Sunday, October 20, 2013

[Book Review #34] Sweet Melody 2

Penulis: Baek Myo
Penerjemah: Dimitri Dairi Tampubolon
Penyunting: NyiBlo
Proofreader: Dini Novita Sari
Penerbit: Haru
Cetakan pertama, Agustus 2013
Tebal: 320 halaman
ISBN: 978-602-7742-16-1
Rating: 3,5 dari 5 bintang
Harga: Rp. 46.750 di Bukukita

Blurb:

Hwan, anggota Sweet Melody yang tanpa sengaja terpaksa menyamar menjadi laki-laki, mulai tak mengerti apa yang ia rasakan. Ia ingin sekali memberi tahu seluruh anggota Sweet Melody bahwa ia adalah perempuan. Namun, maukah mereka memaafkannya?

Sementara itu, Hyeon Ju, pianis terkenal yang kabur dari rumah itu benar-benar resmi menjadi anggota Sweet Melody. Tetapi, apa yang akan terjadi kalau ia menyukai Hwan yang juga seorang perempuan seperti dirinya?

Apakah musik masih bisa menyelamatkan hubungan mereka?

Review:

Setelah buku pertamanya yang membuat saya penasaran, akhirnya buku keduanya menjawab semua pertanyaan saya saat itu. Untuk review buku pertama bisa dibaca di sini.

Sweet Melody melakukan perjalanan ke Busan untuk mengikuti Green Music Festival. Mereka memasuki asrama untuk melalui babak demi babak penyisihan yang harus diselesaikan agar bisa mendapatkan piala emas sebagai persyaratan untuk memasuki Baekjaego. Kehidupan di asrama pun semakin sulit bagi Hwan. Ia sebetulnya tidak apa-apa jika jenis kelaminnya terbongkar, tapi masalahnya ia takut dengan pandangan orang lain setelah tahu bahwa ia adalah seorang perempuan.



"Sesakit apakah hatinya? Cinta pertama yang salah, rasa cinta yang diarahkan pada orang yang sebenarnya tidak ada." - hal. 47

Hati Chang Ryong pun kini semakin terusik oleh kehadiran Hwan. Ia merasa bahwa rasa sukanya pada Hwan semakin besar dan tak terbendung. Apalagi ternyata Hwan pun disukai oleh Hyeon Ju yang jika dilihat orang lain akan lebih "normal" jika berpacaran dengan Hwan.

Selain identitas asli Hwan, permasalahan lain pun muncul. Mulai dari rivalnya H2O, gerombolan Khong Kag Ji yang selama ini ternyata mencari Hwan untuk membalas dendam, terbongkarnya identitas Hyeon Ju, serta masalah yang dihadapi oleh Chang Ryong membuat buku kedua ini semakin seru dan menarik.

"Tak peduli berapa kali ditangkap pun, ia tetap akan bisa lari. Ia tahu akan ada orang yang menunggunya. Ia tidak pernah membayangkan kalau akan merasa sebahagia ini setelah melepaskan ketakutannya. Perasaannya sangat nyaman seolah semua masalah bisa terpecahkan dengan mudah." - hal. 182

"Musik itu manis. Ayo kita lelehkan semua orang dengan kemanisan kita. Karena kita adalah Sweet Melody!" - hal. 297

Tidak ada perbedaan yang cukup besar antara sampul buku pertama dan keduanya. Perbedaannya hanya terletak pada mata Hwan yang membuka di buku pertama dan menutup. Sepertinya sampul depan ini ada hubungannya dengan peranan Hwan yang semakin kuat dalam Sweet Melody. Mata Hwan yang tertutup menandakan Hwan kini sangat meresapi musiknya dengan sepenuh hati. Masih mengambil sudut pandang orang ketiga. Alur buku ini bergerak maju dengan konflik yang padat karena memang buku ini adalah buku penutup untuk kisah Hwan dan teman-temannya.

Di awal-awal, saya merasa terjemahannya agak kaku dan patah-patah. Tapi semakin ke belakang sepertinya ritme terjemahannya menjadi semakin bagus. Untuk pengecekkan kata, Haru sepertinya jago. Buku ini bebas dari salah kata. Hanya saja beberapa pemenggalan kata yang dibubuhi tanda hubung (-), letaknya tidak berada di ujung kalimat dalam satu baris malah berada di tengah-tengah. Agak mengganggu juga untuk saya, semoga jika buku ini dicetak ulang semua typo tersebut sudah hilang.

Untuk karakter yang saya suka dalam buku ini adalah Hwan dan Hyeon Ju. Tidak salah mengapa Chang Ryong dan temannya tidak sadar bahwa Hwan adalah perempuan, karena memang Hwan itu keren jika dilihat sebagai laki-laki. Peranan Hyeon Ju pun berpengaruh besar pada hubungan Hwan dan Chang Ryong. Saya sampai dibuat tertawa berkali-kali oleh kejailan Hyeon Ju. Adegan favorit itu adalah saat Hyeon Ju menantang Mi Rae. Daebak! :))

Untuk konflik... dalam buku ini banyak sekali. Setelah selesai dengan permasalahan yang satu, muncul permasalahan lain. Tapi untungnya semuanya terselesaikan, walau ada beberapa yang saya rasa janggal dan aneh karena terasa terlalu mudah. Di sini Baek Myo cukup jeli dengan sasaran pembacanya yang masih remaja, beliau menghadirkan konflik secara berurut agar pembacanya tidak menjadi bingung dan terbebani. Ending-nya cukup bisa ditebak, tapi saya cukup senang semuanya bisa diceritakan dengan baik.

Secara keseluruhan saya suka dan terhibur saat membacanya walau sebetulnya agak kurang greget buku ini dibandingkan dengan buku pertamanya. 3,5 bintang untuk musik Sweet Melody yang manis :D

No comments:

Post a Comment