Monday, September 2, 2013

[Book Review #16] Marriageable

Penulis: Riri Sardjono
Editor: Windy Ariestanty
Cetakan ketujuh, 2013
Penerbit: GagasMedia
Tebal: 358 halaman
ISBN: (13) 978-979-780-651-4, (10) 979-780-651-0
Rating: 4 dari 5 bintang

Blurb:

Namaku Flory. Usia mendekati tiga puluh dua. Status? Tentu saja single! Karena itu Mamz memutuskan mencarikan Datuk Maringgi abad modern untukku.

"Kenapa, sih, gue jadi nggak normal cuma gara-gara gue belom kawin?!"

"Karena elo punya kantong rahim, Darling,” jawab Dina kalem. “Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date."

"Yeah," sahutku sinis. "Sementara sperma kayak wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang lama."

Mamz pikir aku belum menikah karena nasibku yang buruk. Dan kalau beliau tidak segera bertindak, maka nasibku akan semakin memburuk. Tapi Mamz lupa bertanya apa alasanku hingga belum tergerak untuk melangkah ke arah sana.

Alasanku simple. Karena Mamz dan Papz bukan pasangan Huxtable. Mungkin jauh di dalam hatinya, mereka menyesali keputusannya untuk menikah. Atau paling tidak, menyesali pilihannya. Seperti Dina, sahabatku.

"Kenapa sih elo bisa kawin sama laki?!"

Dina tergelak mendengarnya. "Hormon, Darling! Kadang-kadang kerja hormon kayak telegram. Salah ketik waktu ngirim sinyal ke otak. Mestinya horny, dia ngetik cinta!"

See??

"Oh my God!" desah Kika ngeri. "Pernikahan adalah waktu yang terlalu lama untuk cinta!"

Yup!
That’s my reason, Darling!

Review:

Flory adalah seorang wanita single, mapan, dan berusia mendekati perawan tua jika tidak menikah, tiga puluh dua. Ia menikmati hidupnya yang bebas dan ceria bersama keempat temannya. Namun ternyata, ibunya yang gerah melihat Flory belum ada tanda-tanda akan menikah diam-diam mencoba menjodohkannya dengan anak temannya. Jadilah kisah Siti Nurbaya modern yang akan dijodohkan dengan Datuk Maringgi yang berprofesi sebagai pengacara dimulai.

Flory akhirnya bertemu dengan Vadin di rumahnya, saat Tante Mia ¾yang memang sengaja mengajak Vadin¾ datang ke rumah Flory. Tanpa disangka-sangka mereka berdua ternyata cocok, bahkan mereka langsung bisa tertawa bersama di saat pertemuan pertama. Dengan berbekal rasa nyaman, akhirnya Vadin memberanikan diri melamar Flory dan mengajaknya menikah.

Kehidupan pernikahan Flory dan Vadin yang "aneh" akhirnya berjalan. Sampai pada suatu ketika, hadirlah Nadya di antara mereka. Memberi bumbu-bumbu drama dalam kehidupan Flory.

Nilai plus dari buku ini, bahasanya yang blak-blakan, jujur, lucu, serta alurnya yang cepat membuat saya tidak bosan dalam membacanya. Walaupun Flory kadang-kadang terlalu lebay dan kekanak-kanakkan dalam menanggapi segala hal, tapi ada Vadin yang selalu bersikap realistis.

Tema yang diangkat buku ini sebenarnya simpel, tentang cinta dan pernikahan. Bahwa sebenarnya untuk jatuh cinta itu kita tidak perlu berusaha keras, karena cinta itu dirasakan oleh hati dan cinta juga perlu pengungkapan, kepercayaan, komunikasi, rasa aman, dan kenyamanan.

Sampulnya bukunya lucu. Mungkin terinspirasi dari ceplosan asal Dina pada saat halaman-halaman awal.

"Karena elo punya kantong rahim, Darling,” jawab Dina kalem. “Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date." - Hal 4

Saya sebenarnya tidak mempunyai banyak komentar untuk buku ini, kecuali mengenai gaya hidup yang dipaparkan jelas dalam bukunya. Cigarette, sex, and alcohol menjadi dominan dalam setiap babnya. Oke... untuk soal seks yang bagi sebagian orang tabu itu, sebenarnya tidak terlalu dipersoalkan karena mereka memang sudah menikah. Tapi, soal rokok dan alkohol yang terus dikonsumsi di setiap bagian cerita agak mengganggu bagi saya. Karena seolah-olah itu adalah hal biasa dan semua orang juga melakukannya.

Disamping kisah percintaan Flory dan Vadin. Buku ini juga memuat tentang kisah hidup beberapa temannya yang sesekali diangkat. Tapi yang paling saya suka adalah buku ini juga bercerita tentang kehidupan keluarga Flory dan keluarganya.


"You get married not to be happy, but to make each other happy" - Roy I. Smith

Riri Sardjono berhasil membuat saya tersenyum saat menutup buku ini. Dan saya juga tidak sabar untuk membaca karya Riri berikutnya :D

3 comments:

  1. Baca review ini, semakin pengen baca novel ini tp gak punya uang *menatapdompetygkosong*
    Makasih untuk reviewnya:)

    ReplyDelete
  2. aku pengen baca ini, tapi ampe sekarang belum kesampaian juga, tema yang diangkat menarik! ;)

    ReplyDelete
  3. buku yang bikin greget.. masa cewe udah kepala 3 tp blm nikah2 juga.. jd pengen baca lengkapny ni BUKU TUH. semoga dpat giveaway buku ini....

    ReplyDelete