Tuesday, September 2, 2014

[Book Review #112] Days of Blood and Starlight

Penulis: Laini Taylor
Penerjemah: Primadonna Angela
Editor: Bayu Anangga
Desain sampul: Eduard Iwan Mangopang
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Seri: Daughter of Smoke and Bone #2
Cetakan pertama, 2014
Publikasi pertama: Januari 2012
Tebal: 608 halaman
ISBN: 978-602-03-0683-4
Rating: 4 dari 5 bintang
Bisa didapatkan di: Grazera | Bukukita | Yes24

Blurb:

Karou akhirnya menemukan jawaban yang ia cari selama ini. Ia tahu siapa dirinya yang sebenarnya—dan apa dia sebenarnya. Tetapi, kebenaran itu juga membawa fakta lain yang tak bisa ia hindari: Ia mencintai sang musuh yang telah mengkhianatinya, dan dunia mereka menderita karena cinta itu.

Kini Karou harus memutuskan sejauh apa ia harus membalas dendam demi kaumnya. Termasuk jika ia dan Akiva harus berperang di sisi yang berlawanan.

Mereka hanya memiliki harapan. Namun, apakah harapan bisa menyelamatkan mimpi mereka yang kandas? (Goodreads).

Buku sebelumnya:
- Daughter of Smoke and Bone

Review:

Berselang beberapa bulan sejak peristiwa kemunculan malaikat di langit Ceko, Karou kini berada di Maroko bersama dengan chimaera lainnya yang bertahan hidup setelah sebelumnya Karou menembus portal menuju Eretz dibantu oleh Razgut. Sepeninggal Brimstone dan hancurnya Loramendi, Karou kini menemukan takdir barunya. Walaupun ia harus tunduk di bawah perintah Thiago, Karou membantu untuk menghidupkan kembali pasukannya yang pulang tidak bernyawa demi membalaskan dendam bangsa chimaera.

Di lain pihak, pembantaian yang terjadi pada seraph. Pihak seraph dibuat kebingungan dengan kejadian tersebut. Masalahnya, mereka tidak tahu siapa yang telah melakukan pembantaian dan tidak ada satu jejak pun yang mengarahkan mereka menuju pelakunya. Mereka meyakini setelah perang yang terjadi antara seraph dan chimaera, pembangkit bangsa chimaera dan para danyang telah mati sehingga mustahil bagi chimaera untuk membunuh seraph dan melakukan pembantaian.

Akiva pun meyakini hal tersebut. Ia menganggap Karou ikut meninggal karena serbuan seraph sebelumnya sehingga satu-satunya jalan yang bisa ia lakukan sebagai penebusan dosa ialah dengan berhenti membunuhi bangsa chimaera.

Di dalam waktu yang hampir bersamaan, Akiva dan Karou menemukan maksud tersembunyi dari Joram dan juga Thiago. Mereka berdua berusaha menghentikan keduanya sebelum kedua belah pihak kembali memakan korban.


Setelah proses penerjemahan yang lumayan cukup lama, akhirnya bisa juga baca buku kedua dari Daughter of Smoke and Bone, Days of Blood and Starlight ini. Awalnya harap-harap cemas, takutnya GPU gak jadi menerjemahkan buku ini. Tapi untuk bukunya berhasil rilis :D

Walaupun desain sampul buku terjemahannya adalah orang yang sama, tapi ternyata desainnya sengaja dibedakan dan malah sedikit mirip dengan desain buku aslinya. Bagus sih, cuma memang agak kecewa. Saya lebih suka desain sampul buku pertama dan saya pikir buku keduanya pun akan mempunyai desain yang serupa.

