Monday, September 9, 2013

[Book Review #17] A Tale Dark and Grimm

Penulis: Adam Gidwitz
Penerjemah: Khairi Rumantati
Penyunting: Jia Effendie
Penyelaras: Fenty Nadia
Cetakan I, Juni 2011
Penerbit: Atria
Tebal: 244 halaman
ISBN: 978-979-024-477-1
Rating: 4 bintang dari 5

Blurb:

Sebelum kau membaca buku ini, kuperingatkan: cerita ini bukan untuk anak-anak. Penyihir dengan mantra keji, pemburu berdarah dingin, serta tukang roti yang memanggang anak-anak, mengintip di halaman-halamannya.

Namun, jika kau berani, ikuti petualangan Hansel dan Gretel memasuki dunia penuh sihir, teror, dan sepercik kelakar yang berkilauan seperti kerikil putih di sepanjang jalannya.

Masuklah. Mungkin menakutkan, dan jelas-jelas penuh darah. Tetapi, tak seperti dongeng-dongeng yang kauketahui, yang ini sungguhan. Dan kau tahu, dahulu kala, dongeng itu keren.

Review:

Sekali lagi saya ingatkan, jika ada yang malas membaca blurb di belakang sampul bukunya. Buku ini bukanlah buku anak-anak, dan tidak pantas diberikan untuk dibaca oleh anak-anak karena mengandung konten kekerasan.

Alkisah diceritakan ada sebuah kerajaan bernama Grimm yang baru saja kehilangan raja mereka, lalu kemudian seorang Raja Muda menggantikan mendiang ayahnya. Raja terdahulu berpesan pada abdinya, Johannes yang setia, agar setia pada anaknya dan berjanji akan menunjukkan semua harta kekayaannya kecuali sebuah ruangan yang memuat sebuah lukisan Putri Emas. Raja takut bahwa anaknya nanti akan jatuh cinta setengah mati pada putri tersebut dan khawatir itu dapat mengorbankan nyawanya.

Raja Muda bersikeras untuk melihat kamar terlarang itu. Dan betul saja, ia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada Putri Emas. Johannes yang setia menjelaskan, bahwa Putri Emas memiliki kutukan. Suaminya akan meninggal begitu saja apabila menikah dengannya. Raja Muda tetap pada pendiriannya untuk menikah dan membawa Putri Emas ke kerajaannya, bahkan dengan jalan pintas yang sedikit licik. Dengan mengumpankan emas yang sangat disukai oleh Putri Emas.

Akhirnya Raja dapat membawa Putri Emas ke kerajaannya. Tapi saat di tengah perjalanan, datanglah tiga ekor burung gagak mendekati Johannes yang setia. Mereka memberi tahu Johannes akan ada tiga rintangan yang akan menyebabkan kematian Rajanya saat beliau dan Putri Emas tiba di kerajaan Grimm. Johannes yang setia menghalau ketiga rintangan itu dengan mengorbankan nyawanya, ia menjadi sebuah batu mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Tak lama kemudian setelah Raja dan Ratu menikah, mereka memiliki sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan yang diberi nama Hansel dan Gretel. Lalu suatu hari, Sang Raja yang masih menyesali kepergian Johannes menangisi patungnya sampai air matanya menyentuh batu tersebut. Lalu terjadi keajaiban. Johannes berbicara. Raja mengatakan pada Johannes akan melakukan apa saja agar ia bisa kembali menjadi seperti semula. Bahkan dengan resiko kehilangan nyawa kedua anaknya.

Hansel dan Gretel yang masih kecil tak sengaja mendengar percakapan itu. Mereka kemudian melarikan diri dari kerajaan dan memasuki dunia luas dan liar.

Perhentian pertama mereka adalah pada rumah yang semuanya terbungkus dari kue. Mereka makan sepuasnya di sana sampai menjadi gemuk dan malas. Namun ternyata pemilik rumah kue itu adalah seorang penyihir yang gemar memakan anak kecil...

