Tuesday, March 25, 2014

[Book Review #89] The Spiderwick Chronicles

Penulis: Holly Black dan Tony DiTerlizzi
Penerjemah: Donna Widjajanto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Publikasi pertama: 2003
Rating total: 4 dari 5 bintang
Bisa didapatkan di: Grazera
Peringatan: isi review ini akan berisi spoiler bagi yang belum pernah membaca bukunya.

Review:

1. The Field Guide: Panduan Lapangan
Keluarga Grace tiba di estat Spiderwick untuk pertama kalinya. Jared, Simon, Mallory, dan ibu mereka, Helen. Mereka memulai lagi kehidupan di rumah itu.

Di hari yang sama, Jared mendengar sesuatu bergerak di dalam dinding rumah. Suara itu merangkak ke atas hingga akhirnya hilang di langit-langit. Dengan keadaan rumah yang rusak lumayan parah, Jared menyangka ada bajing yang hidup di dalam rumah itu. Sampai akhirnya pada malam hari Jared, Simon, dan Mallory menemukan sebuah sarang yang penuh dengan benda-benda aneh seperti sisa gorden, cabikan sutra, kecoak mati, kepala boneka, dan yang lainnya.


Lalu di saat yang sama, mereka menemukan lift makanan yang akan membawa mereka pada sebuah ruangan rahasia, perpustakaan milik Arthur Spiderwick. Jared menemukan secarik kertas berisi teka-teki yang sama sekali tidak ia mengerti. Berdasarkan teka-teki tersebut ia akhirnya akan menemukan sebuah buku panduan lapangan yang dulu disembunyikan oleh Arthur Spiderwick.


Pengrusakan sarang yang Grace bersaudara lakukan memancing kemarahan seorang boggart rumah, Thimbletack. Ia mulai menjahili Mallory, Simon, juga Jared.


2. The Seeing Stone: Batu Penglihatan
Suatu keanehan terjadi. Tiba-tiba Tibbs, kucing peliharaan Simon menghilang. Simon mencarinya ke mana-mana, tapi ia tidak juga menemukannya. Lalu Simon meminta Jared untuk menemaninya mencari Tibbs di hutan. Namun, karena Jared tidak mau, akhirnya Simon mencarinya sendiri.

Beberapa goblin muncul saat Simon sedang memanggil-manggil Tibbs. Goblin tersebut menyerang dan menculik Simon yang sama sekali tidak bisa melihat mereka.

Jared panik. Ia langsung membuka buku Panduan Lapangan dan mencari tentang goblin atau apapun yang dapat ia lakukan untuk menyelamatkan Simon. Dari dalamnya, Jared menemukan cara untuk memperoleh penglihatan, tapi tidak satu pun yang masuk akal dan bisa ditemukan dalam waktu singkat olehnya.

Thimbletack membantu, ia memiliki batu penglihatan yang dapat membuat manusia melihat apa yang tidak dapat muncul sendiri. Thimbletack juga menunjukkan alat pembantu agar batu itu bisa dipasang seperti monocle atau single eye glass. Namun, karena Jared kurang bersabar untuk meminjam batu itu secara baik-baik kepada Thimbletack, alih-alih ia memberikannya sendiri, Jared merebutnya secara paksa.

Jared dan Mallory akhirnya menemukan persembunyian goblin dihutan sekaligus menemukan Simon. Tapi Simon dikurung dalam sebuah sarang yang digantung di atas pohon. Di sana juga Jared bertemu dengan Hogsqueal yang membantunya melihat tanpa batu penglihatan lagi.

3. Lucinda's Secret: Rahasia Lucinda
Thimbletack masih marah karena Jared merebut batu penglihatan secara paksa sehingga ia selalu berbuat jahil pada Jared. Selain Simon pulang dalam keadaan baik-baik saja saat diculik oleh goblin, Jared dan Mallory juga setuju dengan Simon untuk merawat griffin yang mereka temukan terluka karena goblin di hutan.

Mereka memutuskan untuk mengunjungi Bibi Lucinda, karena mereka pikir Bibi Lucinda mengetahui tentang makhluk-makhluk yang hidup di sekitar mereka. Dan seperti yang mereka duga semula, Bibi Lucinda ternyata memang mengetahui tentang makhluk yang hidup dan digambar oleh Arthur Spiderwick di dalam buku Panduan Lapangan-nya. Mereka bertukar cerita dan pada saat Jared akan menunjukkan buku Panduan Lapangan yang selalu dibawanya dalam tas, ia menemukan bahwa bukunya telah ditukar tanpa sepengetahuannya. Oleh Thimbletack...

Jared, Simon, dan Mallory mencari di perpustakaan Arthur Spiderwick. Namun, mereka tidak juga menemukannya. Malahan menemukan sebuah peta estat Spiderwick dan daerah sekitarnya, selain itu mereka juga menemukan hal penting yang membuktikan bahwa Arthur tidak menghilang begitu saja tanpa jejak.

Mereka sepakat untuk menelusuri peta tersebut... yang kemudian mengarahkan mereka untuk bertemu dengan para elf yang menginginkan buku Panduan Lapangan.

4. The Ironwood Tree: Pohon Besi
Saat Jared datang untuk menonton Mallory bertanding anggar di sekolahnya, ia melihat seorang anak laki-laki aneh yang sedang mengacak-acak tas milik Mallory. Ia mengikuti anak tersebut yang ternyata memiliki wajah dan pakaian yang sama dengan dirinya. Atau dalam kasus ini, berarti anak tersebut adalah makhluk yang dapat berubah wujud menjadi apapun yang diinginkannya.

Setelah waktu itu Simon yang diculik goblin, kini giliran Mallory diculik oleh sekumpulan dwarf yang tunduk pada kekuasaan Mulgarath, monster yang menginginkan buku Panduan Lapangan untuk menguasai dunia.

5. The Wrath of Mulgarath: Amarah Mulgarath
Setelah berhasil keluar dari tambang para dwarf, mereka kembali pulang ke rumah. Tapi saat mereka tiba, mereka menemukan bahwa segerombolan goblin telah membuat kekacauan di rumahnya. Ibu mereka hilang dan mereka melihat Thimbletack lemas sedang menyalahkan diri.

Di luar rumah, Byron, griffin peliharaan Simon mengejar Hogsqueal yang tadinya memburu kucing peliharan Simon lainnya untuk dimakan. Dan dengan kemampuan Thimbletack, ia berhasil mengikat Hogsqueal untuk kemudian diintrogasi oleh Jared, Simon, dan Mallory.

Dengan sedikit taktik yang melibatkan Hogsqueal, Jared dan Mallory berhasil memasuki sarang Mulgarath. Hogsqueal berpura-pura menyerahkan Jared dan Mallory kepada para goblin. Dengan akhirnya, mereka bisa mendekati Mulgarath dan menyelamatkan ibu mereka dari tangan Mulgarath.
***

Saya sengaja menulis resensinya dengan berisi spoiler di dalamnya, karena memang agak ribet untuk membuat resensi buku ini satu-satu. Apalagi buku ini memang berhubungan (tanpa jeda waktu lama) sehingga memang lebih mudah untuk meresensinya menjadi satu saja seperti ini.

Buku The Spiderwick Chronicles ini memang menjadi salah satu wishlist sejak menonton filmnya. Jadi saat saya punya kesempatan untuk memiliki buku ini, langsung saya sempatkan untuk membaca bukunya duluan daripada buku lain XD

Saya suka dengan semua sampul dan ilustrasi di dalam bukunya. Semuanya digambarkan dengan baik sehingga saya tidak sulit untuk membayangkan setiap karakter dalam buku ini. Terlebih lagi, terjemahannya bagus, luwes dan enak dibaca. Ukuran, jarak, dan jenis hurufnya juga pas dan gak membuat mata saya lelah waktu membacanya. Yang saya suka juga, salah kata dalam buku ini hampir tidak ada*.

Dari segi cerita dan plot, saya suka. Sedikit banyaknya karena saya penggemar genre fantasi, sehingga mudah untuk mencerna buku ini. Hanya pada beberapa bagian, ada yang terkesan dipaksakan juga terlalu mudah dalam penyelesaiannya. Apa mungkin karena segmen buku ini adalah anak-anak, jadi jalan ceritanya di sini tidak dibuat rumit. Seperti pada bagian Rahasia Lucinda, Jared dengan mudah mengelabui elf dan bisa lolos dari sihir mereka. Lalu tentu saja, hal ini juga kembali berulang pada saat Mulgarath dikalahkan.

Seperti kebanyakan buku anak, biasanya akan berisi pesan moral yang bisa dipetik hikmahnya. Dalam buku ini pun demikian, beberapa adegannya mengajarkan kita agar para orang tua sebaiknya memercayai anak-anak mereka dan tidak memutuskan keputusan dari satu pihak saja tanpa menanyakan terlebih dahulu, sebagai saudara harus saling membantu dan menyayangi, juga bahwa di setiap masalah, pasti ada jalan keluarnya. 

*Salah kata yang tidak sengaja saya lihat:
- Buku ketiga: hal. 65, supranatural > seharusnya supernatural (KBBI), hal. 101 bilang > seharusnya bila.
- Buku keempat: hal 54 dan hal. 64, trik > seharusnya trick (penulisan bahasa asing).
- Buku kelima: hal. 41, mataku > seharusnya matamu.

Literary award:
- Flicker Tale Children's Book Award (2005) untuk The Field Guide

Review ini diikutsertakan dalam:
- Lucky No. 14 Reading Challenge (kategori Bargain All the Way)
- Children's Literature Reading Project
- Indiva Readers Challenge 2014

No comments:

Post a Comment