Wednesday, March 5, 2014

[Book Review #83] After School Horror

Penulis: Nana R. Praptini
Penerbit: Bukune
Cetakan pertama, Mei 2013
Publikasi Pertama: Juni, 2008
Tebal: 161 halaman
ISBN: 978-602-220-102-1
Rating: 2 dari 5 bintang

Bisa didapatkan di: Bukukita

Blurb:

Hujan turun deras dan motorku sulit untuk di-starter. Aku bimbang, ingin bolos, tapi rasanya harus tetap les. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Dalam perjalanan, di tikungan yang gelap, sebuah mobil muncul dengan kecepatan tinggi.

Aku terlambat menyadari kedatangannya. Kubanting setang motor ke kiri untuk menghindari tabrakan. Tapi, percuma... Aku terjatuh dan kepalaku terbentur pembatas jalan dengan sangat keras. Darah segar mengalir dari kepalaku, tubuhku terasa lumpuh seketika. Sakit sekali rasanya. Sedikit demi sedikit rasa dingin menjalar ke seluruh tubuhku...

Prita tidak bisa melanjutkan membaca surat yang ditulis Lydia, muridnya. Bulu kuduknya bergidik. Bagaimana mungkin Lydia bisa hadir di kelas dan menulis surat itu, padahal dia sendiri sudah mengembuskan napas terakhir di perjalanan?
***


Kisah horor dan seram banyak terjadi di sekitar kita, tidak terkecuali ketika kita mencari ilmu--di bangunan kampus tua, sudut-sudut kelas sepi, atau toilet gelap sekolah yang selalu kamu hindari. After School Horror berisi berbagai cerita nyata yang terjadi di lingkungan kampus dan sekolah. Membuktikan bahwa mereka juga ada di sekitar kita. Bersiaplah untuk jam pelajaran tambahanmu... yang penuh teror...

Review:


Saat saya melihat buku ini dalam daftar buku Bukune Virtual Tour saya tertarik ingin membacanya, dan kebetulan buku ini juga saya pilih. Tapi sayangnya, saya gak kepilih sama Bukune terus saya menemukan buku ini tergeletak bebas di meja Bookswap IRF tahun kemarin. Jadi saya ambil aja sekalian untuk memenuhi rasa penasaran saya :))

Kelemahan saya itu adalah malas baca sinopsisnya. Jadi saya baru tahu bahwa ini adalah buku kumpulan cerita pendek adalah pada saat membacanya.

Dari buku yang lumayan tipis ini, terdiri dari delapan cerita pendek yaitu, Ciuman Pertama, Teman Sekamar, Terlambat Datang, Makalah Remedial, Penunggu Kamar Kos, Playlist Siapa?, Di Gazebo Tengah Malam, dan Saat Jantung Berdegup Kencang.

Saya jelas seorang penakut. Sampai diajak nonton Insidious aja di bioskop harus pakai adegan diseret-seret dan kabur-kaburan. Terus dulu waktu SMP, baca komik misteri juga selalu berakhir mimpi buruk atau seengganya kebayang-bayang gambar seram dalam komik tersebut. Tapi... baca buku ini sama sekali gak bikin saya takut. Gak tahu kenapa, biasa aja gitu. Saya selamat membaca bukunya tanpa harus nengok-nengok ke belakang :v

Saya kurang dapat feel-nya saat membaca buku ini. Mungkin karena format tulisan yang disuguhkan itu cerita pendek, sehingga setiap ceritanya berlalu begitu saja. Di samping itu, beberapa penyelesaian ceritanya di akhir itu nanggung dan dipaksakan. Mungkin jika Nana nanti menulis lagi cerita seram, saya sarankan sih menulis satu novel penuh bukan cerita pendek.

Secara keseluruhan, buku ini lumayan membuat saya deg-degan karena berpikir saya akan ketakutan saat membacanya. Satu-satunya alasan saya terkejut adalah gambar ilustrasi yang ada di awal setiap ceritanya. Selain itu, buku ini juga cukup mudah dibaca dalam sekali duduk saja karena tidak terlalu tebal. 2 bintang untuk After School Horror.

Review ini diikutsertakan dalam:
- Lucky No. 14 Reading Challenge (kategori Freebies Time)
- 2014 TBRR Pile
- Indiva Readers Challenge 2014

2 comments:

  1. 2 bintang juga, diikutkan dalam Dare To Say sih :D

    ReplyDelete
  2. Padahal baca sinopsisnya deg-degan ya. Coba bukan kumpulan cerpen, mungkin lebih seru ya kak x)

    ReplyDelete