Perhentian kedua adalah sebuah pondok kecil di tengah-tengah sebuah desa kecil. Sepasang suami istri tersebut memiliki tujuh orang putra. Namun mereka sampai saat itu belum memiliki seorang putri yang sangat mereka idam-idamkan. Kemudian saat Hansel dan Gretel datang dan mengetuk rumah tersebut dan bertanya apakah mereka boleh tinggal bersama. Mereka senang bukan kepalang. Namun ternyata mereka mengorbankan keberadaan anak-anaknya...

Perhentian ketiga adalah Hutan Lebenwald. Mereka memutuskan akan hidup berdua tanpa orang dewasa yang selalu mencelakakan mereka. Tapi hutan itu mempunyai satu syarat, namun sayang sekali Hansel melanggarnya dan ia menerima konsekuensi berat sebagai akibatnya...

Perhentian keempat adalah sebuah desa kecil di dekat Hutan Schwarzwald. Kali ini Gretel terpisah dari Hansel. Ia tinggal bersama seorang janda yang baik hati. Gretel merasakan cinta monyet pertama pada seorang pemuda di desa tersebut. Namun kemudian, ternyata pemuda tersebut adalah seorang penyihir laki-laki yang gemar memangsa anak perempuan...

Perhentian kelima dan selanjutnya akan lebih seru lagi jika kalian membacanya langsung :D


"Ada kebijakan dalam diri anak-anak, rasa mengetahui, rasa mempercayai yang kita, orang dewasa, tidak miliki." - hal. 223

Dari sampul depan buku ini, sudah terlihat aura kelam dan gelapnya. Walaupun berbeda dengan desain sampul aslinya, desain yang dibuat oleh Atria justru lebih saya sukai. Dongeng remake seperti ini memberi nuansa baru jauh dari dongeng versi aslinya. Semua sisi kelam, gelap, dan sadis yang ditawarkan pun justru mengajarkan kita bahwa kehidupan itu tak selalu indah dan keadaan itu pun tak selalu bisa sama seperti yang kita inginkan.

Ini adalah kali kedua saya membaca buku ini. Pertama saya membaca versi bahasa Inggris-nya dan kedua adalah versi terjemahan dari Penerbit Atria. Kesan bersemangat saya saat membaca untuk kedua kalinya agak berkurang. Beberapa adegan absurd seperti memenggal kepala, memotong jari, dan lainnya membuat saya bergidik jika mengingat bahwa anak-anak yang sedang melakukan adegan itu. Dan satu hal lagi yang mengganggu dalam buku ini. Sang Narator yang tidak henti-hentinya berbicara di sepanjang buku dan pada setiap kejadian penting.

Di antara semua karakter yang hadir dalam buku ini, saya lebih menyukai Gretel. Ia lebih bijaksana dan berhati lembut di bandingkan dengan saudaranya, Hansel. 

Alur maju dalam buku ini membawa kita sedikit demi sedikit dalam menghadapi sebuah dongeng petualangan dari anak-anak kerajaan Grimm. Dengan mengambil sudut pandang orang ketiga, Adam Gidwitz membawa saya menyelesaikan buku ini sampai selesai walaupun beberapa typo muncul pada saat buku mendekati akhir. Empat bintang untuk buku ini.

2 comments:

  1. Aku pernah denger kalo cerita klasik kayak Hansel dan Gretel itu asalnya bukan cerita untuk anak-anak. Apa ini cerita aslinya? Kayaknya lumayan untuk yang bosen sama alur cerita lama yang udah diketahui sejuta manusia ;)

    ReplyDelete
  2. Aku suka buku ini, selain buku ini, Atria juga menerjemahkan buku yang sejenis, mengambil kisah Hansel dan Gretel, judulnya Sweetly, serem juga >.<

    Ini review A Tale Dark and Grimm versiku:
    http://luckty.wordpress.com/2011/08/04/review-a-tale-dark-grimm/

    Ini review Sweetly yang mengambil kisah Hansel dan Gretel juga:
    http://luckty.wordpress.com/2012/01/14/review-sweetly/

    Oya, kisah Hansel dan Gretel versi asli memang menyeramkan. Aku pernah mengulasnya:
    http://luckty.wordpress.com/2012/06/19/versi-asli-dongeng-anak-yang-ternyata-berakhir-menyeramkan-6/

    ReplyDelete