Friday, November 15, 2013

[Book Review #43] The Short Second Life of Bree Tanner: An Eclipse Novella

Penulis: Stephenie Meyer
Penerbit: Little, Brown, and Company
First International Edition, Juni 2010
Tebal: 178 halaman
ISBN: 978-0-316-12787-5
Rating: 2,5 dari 5 bintang
Harga: Rp. 21.000 di stand Periplus Indonesia Book Fair 2013

Blurb:

I watched his body change. He crouched on the roof, one hand gripping the edge. All that strange friendliness dissappeared, and he was a hunter. That was something I recognized, something I was comfortable with because I understood it.

I turned off my brain. It was time to hunt. I took a deep breath, drawing in the scent of the blood inside the humans below. They weren't the only humans around, but they were the closest. Who you were going to hunt was the kind of decision you had to make before you scented your prey.

It was too late now to choose anything.

Review: 

Jadi untuk yang belum pernah membaca Eclipse, review saya ini kemungkinan akan berisi spoiler di beberapa tempat. Read with your own risk~

Bree adalah seorang newborn vampire alias vampir baru. Kehidupannya sebelum menjadi vampir sudah samar-samar dan yang ia ingat sekarang adalah bagaimana untuk menghilangkan rasa terbakar di tenggorokannya.

Perburuan Riley dan anggotanya kini sudah tersebar di tajuk utama surat kabar Seattle. Bree dan teman-temannya harus ekstra hati-hati agar tidak mendapat perhatian lebih banyak lagi. Usianya sejak menjadi vampir baru tiga bulan saja, tetapi pengetahuannya tentang hidup barunya hanya sebatas apa yang Riley katakan. Di dalam kelompoknya, perkelahian antara sesama vampir baru sering terjadi. Mulai dari perebutan buruan, perkelahian untuk menentukan siapa yang kuat, dan juga karena perbedaan pendapat. Dan satu-satunya yang dapat menghentikan tindakan tersebut adalah pemimpin mereka, Riley dan pencipta mereka, Victoria.

Bree berteman dengan Diego. Dan ketidaksengajaan membawa mereka tahu mengenai mitos-mitos vampir yang tadinya mereka percaya ternyata tidak benar. Stephenie Meyer menciptakan vampirnya berkilau seperti bola disko, tidak akan mati menjadi abu saat terkena sinar UV dan mereka tidak mati dengan pasak.

"Why wouldn't he tell us if he did? What would be the point? So we're walking disco balls." - 48
Keseluruhan hidup Bree dan teman-teman dalam kelompoknya telah dimanipulasi Riley. Mereka dipersiapkan untuk perang melawan vampir yang disebut Riley adalah vampir bermata kuning. Riley mengatakan bahwa vampir tersebut dahulu adalah penguasa Seattle dan akan membunuh kelompoknya karena kini mereka menduduki Seattle. Namun, Bree dan Diego merasakan ada tujuan lain di dalam rencana Riley.
"I looked closely at his hand, and it seemed like there were a zillion tiny mirrors in the surface, too small to distinguish separately, all shining back the light with double the intensity of a regular mirror." - hal. 48
Waktu baca buku Eclipse, karakter Bree ini walaupun kesannya hanya lewat saja tapi justru saya ingat. Jadi pada saat Stephenie Meyer merilis buku ini, saya langsung terbayang pada sosok dan kisahnya >.<

Awalnya saya pikir buku ini akan banyak sisi lovey-dovey seperti pada buku Twilight Saga. Tapi ternyata anggapan saya salah. Novella yang tanpa penanda bab ini hanya menceritakan saat-saat terakhir hidup Bree yang pendek itu. Jangan membayangkan happy ending, karena seperti yang sudah diceritakan dalam Eclipse, Bree sama sekali tidak berakhir menyenangkan.

Dari halaman pertama sampai setengah bukunya rasanya tersiksa banget bacanya karena bosan. Beberapa aksi vampir muda dan gak dewasa digambarkan seperti sedang bermain. Berburu manusia seperti cemilan yang bisa didapat kapan saja. Namun karena saya sudah membaca kata pengantarnya terlebih dahulu, saya jadi tahu bahwa Stephenie Meyer memang sedang mengenalkan bagaimana vampir-vampir baru tersebut hidup. Baiklah... dimaafkan :p

Namun, beberapa misteri yang menjadi pertanyaan saya saat membaca Eclipse akhirnya terpecahkan setelah membaca halaman-halaman akhir dari buku ini. Adegan yang paling lucu dalam buku ini adalah saat Bree bilang bahwa dia adalah bola disko berjalan (padahal bukunya serius dan sama sekali gak lucu) XD

Oh iya, satu lagi. Buku ini benar-benar keren untuk sisi penyuntingan naskahnya. Saya sama sekali tidak menemukan typo loh. Padahal di dalam buku-buku lokal masih ada beberapa yang typo-nya sampai bikin pusing pas bacanya. Mungkin beberapa penerbit lokal harus mulai menerapkan penyuntingan berlapis agar typo-typo yang mengganggu tidak sampai bertebaran di mana-mana.

Hehe... cukup curcolnya, untuk Bree saya mau kasih 2,5 bintang :)

2 comments:

  1. baca reviewmu jadi yakin tindakan saya tepat karena sering liat ini di sale GPU, entah mengapa gak niat sama sekali *berarti saya masih punya kontrol diri terhadap nafsu menimbun :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi... padahal baca juga aja, Mbak Lin. Sapa tau beda kesannya XD

      Delete