Friday, January 31, 2014

[Book Review #72] The Invention of Hugo Cabret

Penulis: Brian Selznick
Penerjemah: Marcalais Fransisca
Penerbit: Mizan Fantasi
Cetakan I, Januari 2012
Tebal: 543 halaman
ISBN: 978-979-433-681-6
Rating: 4 dari 5 bintang 
Bisa didapatkan di: Bukukita

Blurb:

Kehadirannya bagaikan hantu. Hugo menyelinap dari satu bilik ke bilik lain, menyusuri lorong tak terlihat, dan mengendap-endap di bawah temaram lampu stasiun kota. Tak seorang pun tahu, Hugo menyembunyikan sebuah rahasia besar warisan almarhum ayahnya, satu-satunya pengikat dirinya dengan masa lalu sekaligus masa depan. Namun, semua berubah ketika dia berjumpa seorang pria tua berwajah muram yang selalu berusaha menguak rahasia besar Hugo. Apa hubungan antara pria tua itu dengan rahasia Hugo?

The Invention of Hugo Cabret, sebuah sajian unik yang bukan hanya memukau pembaca lewat jalinan kisah mengagumkan, tetapi juga menghibur lewat goresan ilustrasi yang matang dan kaya makna. Bertutur tentang rahasia yang hilang dan kekuatan mimpi, karya spektakular ini layak untuk disimak.

Review:

Paris, 1931. Saat musim dingin berlangsung.

Seorang anak kecil yang berumur 12 tahun, Hugo Cabret memiliki ruang rahasia di stasiun kereta api. Bukan kebetulan berada di sana, Hugo menerima nasibnya saat ia diberi tahu bahwa ayahnya telah meninggal dalam suatu kebakaran.

Sebelumnya, ayahnya adalah seorang pembuat jam. Selain menerima jasa perbaikan jam, ia juga bekerja di museum. Pada suatu hari, museum tempat ayahnya bekerja menerima automaton. Automaton adalah patung putar yang dapat melakukan serangkaian perintah sesuai dengan keinginan pembuatnya. Automaton yang ditemukan oleh ayah Hugo adalah automaton yang bisa menulis. Ia memegang pena dan duduk di meja, seperti seseorang yang siap menulis.



Tapi automaton itu tidak dapat bergerak. Ia rusak. Dan ayah Hugo berusaha untuk memperbaikinya dengan merangkai kembali bagian-bagiannya yang hilang atau aus. Namun, ia tidak bisa menyelesaikannya karena pada saat museum mengalami kebakaran, ayahnya terkunci dari luar akibat penjaga yang lalai karena tidak sadar bahwa di dalamnya masih ada pekerja.

Jadilah Hugo tiba di stasiun kereta api. Pamannya membawanya ke tempat itu dan mengajarkan segala sesuatu tentang mekanisme jam di stasiun tersebut. Jadi pada saat pamannya menghilang, Hugo menggantikan pamannya untuk merawat jam-jam di sana.

Teman satu-satunya Hugo adalah automaton itu. Ia merasa bahwa automaton itu dapat menyelamatkan hidupnya.

Di samping itu, ia juga diam-diam mencuri dari pemilik toko mainan di dalam stasiun tersebut, Georges Méliés. Melalui Monsieur Méliés, ia kenal dengan Isabelle dan berpetualang memecahkan misteri dibalik automaton yang ia miliki sekarang.

"Tidak ada bagian yang berlebih dalam sebuah mesin. Jumlah dan jenis setiap bagiannya tepat seperti yang mereka butuhkan. Jadi kupikir, jika seluruh dunia ini adalah sebuah mesin yang besar, aku pasti berada di sini untuk tujuan tertentu. Dan itu berarti, kamu berada di sini juga untuk tujuan tertentu." - hal. 388

Dua kata setelah membaca bukunya: wow dan ugh. Wow karena ceritanya, terus ugh karena 30 halaman hilang dari buku ini dan halaman yang hilang tersebut ada di ending-nya :))

Saya awalnya gak tahu buku ini ada. Tapi setelah saya menonton filmnya, saya jadi tahu ternyata film tersebut diadaptasi dari sebuah buku. Dengan saya membaca buku ini, ingatan saya kembali ke masa saat saya menonton filmnya di bioskop. Karena ilustrasi-ilustrasi bertebaran dalam buku ini, saya juga jadi bisa membayangkan seluruh adegannya tanpa mengalami kesulitan.



