Monday, November 11, 2013

[Book Review #42] Daughter of Smoke and Bone

Penulis: Laini Taylor
Penerjemah: Primadonna Angela
Desain cover: Eduard Iwan Mangopang
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan I, September 2012
Tebal: 488 halaman
ISBN: 978-979-22-8781-3
Rating: 4 dari 5 bintang
Harga: Rp. 55.250 di BukaBuku.com

Blurb:

Pada zaman dahulu,
seorang malaikat dan iblis jatuh cinta.
Kisah cinta mereka tidak berakhir indah.

Langit terbelah dan banyak sosok asing berwajah rupawan turun ke bumi, menyembunyikan sayap api mereka dalam ilusi agar bisa berbaur dengan manusia. Birai-birai pintu di penjuru dunia mereka tandai dengan cap tangan hitam yang melesak terbakar pada kayu atau logam.

Sementara itu, di suatu tempat di Praha, Karou, gadis 17 tahun, siswa sekolah seni di Praha, menjalani kehidupannya yang tampak normal. Tetapi ia selalu membawa-bawa buku sketsanya yang berisi gambar monster-monster aneh dan menyeramkan––chimaera yang merupakan makhkluk terdekat yang ia punya sebagai keluarga.

Kehidupan Karou akan berubah dalam semalam. Tanpa ia sadari, peperangan antardua dunia yang kejam akan melibatkan dirinya.

Review:

Dahulu kala terjadi perang yang berkepanjangan antara seraphim dan chimaera. Perang tersebut telah berlangsung selama 1000 tahun, dan korban dari kedua belah pihak terus berjatuhan. Saat ini, kedua belah pihak masih terus mengulang siklus darah yang sama. Berusaha melenyapkan keberadaan masing-masing pihak.

Karou adalah seorang gadis berambut biru yang sewarna dengan batu lapis lazuli. Usianya tujuh belas tahun dan saat ini ia bersekolah seni di Praha. Masa lalunya tidak jelas, begitu yang diketahui oleh orang-orang. Ia menguasai berbagai bahasa, termasuk bahasa Ceko dengan fasih padahal ia sama sekali bukan berasal dari sana. Ia juga gemar menggambar. Buku sketsanya dipenuhi dengan tokoh-tokoh yang tidak akan ditemukan di manapun di dunia nyata, walaupun sebetulnya... mereka itu nyata.


Sejak dari bayi ia dibesarkan oleh keempat chimaera yang sekaligus ia anggap sebagai keluarganya. Brimstone, Issa, Twiga, dan Yasri. Berbeda dengan chimaera yang setengah manusia dan setengah binatang, Karou adalah manusia. Brimstone adalah seorang wishmonger atau pengabul permohonan. Ia meronce gigi-gigi menjadi kalung. Tugas Karou adalah mengumpulkan gigi-gigi tersebut dari penyuplai di seluruh dunia walaupun ia tidak tahu kegunaan gigi-gigi tersebut. Dengan menggunakan portal antara dunia manusia dan tempat tinggal Brimstone berada. Dan imbalan untuk semua gigi-gigi itu adalah sebuah permohonan, yang tingkatannya akan semakin tinggi menurut kualitas giginya. Scuppy, shing, lucknow, gavriel, dan terakhir yang paling kuat, bruxis.

Suatu kali, portal itu ditandai. Jejak tangan hitam terlihat di berbagai pintu di dunia. Awalnya Karou tidak ambil pusing dengan hal ini, ia pikir itu adalah tindakan vandalisme. Sampai suatu hari ia bertemu langsung dengan pelakunya saat ia diperintahkan Brimstone untuk mengambil gigi pada Izil di Jemaa el-Fna, Maroko. Seorang Malak atau malaikat muncul di hadapannya. Ia sempat bertarung dan terluka gara-gara malaikat tersebut, tapi tato mata di kedua tangan Karou menyelamatkannya. Begitu portal terbuka kembali, Karou langsung masuk dan berada di tempat Issa berada. Karou kehilangan banyak darah dan sempat tidak sadarkan diri. Pada saat ia bangun, ia melihat pintu menuju tempat lain yang belum pernah disinggahinya. Tempat di mana bulan menggantung sepasang. Tempat yang terlarang untuk Karou masuki. Ia diusir oleh Brimstone dari tempat itu.