Saya menerka-nerka untuk arti dari judul yang dipilih Laini Taylor untuk buku keduanya karena memang untuk buku pertamanya pun arti dari judulnya memang berhubungan dengan isi bukunya. Kalau dalam versi terjemahannya judul tersebut ditulis "Bersimbah Darah dan Cahaya Bintang". Dan biarpun agak sok tahu, saya menerka bahwa judul ini mewakili Karou yang datang ke Eretz saat perang antara seraph dan chimaera berlangsung dan di sana langitnya dipenuhi cahaya bintang pada waktu malam. Maksa XD

Lalu tebakan kedua dari judul bukunya ada di Bab 71, di sana Karou memang bersimbah darah dan cahaya bintang terlihat dari atas lubang. Kalau yang ini rasanya benar-benar harus membaca bukunya terlebih dahulu biar bisa mengerti :D

Kali ini Laini Taylor menuliskan kisah para seraph dan chimaera dengan alur maju dan sudut pandang orang ketiga yang berubah-ubah menurut kisah yang diceritakan. Tokoh tambahan dalam buku ini, dua kali lipat lebih banyak daripada buku pertamanya. Tapi peranan dalam setiap tokoh tersebut akan dirasakan pada cerita selanjutnya. Sebagai petunjuk saja, kalau ingin membaca buku ini jangan sekali-kali dilompati karena justru akan membuat bingung. Dari ke semua tokoh baru yang ada, yang paling menarik perhatian saya adalah Liraz, Hazael, dan Ziri. Liraz dan Hazael adalah saudara Akiva yang ternyata ingin menyudahi perang yang berkepanjangan antara seraph dan chimaera. Lalu Ziri. Ia adalah bangsa Kirin terakhir yang masih hidup dan masih memiliki tubuh aslinya. Ia tidak memiliki Hamsa, dan ternyata kebetulan sikapnya pada Karou membuat saya bimbang supaya Karou lebih memilih Ziri saja daripada Akiva :p

Bab awal buku dibuka dengan aksi Zuzana yang sayang sekali tidak jadi mengencingi Kaz. Dari buku pertama sampai kedua ini, tokoh yang paling saya favoritkan adalah Zuzana karena sikapnya yang blak-blakan dan ceria. Setengah buku awal, saya merasakan aura suram karena plot lebih banyak bercerita tentang perang dan emosi Karou. Tapi saya melihat perubahan menjadi lebih menyenangkan setelah Zuzana bertemu kembali dengan Karou pada pertengahan buku. Zuzana juga bisa membuat ketegangan mencair antara para chimaera dan Karou.

Adegan yang paling berkesan dalam buku ini adalah saat Akiva melakukan misi rahasianya bersama Liraz dan Hazael. Benar-benar gak disangka-sangka. Dan untuk adegan yang paling menyebalkan itu terjadi di lubang antara Karou dan Thiago. Ugh... malas banget bacanya :(

Jika pada buku pertama banyak adegan lovey-dovey antara Karou dan Akiva. Di buku kedua ini, justru gak ada sama sekali. Hal ini justru membuat saya lumayan senang karena saya gak begitu suka dengan adegan cinta berlebihan. Oh iya, untuk terjemahannya gak usah ditanya lagi. Mbak Donna emang keren dalam menerjemahkannya. Bahasanya mengalir. Walaupun ada sedikit typo dan penggunaan kalimat yang agak jelimet, itu semua tidak masalah.

Untuk keseluruhan, saya suka dengan bukunya. Akhir buku ini membuat penasaran saya sehingga pengennya GPU cepat-cepat menerjemahkan dan merilis buku ketiganya. 4 bintang untuk Days of Blood and Starlight.

Literary award:
- DABWAHA Romance Tournament for Best Novel with Romantic Elements (2013)

Review ini diikutsertakan dalam:
- Lucky No. 14 Reading Challenge (kategori Favorite Author)
- Young Adult Reading Challenge 2014
- Indiva Readers Challenge 2014

2 comments:

  1. reviewmu soal terjemahan beda sama Luna yah, Tam.
    Aduhh jadi mau baca, tapi buku lama udah antri waiting list to read

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha... kalo sekarang aku udah gak begitu rewel sih soal terjemahan, selama masih bisa dimengerti ya oke-oke aja XD

      Delete