Monday, November 4, 2013

[Book Review #39] Fantastic Mr. Fox

Penulis: Roald Dahl
Ilustrator: Quentin Blake
Penerbit: Puffin Books
Tebal: 81 halaman
ISBN: 978-0-14-241034-9
Rating: 2 dari 5 bintang
Harga: Rp. 28.000 di Periplus Bargain Botani Square, Bogor

Blurb:

Someone's been stealing from the three meanest farmers around, and they know the identity of the thief-it's Fantastic Mr. Fox! Working alone they could never catch hi; but now fat Boggis, squat Bunce, and skinny Bean have joined forces, and they have Mr. Fox and his family surrounded. What they don't know is that they're not dealing with just any fox-Mr. Fox would rather die than surrender. Only the most fantastic plan can save him now.

Review:

Di bawah sebuah bukit terdapat 3 orang peternak yang jahat. Pertama adalah Boggis si peternak ayam yang sangat gendut dan kegemarannya setiap makan pagi, siang, malam adalah tiga ayam rebus yang dibungkus dengan pangsit. Kedua adalah Bunce si peternak bebek dan angsa yang mirip dengan kurcaci berperut buncit dan kegemarannya adalah donat yang diisi dengan pasta hati angsa yang menjijikan. Ketiga adalah Bean si peternak kalkun dan petani apel yang sangat kurus karena tidak pernah makan selain sari apel.

"Boggis and Bunce and Bean. One fat, one short, one lean. These horrible crooks. So different in looks. Were nonetheless equally mean." - p. 5

Setiap harinya mereka kehilangan hewan ternak mereka secara misterius. Tapi mereka memiliki seorang tersangka kuat yang telah mencuri hewan-hewan ternak mereka, Mr. Fox. Mr. Fox memang mencuri hewan-hewan tersebut dengan alasan untuk memberi makan istri dan keempat anaknya. Karena kesal, akhirnya ketiga peternak itu merencanakan untung membunuh Mr. Fox agar aksinya mencuri hewan ternak akan berhenti.

Awalnya Boggis, Bunce, dan Bean (3B) menunggu Mr. Fox di dekat lubang tempat tinggalnya untuk langsung membunuhnya saat ia terlihat. Namun rencana itu gagal dan diendus Mr. Fox saat detik-detik terakhir sehingga peluru yang ditembakkan hanya mengenai ekornya saja. Karena ketiga peternak itu tidak berhasil mendapatkan Mr. Fox, mereka akhirnya sepakat untuk menggali tempat tinggalnya dan mendapatkannya. Tetapi sayang, mereka tidak berhasil. Fr. Fox tidak kehilangan akal, ia dan seluruh anggotanya menggali lubang sejauh-jauhnya dari jangkauan 3B.

Namun rasa kesal ketiga peternak itu belum habis karena belum mendapatkan Mr. Fox. Ia membawa beberapa alat berat untuk mengeruk tanah dan mencari Mr. Fox. Serta mengerahkan para pegawainya untung mengawasi lahan mereka.

Bukan namanya Mr. Fox jika kehabisan akal. Ia akhirnya menemukan sebuah rencana dan kali itu rencananya dibantu oleh teman-teman lainnya yang merasa terancam hidupnya oleh ulah 3B.

"Then Mrs. Fox got shyly to her feet and said, 'I don't want to make a speech . I just want to say one thing, and it is this: MY HUSBAND IS A FANTASTIC FOX.'" - p. 77

Ini adalah buku pertama Roald Dahl yang saya baca. Setelah beberapa kali mendengar antusiasme BBI-ers pada buku-bukunya Roald Dahl, akhirnya saya membeli buku ini pada saat Periplus mengadakan bargain. Tapi sayangnya, selain bahasanya yang rapi saya tidak dibuat terkesan dengan ceritanya. Berikut adalah beberapa poin yang saya tidak suka.

Yang mengganggu di dalam buku ini adalah si rubah alias Mr. Fox yang tidak ingin repot-repot berburu untuk memberi makan keluarganya, ia malah lebih memilih mencuri dari 3B dan memicu kekesalan mereka. Saya justru tidak melihat 3B itu patut disalahkan sepenuhnya, tujuan mereka memburu Mr. Fox adalah untuk mempertahankan lahan peternakan mereka dari tindakan Mr. Fox yang melakukan pencurian secara berkala itu.

Untuk dongeng yang ini sebaiknya orang tua atau saudara yang lebih tua turut andil dalam mendampingi anak atau adiknya dalam membaca buku ini, karena pesan moralnya justru tidak tergambar jelas selain Mr. Fox itu adalah seorang rubah cerdik dan licik, tidak ada sisi fantastisnya selain di mata istri, anak-anak, dan teman-temannya.

Jika dibandingkan dengan cerita dongeng lainnya, Mr. Fox ini mungkin seperti edisi fabel dari dongeng Robin Hood yang melakukan pencurian untuk menolong yang lemah. Hanya saja dalam dongeng ini tujuan Mr. Fox mencuri terlalu dangkal jadi ujung-ujungnya malah menjadi tokoh yang mengganggu. Mencuri tetaplah mencuri... itu adalah perbuatan yang salah.

Saya bisa selesai membaca buku ini karena penasaran dengan ending-nya yang ternyata mengecewakan. Untung saja kata-kata yang dipilih oleh Roald Dahl cukup simpel dan mengalir sehingga mudah saja bagi saya untuk menyelesaikan buku ini dalam waktu singkat. 2 bintang saja untuk Mr. Fox yang sama sekali tidak fantastis.

2 comments:

  1. Cuma dua dari lima bintang?!! hahahaha ini salah satu buku Roald Dahl favoritku ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku gak suka tokoh Mr. Fox-nya yang suka mencuri ._.

      Delete