Friday, June 27, 2014

[Book Review #102] The Tennis Party

Penulis: Madeleine Wickham aka Sophie Kinsella
Penerjemah: Nurkinanti Laraskusuma
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama, Januari 2013
Tebal: 352 halaman
ISBN: 978-979-229-216-9
Rating: 3 dari 5 bintang
Bisa didapatkan di: Bukukita | Grazera

Blurb:


Sabtu musim panas yang menyenangkan. Empat pasangan berkumpul untuk bertanding tenis.


Perkenalkan tuan rumahnya: Patrick si OKB dan istrinya, Caroline, yang norak dan blak-blakan. Mereka mengundang sahabat-sahabat lama, sekaligus ingin memamerkan rumah baru mereka di pedesaan.


Perkenalkan para tamunya: Stephen dan Annie, mantan tetangga mereka yang hidup pas-pasan; Charles si pendaki jenjang sosial dan Cressida, istrinya yang berdarah bangsawan; Don dan Valerie, ayah-anak yang sangat kompetitif.


Ketika bola pertama dipukul melewati net, dimulailah akhir pekan yang penuh minuman, godaan, penipuan, serta pengungkapan yang mengguncang. Jelaslah bahwa pesta ini bukan sekadar soal pertandingan tenis.


Review:

Patrick dan Caroline Chance pindah dari Seymour Road ke daerah pedesaan di Bindon. Bersama putri mereka, Georgina mereka menikmati hari-hari mereka sebagai orang kaya baru dengan bahagia. Saat musim panas tiba, Patrick memiliki rencana untuk menghabiskan hari sabtunya. Ia dan istrinya, Caroline mengundang 3 pasangan tetangganya dulu di Seymour Road untuk sebuah Pesta Tenis.

Stephen dan Annie Fairweather merupakan keluarga yang biasa-biasa saja. Stephen tidak memiliki pekerjaan karena seluruh waktunya tersita untuk mengejar gelar Doktornya. Di samping itu, mereka memiliki seorang anak difabel yang membutuhkan perhatian ekstra.

Don dan Valerie Roper merupakan sepasang ayah dan anak yang sedang mengembangkan bisnisnya dan merencanakan akan membangun sebuah hotel. Lalu yang terakhir adalah Charles dan Cressida Mobyn adalah pasangan yang terlihat paling kaya di antara mereka semua. Charles rela meninggalkan mantan pacarnya, Ella, demi bisa  menikah dengan Cressida yang kaya dan keturunan bangsawan.

Rencana telah dipikirkan matang-matang oleh Patrick. Ia hanya perlu menjual investasi palsu bernilai 80.000 pound kepada salah satu dari pasangan tersebut agar bisa mendapatkan bonus tahunan yang menggiurkan. Tapi, rencana yang sepertinya mudah itu justru berkembang menjadi rumit. Dibumbui dengan intrik, rahasia, dan permainan semuanya bersatu membuat musim panas keempat pasangan itu menjadi tidak terlupakan.
***

Pseudonym Sophie Kinsella ini menjadi daya tarik sendiri bagi saya untuk membaca bukunya. Sebelumnya, saya sudah melahap semua seri Shopaholic dan gaya bertutut Sophie Kinsella dalam buku tersebut terpatri jelas dalam ingatan saya.

Sama seperti setiap orang yang membaca buku Madeleine Wickham ini, awalnya juga saya bertanya-tanya mengapa Sophie Kinsella harus menggunakan nama aslinya ketimbang nama penanya? Nah, pada saat saya membaca buku ini sampai selesai, saya akhirnya mengerti sedikit. Aura penulisan dan gaya bahasa dalam bukunya memang terlihat berbeda antara satu dengan lainnya. Jika pada seri Shopaholic saya menangkap aura ceria dan lucu, justru pada buku ini saya menangkapnya agak gelap dan berkesan murung. Ini juga yang membuat saya menarik kesimpulan bahwa Madeleine ini sengaja memakai nama aslinya agar citra pembaca pada karya Sophie Kinsella tidak berubah.

Berpindah pada bukunya, saya tidak suka dengan sampul buku ini. Di sana digambarkan berdiri seorang perempuan yang sedang bertumpu pada raket di tengah lapangan tenis. Dalam keadaan biasa, hal itu sebetulnya biasa-biasa saja. Yang gak biasa di sini, perempuan itu memakai high heels sebagai pengganti sepatu olahraganya :v

Mungkin sengaja dibuat demikian untuk menggambarkan suasana tenis yang digabung dengan pesta. Tapi high heels itu tetap 'salah tempat' menurut saya.

Karakter-karakternya, jujur... kebanyakan sifatnya mengganggu banget buat saya. Patrick yang mengorbankan teman demi bonus, Caroline yang gak mau kalah, Charles yang awalnya okay langsung berubah iyuh banget pada akhirnya, dan Cressida yang kaku. Tapi untungnya... dibalik semua itu, mereka semua manusia. Madeleine membuka sisi manusia dari mereka semua dengan memperlihatkan kelebihan serta kekurangannya. Selain itu, untung saja karakter anak-anaknya adorable banget. Saya suka dengan duo Georgina dan Nicola yang selalu akur dalam buku ini.

Terjemahannya cukup bagus, kalimat-kalimatnya bisa saya cerna dengan baik. Namun, beberapa kali saya menemukan salah kata yang sepertinya luput dikoreksi. Dengan cukup banyaknya istilah finansial yang dimasukkan, saya menggolongkan buku ini agak 'berat' untuk kapasitas mood saya. Karena saya awalnya memang membayangkan buku ini akan seperti seri Shopaholic yang biasa saya baca :v

Setengah buku awal, saya ogah-ogahan membacanya. Dan inilah yang menjadi penyebab saya lama membacanya. Tapi setelah dipaksakan, setengah buku sisanya ceritanya semakin menarik. Satu persatu rahasia dan masalah muncul. Kemudian semua itu memuncak pada klimaks yang tidak terduga. Lumayan lah... untuk bacaan diwaktu senggang. 3 bintang untuk Pesta Tenis.

Review ini diikutsertkan dalam:
1. Lucky No. 14 Reading Challenge (kategori First Letter's Rule)
2. 2014 TBRR Pile
3. Indiva Readers Challenge 2014

No comments:

Post a Comment