Sunday, February 23, 2014

[Book Review #79] Love, Curse & Hocus-Pocus

Penulis: Karla M. Nashar
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama, Januari 2013
Tebal: 416 halaman
ISBN: 978-979-22-8976-3

Rating: 3 dari 5 bintang

Bisa didapatkan di: Bukukita

Blurb:

"And what would you do, if I told you I have no intention to kiss you?”

“Kurasa... aku akan membuatmu mengubah keputusanmu itu.”

Ketika Troy Mardian dan Gadis Parasayu yang saling membenci harus terbangun dalam keadaan bugil dengan memori kabur akan pernikahan mereka, reaksi pertama mereka adalah berteriak histeris. Mereka curiga jika semua keanehan itu berkaitan dengan wanita gipsi tua yang mereka tertawai pada acara ulang tahun kantor mereka.

Untunglah mimpi dan realita yang tumpang tindih mempermainkan akal sehat mereka itu segera berakhir, dan membawa mereka kembali ke dunia nyata. Kali ini Troy dan Gadis yakin semua keanehan yang mereka alami itu telah berakhir. Setidaknya demikian, hingga tugas kantor membawa mereka ke negara para Duke dan Duchess, Inggris.


Dalam penerbangan yang melewati turbulensi ekstrem dan nyaris merenggut nyawa, keduanya dipaksa berpikir ulang tentang perasaan masing-masing.

Meskipun mereka saling membenci sejak pandangan pertama, mungkinkah berbagai peristiwa aneh tersebut justru mengubah rasa tidak suka mereka menjadi cinta?

Dan ketika Troy dan Gadis mengira hidup mereka sudah mencapai puncak kebahagiaan tertinggi, nun jauh di sana, sayup-sayup suara gemerencing lonceng perak kecil milik si gipsi misterius kembali membelah pekatnya malam...

Lalu apa kira-kira yang akan terjadi pada Troy dan Gadis kali ini?

Cring... cring... cring... Beware!


Buku sebelumnya:

Love, Hate & Hocus-Pocus

Review:

Gadis dan Troy terbangun dari mimpi panjang yang melibatkan keduanya. Mereka kini berada di ruangan kantor dan mendapati mimpi-mimpi tersebut terulang lagi. Namun, yang anehnya... perasaan yang mereka alami dalam mimpi tersebut masih tampak nyata seperti mereka memang telah mengalaminya sendiri.

Sama seperti keadaan sebelumnya dalam dunia nyata, Gadis dan Troy langsung menjadi musuh bubuyutan kembali. Masing-masing kembali tidak sabar untuk saling berdebat dan menahan gengsi, walaupun sisa-sisa ingatan dari mimpi yang mereka alami masih tergambar jelas dalam kepala mereka.

Jika kamu sudah membaca buku pertamanya, awal buku kedua ini adalah waktu di mana keduanya terbangun sebelum acara ulang tahun ke-50 tahun BPI dimulai. Merasa ingat dengan potongan-potongan adegan dalam acara ulang tahun itu, Gadis dan Troy langsung mematung dan tidak berani mengambil resiko kedua kalinya untuk menertawakan gipsi yang menjadi tamu undangan.

Karena tidak bisa menemukan gipsi tersebut dalam acara itu, maka pada kesempatan kedua saat mereka ditugaskan oleh kantornya untuk menghadiri seminar International Pharmaceutical Inovation Meeting, Gadis dan Troy berusaha melacak keberadaan gipsi yang telah membuat mereka seolah-olah terombang-ambing dalam dunia mimpi untuk mengembalikan realitas mereka kembali.

"People say a lot of things they don't mean when they're angry. Kita mungkin memiliki perbedaan pendapat dalam beberapa, hal, tapi aku tidak pernah benar-benar membencimu. Aku yakin kamu merasaka hal yang sama." - hal. 238

Bagai sayur tanpa garam, itu pendapat saya jika tidak meneruskan membaca buku yang jelas-jelas sudah ada sekuelnya. Jadilah saya langsung membaca buku kedua Gadis dan Troy berbekal buku pertamanya yang lumayan saya suka karena terdapat celetukan lucu dari mereka berdua dibalik argumennya yang sarkasme.

Seperti biasa, sampul depannya bagus. Bukan saya namanya kalau membeli buku tidak berdasarkan sampul depannya dan hanya mementingkan sinopsisnya saja. Hehehe...
Hanya buku kedua ini agak lebih tebal dibandingkan dengan buku pertamanya yang lumayan bisa saya tamatkan selama dua hari saat di mobil jemputan ke kantor. Tapi untuk buku yang ini, perlu waktu dan tenaga ekstra untuk menamatkannya.

Pendapat saya pribadi setelah membaca buku pertamanya, seharusnya sudah saja dibiarkan menggantung seperti itu dan tidak perlu lagi ada cerita tambahan. Dan betul saja, di buku kedua ini ceritanya berkembang berputar-putar dan tidak jelas mau dibawa kemana sampai-sampai saya bosan dan rasanya ingin cepat-cepat tamat saja. Juga ditambah perjalanan untuk mencari Lyubitshka malah jadi seperti sedang travelling keliling Inggris. Diping-pong ke sana ke mari, hingga tujuan Gadis dan Troy malah kabur :v

Di buku kedua ini, saya suka dengan karakter Troy yang kini lebih membumi. Menghilangkan semua gengsi dan imejnya hanya demi Gadis. Tapi justru malah Gadisnya sekarang yang berubah menjadi labil dan keras kepala. Apalagi setelah bertemu Putra di Londoh. Haduh...
Karakter tambahan untuk Putra dan Lucinda pun entah mengapa saya merasa hanya sebagai tempelan saja.

Untuk risetnya, saya acungi dua jempol. Karla M. Nashar mampu memperkenalkan dunia gipsi dan lokasi di Inggris dengan penuturan dan deskripsi yang baik. Saya merasa seperti ada berada langsung di sana. Saya juga mendapati tulisan Karla lebih rapi dibandingkan saat di Love, Hate & Hocus-Pocus. Gaya penulisannya terasah dan mengalami perubahan menjadi lebih baik.

Untuk yang tidak suka dengan akhir cerita yang menggantung seperti pada buku pertamanya, saya sarankan untuk membaca buku ini demi mendapatkan kejelasan mengenai status Gadis dan Troy nantinya bagaimana.

Satu-satunya pelajaran yang bisa saya dapatkan dari buku ini adalah jujurlah pada perasaan yang dirasakan oleh diri sendiri. Katakan pada waktunya dan jangan sampai cinta itu hilang karena kata-kata yang urung diucapkan. Untuk tambahan, saya juga suka dengan kutipan yang diucapkan oleh Lyubitshka:
"Aku memang tidak mengerti bahasa kalian, tapi aku tahu bahwa emosi manusia itu bersifat universal. Just like love. It's also an universal language. Whatever name they call it--amare, amore, amour, amor, liebe, liefde--love is still love. It's an intrinsic part of ourselves. Tidak perlu memiliki gelar profesor untuk merasakan cinta, seperti halnya bayi yang bisa langsung merasakan cinta orangtuanya." - hal. 295

3 bintang untuk cara Lyubitshka menyatukan Gadis dan Troy :D
  
Review ini diikutsertakan dalam:
- Indonesian Romance Reading Challenge 2014
- Lucky No. 14 Reading Challenge
- 2014 TBRR Pile
- Indiva Readers Challenge 2014

No comments:

Post a Comment