Saturday, January 18, 2014

[Book Review #65] The Devil's Whisper

Penulis: Miyuki Miyabe
Penerjemah: Nadya Andwiani
Penerbit: Serambi
Cetakan I, Maret 2012
Publikasi pertama: December 1989
Tebal: 312 halaman
ISBN: 978-979-024-376-7
Rating: 4 dari 5 bintang 
Bisa didapatkan di: Bukukita

Blurb:

Tiga kematian berturut-turut terjadi dalam waktu yang berdekatan: seorang gadis terjun dari atap gedung bertingkat; seorang gadis lainnya melompat ke atas rel tepat di depan kereta yang melaju kencang; dan gadis ketiga tewas tertabrak taksi pada tengah malam. Adakah hubungan antara ketiga peristiwa itu? Apakah itu murni kecelakaan atau kasus bunuh diri? Ataukah… pembunuhan?

Teka-teki itu sedikit demi sedikit terungkap oleh Mamoru, keponakan si pengemudi taksi yang tertimpa sial karena menjadi satu-satunya tersangka dalam kecelakaan maut tersebut. Dia baru saja pindah ke Tokyo untuk tinggal bersama keluarga pamannya itu setelah ibunya meninggal. Demi menyelamatkan pamannya dari tuduhan, Mamoru melakukan penyelidikan dan mendapati bahwa gadis yang tertabrak taksi pamannya dan dua gadis korban “bunuh diri” lainnya berkaitan. Ketiganya pernah terlibat dalam sebuah praktik penipuan. Lalu, masih ada gadis keempat yang masih hidup dan tidak diketahui keberadaannya.


Ketika seorang pebisnis terkenal muncul dengan kesaksian baru yang bisa membebaskan pamannya, Mamoru bertekad tidak hanya membersihkan nama baik pamannya, tapi juga menyelamatkan gadis keempat yang sedang diincar oleh pembunuh yang sebenarnya. 

Dan pada saat itulah sang pembunuh menghubunginya…


Review:

Mamoru Kusaka harus pindah ke Tokyo dan tinggal bersama keluarga kakak perempuan ibunya, Yoriko Asano setelah ibunya meninggal dunia. Telah sembilan bulan ia di sana, satu kejadian terjadi dan mengguncang keluarga barunya. Suami Yoriko, Taizo Asano yang bekerja sebagai pengemudi taksi dinyatakan menjadi tersangka atas meninggalnya Yoko Sugano yang tiba-tiba melintas saat pamannya mengemudikan taksi pada malam hari.


Bertahun-tahun yang lalu, keluarga Mamoru pernah menjadi sorotan publik. Saat ayahnya dituduh menggelapkan uang dan tiba-tiba menghilang pada suatu hari tanpa kabar berita. Mamoru kecil dan ibunya dikucilkan oleh tetangganya tanpa peduli bagaimana perasaan mereka sebenarnya.

Jadi pada saat pamannya dituduh telah melakukan pembunuhan, Mamoru berusaha menyelidiki kebenaran dibalik kasus tersebut. Semua itu gara-gara sebuah panggilan telepon yang diangkatnya pada suatu hari. Seseorang dalam sambungan telepon itu berbicara dan mengatakan rasa terima kasihnya pada paman Mamoru karena telah membunuh Yoko Sugano. Dari situlah Mamoru yakin bahwa pamannya tidak bersalah.

Semakin dalam Mamoru menggali kasus tersebut, semakin terbuka pula alasan dibalik pembunuhan itu. Masa lalu yang dulu tidak diketahuinya pun, ikut terbuka sedikit demi sedikit saat ia bertemu dengan pelaku dibalik pembunuhan tersebut.


"Sejauh yang bisa kuketahui, ada dua tipe manusia. Pertama adalah mereka yang tidak melakukan apa yang tidak ingin mereka lakukan bahkan jika mereka dapat melakukannya. Tipe kedua adalah mereka yang tidak menyerah sampai meraih apa yang mereka inginkan. Aku tak dapat memberi tahu tipe mana yang lebih baik. Yang buruk adalah kau mencari-cari alasan untuk menjelaskan apa yang telah atau tidak kaulakukan." - hal. 117

Dilihat dari sampul depan bukunya saya kira isi ceritanya akan menggabungkan misteri dengan hal-hal supernatural. Tapi ternyata, buku ini berisi tentang misteri dengan faktor-faktor psikologi. Jadi kata 'devil' dalam judulnya itu hanya berarti kiasan yang tidak ada sangkut pautnya dengan hal-hal horor.

Saya merasakan riset mendalam yang dilakukan oleh penulisnya dalam menulis buku ini. Sama seperti penulis Jepang lainnya, buku ini pun penuh dengan detail, cerita yang runut, dan jalan cerita yang sulit ditebak. Walaupun pada awalnya agak susah dalam mengenal tokoh-tokohnya karena memang tokoh yang terdapat dalam buku ini banyak. Tapi setelah setengah bukunya saya bisa mulai nyaman membacanya.

Perpindahan sudut pandang antarkarakter juga membuat sulitnya mengingat beberapa tokoh pendukung buku ini apalagi alurnya ceritanya cepat. Tapi saya mengerti, sudut pandang orang ketiga yang dipakai oleh penulisnya memang paling cocok untuk membuat detail-detail penting tergambarkan dengan jelas.

Untuk terjemahannya walau agak kaku dibaca di awal tapi kalimat-kalimatnya rapi dan enak dibaca. Gak ada salah kata dan gak ada kalimat yang aneh dibacanya.

Seperti yang saya bilang di atas, karakter dalam buku ini banyak sekali. Mulai dari Mamoru, keluarganya, teman sekolahnya, korban-korban yang terbunuh, calon korban, orang-orang yang terlibat, dan bahkan pelaku sendiri membuat saya bingung. Apalagi nama Jepang kan mirip-mirip. Saya juga sampai salah mengira kalau Kazuko Takagi itu laki-laki awalnya. Setelah saya masuk bagian tentang Information Channel, baru deh sadar kalau Kazuko itu perempuan.

Adegan yang paling bikin ngeri untuk saya itu waktu pelaku menitipkan pesan untuk Mamoru melalui Maki. Tapi adegan itu juga justru menjadi titik awal saya bisa menebak setengah isi buku akhirnya tentang bagaimana trik pelaku memperdaya calon korbannya. Jadi walau agak kaget baca ending-nya, tapi setidaknya saya sudah bisa memprediksi bagaimana cara pelaku membuat mereka mati.

Untuk keseluruhan, saya suka buku ini. Untung saja isinya tidak ada adegan sadis yang bikin meringis. Saya juga jadi tahu mengenai banyak hal setelah membaca buku ini. 4 bintang untuk keberanian Mamoru.

Review ini diikursertakan dalam:
- New Author Reading Challenge 2014
- 2014 TBRR Pile Reading Challenge
- Lucky No. 14 Reading Challenge (kategori Freebies Time)
- Indiva Readers Challenge 2014

No comments:

Post a Comment