Saya suka dengan ilustrasi dalam buku ini. Walaupun hanya gambar sketsa sederhana yang hanya memakai garis dan arsiran pensil, tapi saya bisa melihat ekspresi dan gambaran kejadiannya. Terus yang paling saya suka itu kalau ilustrasinya wajah seseorang dari dekat. Matanya terlihat hidup :D

Dengan membaca buku ini saya jadi tahu ternyata Georges Méliés itu nyata! Hanya Hugo dan Isabelle yang merupakan tokoh rekaan Brian Selznick.

"Pembuat film Georges Méliés memulai kariernya sebagai pesulap dan ia memiliki teater sulap di Paris. Pekerjaannya sebagai pesulap membantunya memahami kemampuan media baru ini. Ia adalah salah satu orang pertama yang menunjukkan bahwa film tidak harus mencerminkan kehidupan nyata. Ia segera menyadari bahwa film memiliki kekuatan untuk mewujudkan mimpi." - hal. 364

Tokoh dalam buku ini tidak terlalu banyak menurut saya. Semua mendapat peran serta porsinya masing-masing dalam buku ini dan saya tidak kesulitan dalam mengingat mereka. Terutama Hugo. Hugo ini loveable banget. Dia mandiri, pintar, kuat, banyak akal, dan walau dia tidak memiliki seseorang yang dekat dan mendukungnya, ia tidak mudah putus asa dan terus berusaha. Untung saja setelahnya ia bertemu dengan Isabelle dan Monsieur Méliés.



Adegan tak terlupakan baik di buku maupun di filmnya itu pada saat Monsieur Méliés melihat sesuatu dari masa lalunya. Walau di buku kesannya agak datar, tapi saya ingat jelas adegan itu di filmnya adalah adegan yang membuat saya terharu >.<

Saya tidak bisa melihat ending buku ini, karena 30 halaman yang hilang itu berada di akhir bukunya. Jadi saya mengambil kesimpulan bahwa akhir buku ini sama dengan filmnya. Dan saya puas dengan akhir tersebut. 4 bintang untuk automaton yang menjadi benang merah di antara semua karakter dalam buku ini.

Literary award:
- Caldecott Medal (2008)
- Book Sense Book of the Year Award for Children's Literature (2008)
- Rebecca Caudill Young Reader's Book Award Nominee (2009)
- Flicker Tale Children's Book Award (2009)
- Deutscher Jugendliteraturpreis Nominee for Kinderbuch (2009)
- Iowa Children's Choice Award (2010)
- Boston Author's Club Young Reader Award (2008)
- NAIBA Book of the Year for Children's Literature (2007)
- Quill Award
- Finalis National Book Award
- Finalis 2007 Borders Original Voices
- Los Angeles Times Favorite Children's Book of 2007
- Publishers Weekly Best Book of 2007
- New York Times Best Illustrated Book of 2011
- An American Library Association Notable Children's Book
- An American Library Association Best Book for Young Adults

Review ini diikutsertakan dalam:
- Lucky No. 14 Reading Challenge (kategori
- 2014 TBRR Pile Reading Challenge
- Indiva Readers Challenge 2014
- New Author Reading Challenge 2014
- Children's Literature Reading Project

6 comments:

  1. aku juga sukaaaaaaaaa buku ini ;)
    http://luckty.wordpress.com/2013/11/29/review-the-invention-of-hugo-cabret/

    ReplyDelete
  2. Tammy, gara@ kamu bilang gak bisa liat endingnya krn ada halaman yg hilang, aku jd cemas dan langsung baca buku ini. Aku juga udah nonton filmnya, visualisasi dan sinematografinya cakep tp kalau yg suka film dengan alur cepat, agak bosenin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi yang mbak lina ga ilang kan halamannya? :O

      Delete
  3. ngg, gimana ceritanya itu halamannya ilang? bukunya beli diskonan bukan tam?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, beli di diskonan itu. Mungkin karena ilang 30 halaman jadinya diskon :))

      Delete
  4. Hahahaha aneh banget ya itu halaman pake ilang segala XD aku suka buku ini, lebih karena art nya daripada ceritanya sih :) pengen cepetan baca wonderstruck :)

    ReplyDelete