Wednesday, December 18, 2013

[Book Review #55] Alice-Miranda on Holiday


Penulis: Jacqueline Harvey
Penerjemah: Reni Indardini
Penyunting: Herlina Sitorus
Penerbit: Little K
Cetakan 1, Juli 2011
Tebal: 280 halaman
ISBN: 978-602-923-400-8
Rating: 4 dari 5 bintang
Harga: Rp. 10.000 sale di Gramedia Ekalokasari Bogor

Blurb:

“Kau putri sombong yang tinggal di kastel,” ejek Lucas pada Alice-Miranda. ”Kau bahkan tak tahu betapa manjanya dirimu. Kau membuatku muak.” Lucas melompat dari atas pagar dan mendarat di tanah di luar gerbang.

Alice-Miranda telah berhasil melewati semester pertamanya di Akademi Winchesterfield-Downsfordvale. Sekarang saatnya libur akhir semester dan dia punya begitu banyak rencana menyenangkan di benaknya.

Namun, tiba-tiba saat akan mengajak bermain teman-temannya di rumah, dia bertemu pertama kalinya dengan anak laki-laki bernama Lucas. Entah kenapa Lucas sangat membencinya. Dia selalu tampak sebal ketika melihat Alice-Miranda. Kenapa ya?


Tak hanya itu, Alice-Miranda juga dihadapkan pada masalah yang lebih serius. Seorang Ratu, tamu pesta yang diadakan oleh keluarga Highton-Smith-Kennington-Jones, diculik oleh dua penjahat misterius. Dengan segala keberanian dan kecerdasan yang dimilikinya, Alice-Miranda pun berusaha menyelamatkan sang Ratu.

Akankah Alice-Miranda dan Lucas bisa berbaikan? Lalu, untuk apa ya para penjahat itu menculik sang Ratu? Ditambah dengan kedatangan teman satu sekolahnya, Jacinta, liburan Alice-Miranda kali ini pasti akan seru sekali.


Buku sebelumnya:
Alice-Miranda at School

Review:

Saat ini semester pertama Alice-Miranda di sekolah asrama Akademi Winchesterfield-Downsfordvale untuk Perempuan Muda Baik-baik telah usai, saatnya ia berlibur dan pulang ke rumahnya di Wisma Highton. Liburan kali ini karena ia telah masuk ke sekolah asrama, ia mengajak Jacinta untuk ikut berlibur dengannya.

Namun pada saat Alice-Miranda akan sampai di rumah, ia menemukan seorang anak laki-laki yang tidak bersahabat dan terus saja mencari masalah dengannya, Lucas yang juga sepupu dari Jasper dan Poppy. Tapi sifat alami Alice-Miranda yang memang baik dan tidak pernah berprasangka buruk pada setiap orang menggugahnya untuk lebih mengenal Lucas.

Di samping itu, terjadi keanehan pada orang-orang sekitarnya. Pertama, teman ayahnya, Mr. Ridley, ia pergoki mengendap-endap keluar rumah pada tengah malam. Kedua, ada tamu tak dikenal berkunjung ke Pondok Mawar. Ketiga, Alice-Miranda dianggap berbohong oleh Nenek Bert karena ia tidak ingat Alice-Miranda pernah berkunjung padanya saat siang hari. Dan yang terakhir, Alice-Miranda menemukan benda yang tidak pada tempatnya di kulkas Nenek Bert. Tapi di balik itu semua, formula Makanan Kering-Beku Mrs. Oliver telah mencapai kesuksesan dan sedang didaftarkan untuk mendapatkan kontrak distribusi dari pemerintah.

Petualangan Alice-Miranda saat ini penuh petualangan dan misteri. Namun gadis cilik yang rasa ingin tahunya besar ini, berusaha memecahkan misteri tersebut sambil membantu persoalan orang terdekatnya satu demi satu.
"Alice-Miranda mengakui di dalam hati kepada dirinya sendiri bahwa masih ada sejumlah hal yang mengusiknya. Tapi, dia tak mau membiarkan imajinasinya mengembara tak terkendali." - hal. 169
Akhirnya saya selesai membaca buku kedua dari seri Alice-Miranda, dan sebetulnya saya lebih suka buku yang kedua ini karena ada sedikit misteri di dalamnya. Terus Alice-Miranda-nya juga gak kepo-kepo banget seperti di buku pertama.

Untuk sampul depan, sepertinya penerbit buku ini memutuskan untuk tidak memakai ilustrasi aslinya dan memakai ilustrator lokal. Mungkin untuk menghemat biaya produksi karena di dalam bukunya pun ada beberapa ilustrasi yang disisipkan. Terjemahan buku ini pun bagus, tanpa salah kata dan kalimatnya tidak kaku. Ukuran huruf yang ada pun cukup membuat nyaman saat membaca apalagi target buku ini kan memang anak-anak.

Karakter dalam buku pertama sudah cukup banyak dan karakter itu beberapa ada di dalam buku ini. Nah, sedangkan di buku ini karakter yang ada semakin tambah banyak dari buku pertama, saat membacanya saya dibuat bingung dengan karakter-karakter baru yang ada. Jadi, daftar tokoh yang ada di halaman belakang bukunya lumayan membantu agar tidak tersesat. Tapi bukan nyontek ending-nya kok, saya hanya baca karakternya saja :p

Untuk urusan karakter favorit, dalam buku ini saya suka dengan Alice-Miranda dan Jacinta. Alice-Miranda lumayan cukup kalem dan Jacinta pun tidak ngamuk-ngamuk lagi seperti di buku pertama. Tapi sisi positifnya buku ini adalah kesan anak-anak yang ditonjolkan pada setiap tokoh anaknya betul-betul seperti anak-anak kebanyakan. Tidak ada yang dibuat sok dewasa.

Tambahan satu lagi untuk karakter yang awalnya menyebalkan dalam buku ini, lalu lama kelamaan berubah menonjol dan tidak bisa dilupakan. Ia adalah Lucas. Saat pertama kali diperkenalkan, Lucas adalah anak bandel yang dikeluarkan dari sekolahnya. Ia mengganggu dan berbuat nakal pada semua orang. Tapi ternyata dibalik semuanya, Lucas itu ternyata kesepian karena ibunya meninggalkannya untuk bekerja dan ayahnya tidak tahu berada di mana. Ia juga sebetulnya tidak nakal, karena dibalik kenakalannya Lucas memang memiliki masalah. Pesan yang saya tangkap dari penulisnya sih, tidak semua anak nakal itu benar-benar jahat, mereka itu kadang hanya anak baik yang sedang menghadapi masalah.

Adegan favorit itu adalah saat seorang penculik salah menculik sasarannya. Padahal yang diculik itu adalah orang yang sangat berkuasa. Yup... stop, gak mau spoiler :D

Saya cukup puas dengan ending buku ini. Penyelesaiannya simpel dan tidak rumit. Semua orang bahagia dengan porsinya masing-masing. