Friday, April 25, 2014

[Book Review #96] Teka-Teki Terakhir

Penulis: Annisa Ihsani
Penyunting: Ayu Yudha

Desain sampul: EorG
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama, Maret 2014
Tebal: 256 halaman
ISBN: 978-602-03-0298-0
Rating: 4 dari 5 bintang

Bisa didapatkan di: Bukukita

Blurb:

Gosipnya, suami-istri Maxwell penyihir. Ada juga yang bilang pasangan itu ilmuwan gila. Tidak sedikit yang mengatakan mereka keluarga ningrat yang melarikan diri ke Littlewood. Hanya itu yang Laura tahu tentang tetangganya tersebut.

Dia tidak pernah menyangka kenyataan tentang mereka lebih misterius daripada yang digosipkan. Di balik pintu rumah putih di Jalan Eddington, ada sekumpulan teka-teki logika, paradoks membingungkan tentang tukang cukur, dan obsesi terhadap pernyataan matematika yang belum terpecahkan selama lebih dari tiga abad. Terlebih lagi, Laura tidak pernah menyangka akan menjadi bagian dari semua itu.


Tahun 1992, Laura berusia dua belas tahun, dan teka-teki terakhir mengubah hidupnya selamanya.

Review:


Selama dua belas tahun hidupnya, Laura tidak tahu menahu tentang Keluarga Maxwell dan bagaimana isi rumah di Jalan Eddington No. 112 sampai pada suatu hari ia membuang kertas hasil ulangan matematikanya yang bertuliskan nilai nol di atasnya ke tempat sampah di depan rumah tersebut.

Menurut cerita yang beredar, Keluarga Maxwell adalah seorang ahli kimia gila yang sedang melakukan eksperimen berbahaya. Ada pula yang bilang bahwa mereka adalah ahli botani gila yang sedang meneliti tanaman langka. Lalu Laura dan kakaknya, Jack berspekulasi bahwa mereka adalah seorang penyihir yang memiliki sapu terbang dengan ramuan berwarna hijau di atas kualinya.

Namun, setelah Laura bertemu dengan Tuan Maxwell keesokan harinya, ia menganggap bahwa beliau tidak seseram cerita yang beredar. Beliau juga berbaik hati mengoreksi jawaban ujian Laura serta memberikan sebuah buku yang menarik mengenai Nol: Asal-usul dan Perjalanannya.

"Janganlah terlalu fokus pada satu hal hingga lupa menghargai apa yang ada di sekelilingmu." - hal. 93

Kemudian pada suatu sore di bulan April, Laura memberanikan diri mengetuk rumah itu untuk menanyakan buku yang sebelumnya diberikan oleh Tuan Maxwell sebetulnya diberikan untuknya atau hanya dipinjamkannya saja. Setelah sebuah pintu penghubung antara rumah itu dan dunia luar terbuka, Laura bertemu dengan Nyonya Maxwell yang baik hati. Ia juga diizinkan untuk datang dan meminjam buku dari perpustakaan besar Keluarga Maxwell. Dan dari situ pula, Laura akhirnya tahu bahwa Tuan Maxwell adalah seorang ahli matematika yang sedang menyelesaikan teka-teki terakhirnya.

"Semua orang aneh dengan caranya sendiri. Terkadang keanehanmu tidak cocok dengan keanehan orang lain, jadi mereka menyebutmu aneh. Tetapi terkadang keanehanmu cocok dengan keanehan seseorang, dan kalian bisa berteman." - hal. 147

Teka-Teki Terakhir adalah sebuah buku yang menarik dengan tema cerita yang tidak biasa. Saya menikmati membaca bukunya dari awal sampai akhir dan terutama juga, saya suka dengan semua tokoh-tokohnya... yang memang memberi arti bagi orang-orang di sekitarnya.

Buku lokal dengan rasa terjemahan buku luar ini juga membuat saya tertarik saat membaca beberapa Blogger Buku yang menulis resensi bukunya. Dan akhirnya saya bisa mendapatkan buku ini dari Ziyy karena memenangkan kuisnya saat Giveaway BBI Hop 2014 beberapa waktu yang lalu. Untuk labelnya sendiri, GPU memberi label Teenlit di bagian bawah sampul bukunya yang kece. Sinopsis dan judulnya pun akhirnya membuat saya penasaran dan urung memilih buku lain yang dibaca malahan membaca buku ini terlebih dahulu.

Oh iya, untuk sampulnya benar-benar mewaliki tokoh-tokoh dan suasana di dalam bukunya. Di gambar tersebut, Laura terlihat sedang  mengetuk pintu rumah Keluarga Maxwell pada saat sore hari. Yup... gambar itu cukup mewakili imajinasi saya saat adegan yang sama dalam bukunya, digambarkan dalam sampul tersebut. Di sana juga saya bisa tahu bagaimana rupa Eratosthenes dengan namanya yang tidak biasa dan sulit dihapal. Bahkan saat saya menuliskan namanya di sini pun, saya harus dua kali mengecek apakah huruf yang saya tulis sudah benar XD

Misterinya didapatkan dengan baik saat Laura menjadi sudut orang pertama tunggal dalam buku ini. Semua teka-teki dan pertanyaan saya dijawab sedikit demi sedikit melalui petualangan menarik Laura dengan alur bukunya yang terus maju. Lucunya... sebetulnya walaupun sampai sekarang saya menyukai matematika, tapi sebagian penjelasan yang dibeberkan dalam buku ini justru tidak saya pahami. Tapi saya kagum dengan penulisnya yang bisa menjelaskannya tanpa terkesan menggurui, ataupun menulis rumus serta penjelasannya tidak terkesan seperti buku teks pelajaran sekolah.

Saya menyukai semua karakter dalam buku ini. Tidak ada yang terkesan jahat, tidak ada yang dibuat-buat, dan semua karakternya terkesan alami. Namun, jika harus memilih saya akan memilih Laura dengan sifat keingintahuannya yang besar, juga Katie dan Julius yang bijaksana yang membantu Laura menemukan pemecahan dari masalahnya dengan cara yang sederhana.

Setelah saya selesai membaca buku ini, saya cukup penasaran dengan beberapa poin dalam buku ini sehingga saya langsung mencarinya di internet. Ini beberapa di antaranya:

1. Teorema Terakhir Fermat adalah sebuah teorema yang dicetuskan oleh Pierre de Fermat pada abad ke-17 yang pembuktiannya tidak ia tuliskan karena halaman pinggiran bukunya tidak muat lagi. Dan setelah 357 tahun kemudian, teorema tersebut dibuktikan kebenarannya. Teorema Terakhir Fermat mengatakan bahwa:
untuk n > 2, tidak ada bilangan bulat bukan nol x, y, dan z yang memenuhi persamaan x^n + y^n = z^n.

2. Eratosthenes yang namanya dipakai untuk menjadi nama kucing peliharaan Keluarga Maxwell diambil dari nama seorang ahli matematika, ahli bumi, ahli astronomi, penyair, dan music theorist berkebangsaan Yunani yang merupakan orang pertama yang menghitung keliling bumi dengan akurat.

3. Arthur Eddington mungkin jadi inspirasi penulis untuk mengambil nama jalan yang menjadi tempat berdirinya rumah Keluarga Maxwell. Oke... setengahnya memang merupakan tebakan saya, tapi saya mendapatkan bahwa Arthur Eddington ini adalah seorang ahli matematika sekaligus seorang filsuf ilmu pengetahuan pada awal abad ke-20. Beliau terkenal karena karyanya tentang Teori Relativitas. Beliau menulis sejumlah artikel yang mengumumkan dan menjelaskan mengenai Teori Relativitas Einstein kepada dunia.

4. Poin ini pun merupakan tebakan saya, entah benar atau tidak tapi penulis buku ini sepertinya mengambil nama James Maxwell bukan tidak sengaja. James Maxwell adalah seorang ahli matematika fisika berkebangsaan Skotlandia. Salah satu fotonya, menggambarkan beliau sedang berada di Trinity College sedang memegang color wheels. Dan sebetulnya, gambaran saya mengenai tokoh James Maxwell dalam buku ini cocok dengan penampilan James Maxwell yang asli.

5. Karena sepertinya penulis buku ini suka dengan cerita detektif, saya tidak sengaja menemukan nama Laura Welman ini adalah salah satu tokoh dalam buku yang ditulis oleh Agatha Christie, Sad Cypress pada tahun 1940. Tapi ya... mungkin ini juga hanya sebuah kebetulan saja :D

Nah, cukup segitu. Poin 3 sampai 5 memang hanya tebakan saya, karena saya tidak bisa menahan diri untuk tidak menuliskannya di sini. Tapi memang, saat menemukan satu petunjuk kadang suka jadi penasaran kalau petunjuk lainnya gak dicari juga. Hehe...

Jadi kesimpulannya, saya suka dengan buku bacaan seperti ini yang akan menghasilkan sesuatu atau pengetahuan baru setelah saya membacanya. Saya merekomendasikan buku ini dan jelas akan menaruhnya di rak favorit saya. 4 bintang untuk matematika menyenangkan yang diperkenalkan oleh penulis buku ini. Saya menunggu Mbak Annisa merilis buku berikutnya :D

Review ini diikutsertakan dalam:
- Lucky No. 14 Reading Challenge (kategori Freebies Time)
- New Author Reading Challenge 2014
- Young Adult Reading Challenge 2014
- Indiva Readers Challenge 2014

No comments:

Post a Comment