidak saya suka justru mempengaruhi penilaian akhir saya. 3 bintang untuk hebohnya Gadis dan Troy :)

Review ini diikutsertakan dalam:
- Indonesian Romance Reading Challenge 2014
- Lucky No. 14 Reading Challenge
- 2014 TBRR Pile
- New Author Reading Challenge 2014
- Indiva Readers Challenge 2014

No comments:

Post a Comment