Monday, September 16, 2013

[Book Review #21] Explicit Love Story

Penulis: Lee Sae In
Penerjemah: Dimitri Dairi
Penyunting: Nyi Blo
Cetakan Pertama, Juli 2013
Tebal: 386 halaman
ISBN: 978-602-7742-2-08
Rating: 3,5 dari 5 bintang

Blurb:

Semua orang menganggapku ahli dalam berpacaran. Bahkan, pertanyaan mendetail tentang cara berciuman dan melakukan hubungan intim juga datang menghampiriku. Sejujurnya, aku merasa sedih setiap kali pertanyaan seperti itu muncul karena sebenarnya aku adalah "tong kosong yang nyaring bunyinya". Ucapan vulgar yang keluar dari mulutku sesungguhnya adalah hasil dari pengetahuan yang kudapat melalui Internet dan majalah.

Lalu, suatu ketika... saat sedang menonton film sendirian di klub film yang kuikuti, film yang tak kuketahui judulnya itu tiba-tiba macet. Sialnya, adegan yang tampil adalah adegan dewasa yang bisa membuat malu siapa pun yang melihatnya.

Sialnya lagi, satu-satunya cara mematikannya adalah mencabut colokan kabel listrik TV yang berada tepat di belakang TV berukuran besar ini. Saat aku sedang bersusah payah memeluk TV itu untuk memindahkannya, seorang pria tiba-tiba masuk.
Mati aku! Mau ditaruh di mana mukaku?

Review:

Bacaan Han Lee Seon sudah sangat dewasa sejak kecil, sehingga pada umurnya yang 24 tahun ia tampak sangat ahli masalah seks padahal ia sama sekali belum pernah mengalaminya. Dalam acara meeting (pertemuan jodoh ala Korea), demi melindungi temannya Seon Ju, ia terpaksa menunjukkan dirinya sebagai wanita serba tahu dan terkesan liar.

Ma Gyu Jin adalah seorang cassanova yang banyak membuat gosip. Kedatangannya kembali ke kampus setelah selesai wamil membuatnya selalu dikerubuti oleh para wanita yang terpesona oleh ketampanannya. Ia diajak oleh temannya dalam meeting dan menemukan bahwa ternyata Lee Seon sangat menarik.

Lee Seon bergabung dalam sebuah klub bernama Movie Nest semata-mata agar ada tempat nongkrong pada saat waktu luang di kampus dan juga agar dapat teman makan siang. Tujuannya kemudian berubah sejak ia mengetahui ternyata Gyu Jin juga adalah anggota se-klubnya. Kejadian memalukan pada saat ia meneriakkan dengan lantang apa soal 69 di saat meeting ternyata berlanjut dengan kejadian tak terduga saat ia disangka menonton film dewasa di ruang klub pada siang hari oleh Gyu Jin.

Lee Seon tidak menyadari menyukai Gyu Jin. Ia pikir Gyu Jin itu adalah seorang playboy yang suka berbuat seenaknya. Sampai suatu saat Ju Hyeok yang baik hati mengajaknya berpacaran. Lee Seon menyadari bahwa ternyata hatinya sudah tertuju pada Gyu Jin dan menolak Ju Hyeok dengan sopan.

Dengan tak diduga oleh Lee Seon sebelumnya, Gyu Jin menciumnya dan mengajaknya berpacaran. Tapi untuk menghindari gosip, mereka sepakat tidak akan membeberkan hubungan tersebut. 

"Baiklah, hari ini adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan hasil latihan dari teknik yang kupelajari dari buku-buku yang sudah kubaca selama ini!" - hal. 158

Lalu, saat pacaran ala mereka sedang hangat-hangatnya, pacar masa lalu Gyu Jin muncul kembali. Dia adalah Hyeon Jin yang cantik dan seperti sebuah boneka di mata Lee Seon. Lee Seon yang tidak percaya diri jika dibandingkan dengan Hyeon Jin yang sempurna itu langsung menarik diri. Ia padahal ingin mempercayai Gyu Jin. 

"Seketika itu juga, aku terharu. Ada kalanya seorang wanita akan berpikir 'inilah pria untukku', dan aku sedang mengatakan hal itu dalam benakku saat ini. Sejak pertama kali bertemu dengannya, hatiku sudah berdegup, bergetar, dan dipenuhi rasa percaya padanya." - hal. 196

Dari sampul buku ini pun terlihat bahwa buku ini adalah buku dewasa. Namun, saya langsung tertarik untuk membacanya setelah membaca sinopsis pada belakang bukunya. Alur maju pada buku ini dan kalimat-kalimat yang mengalir membuat saya cepat dalam membacanya. Walau pada halaman-halaman awal terasa membosankan, setelah menuju bagian tengah dan akhir banyak adegan lucu yang membuat buku ini semakin menarik.

Ada beberapa bagian buku yang membuat saya bertanya-tanya. Ini maksudnya apa ya? Tapi untungnya, catatan kaki yang bertebaran membantu saya memahaminya :p

Dari awal Lee Seon dan Gyu Jin berpacaran, mereka sudah sering melakukan skinship. Sehingga saya dapat menarik kesimpulan. Ternyata orang Korea itu gaya berpacarannya memang seperti ini. Walaupun pada beberapa sikap tertentu mereka enggan dan merasa malu melakukannya di depan umum.

Nilai plus dari buku ini adalah pada sisi keluarganya. Lee Seon itu tipe-tipe anak yang menurut pada kedua orang tuanya. Makanya waktu ayahnya minta dia datang ke perjodohan dengan anak kenalannya, dia mau saja dan bersikap baik karena tidak mau mempermalukan ayahnya. Dia pun sangat sayang pada ibunya yang berjuang membesarkan kedua anaknya karena ayahnya sakit dengan menerima pelanggan salon dua sampai tiga kali lebih banyak, walaupun harganya separuh harga jasa salon lainnya. Dari sini saya bisa katakan, bahwa karakter yang saya suka dalam buku ini adalah Lee Seon.

Lee Sae In juga menggambarkan chemistry antara kedua tokoh utamanya dengan baik. Walaupun sudut pandang memang terletak pada Lee Seon, tapi melalui kacamata Lee Seon saya pun bisa merasakan emosi Gyu Jin.

Ada satu hal yang lolos pada saat penyuntingan. Pada halaman 338, baris ke enam belas, ada typo yang membuat saya agak bingung waktu awalnya. Seharusnya pada adegan itu Gyu Jin lah yang berbicara, tapi di buku tercetak Hyeon Jin. Selebihnya saya pikir oke saja.

4 comments:

  1. aakkk..jadi makin pengen baca..
    review.nya bagus deh, tapi..uhum
    aku belum baca lohhh..hayoo..hayooo..

    dibikin agak memancing penasaran kali ya Tam' untuk review yang akan datang ^_^

    semangat..!!

    ReplyDelete
  2. Pas baru keluar, dan Penerbit Haru gencar mempromoinnya aku udah penasaran dengan buku ini. Seperti apa sih buku yang ada bumbu-bumbu sexnya? Kalau ngebayangin cerita kore pasti banyak adegan konyol dan lucu. Buku ini masuk list pengen dibaca :) Thank u resensinya.. Semakin ingin baca.

    ReplyDelete