Tak lama setelah Karou diusir. Portal-portal di seluruh dunia terbakar tanpa sebab yang jelas. Satu-satunya cara untuk memasuki tempat Brimstone telah terputus dengan permanen. Lalu di saat yang sama, Akiva muncul di hadapannya. Malaikat yang pernah melukainya.
"Cinta adalah elemen. Seperti udara untuk bernafas, tanah untuk berpijak." - hal. 424
"Harapan bisa menjadi kekuatan yang hebat. Mungkin tidak ada sihir di dalamnya, tapi jika kau tahu apa yang paling kauharapkan, dan menjaganya seperti cahaya dalam dirimu, kau bisa membuat banyak hal terjadi, nyaris serupa sihir." - hal. 446
Awalnya agak terseok-seok baca buku ini. Dengan banyaknya penjelasan dan deskripsi yang tidak mengarah ke mana-mana membuat saya bosan di setengah bukunya. Untung saja, setengah sisanya sedikit demi sedikit misteri dibuka. Jadi mengerti juga sih kenapa penulis buku ini memberikan deskripsi yang panjang lebar di awal bukunya. Karena sepertinya, ia ingin membuat kita mengerti dahulu tentang Karou dan asal-usulnya.

Sampul bukunya bagus. Didominasi dengan warna hitam dan ditengahnya ada gambar bulu terbakar api berwarna biru. Terus warna biru dijudulnya sewarna dengan warna rambut Karou, biru lapis lazuli. Setelah baca buku ini, jadi tahu arti dari masing-masing elemen sampul tersebut :D

Dengan alur maju dan mundur, buku ini mengambil sudut pandang orang ketiga jamak yang menurut saya dan kebanyakan buku fantasi sangat pas. Karena saya bisa mengetahui semua kejadian dengan rinci tanpa perlu menunggu sang tokoh utama mengalami atau menceritakannya. Karakter yang saya suka dari buku ini selain Karou adalah Zuzana dengan celetukan-celetukan lucunya dan Brimstone yang ternyata bijaksana sekali. Padahal awalnya saya sempat sebal pada Brimstone. 

Untuk adegan aneh... hmm... saya bingung saat diceritakan bahwa Akiva yang seorang malaikat itu bisa haus dan lapar. Tapi cukup sampai di situ, ada dua adegan yang saya suka dari buku ini. Pertama adalah pertunjukan boneka Zuzana yang bikin saya berkomentar wow-wow terus dan yang kedua adalah pada saat Izil ditekan oleh Akiva tapi malahan berteori ala Mark Twain dan Nietzche. Hahaha...

Saya tidak ada masalah dengan terjemahan buku ini. Bahasa mengalir dan tidak kaku. Namun, saya masih menemukan beberapa typo yang tidak begitu penting dan kentara di dalam bukunya.

Pada saat Karou berpindah-pindah tempat melalui portal, saya terkesan dengan negara-negara yang dikunjunginya dan berandai-andai jika saja ada filmnya, mungkin akan memakan waktu lama karena harus syuting di berbagai negara atau justru memotong beberapa tempat yang tidak penting dan hanya menggunakan tempat-tempat yang penting saja. Lalu... bercerita mengenai adaptasi filmnya, dari wikipedia saya ketahui ternyata hak tayangnya sudah dimiliki oleh Universal Pictures. Semoga saja filmnya bisa cepat tayang di sini.

Saya suka dengan jalinan plot buku ini. Walaupun ada beberapa yang membandingkannya seperti kisah Romeo dan Juliet, tapi untung saja Laini Taylor mengemasnya menjadi berbeda. Namun bumbu action di sini kurang jumlahnya dan justru lebih condong ke romannya. Saya berharap di buku keduanya bisa lebih penuh aksi dibandingkan dengan buku pertamanya. Untuk keseluruhan, saya suka dengan buku ini karena beberapa aspek yang telah saya sebutkan di atas. 4 bintang untuk Karou :)

Literary Awards:
- Audie Award for Fantasy (2012)
- Children's Choice Book Award Nominee for Teen Choice Book of the Year (2012)
- The Inky Awards Nominee for Silver Inky (2012)
- Abraham Lincoln Award Nominee (2014)
- Andre Norton Award Nominee for Young Adult Science Fiction and Fantasy (2011)
- Kirkus Reviews Best Teen Books of the Year (2011)
- YALSA Best Fiction for Young Adults (Top Ten) (2012)

2 comments:

  1. masih lama filmnya Tam. Castingnya aja belum. Tapi lebih penasaran film ini drpd Divergent.

    ReplyDelete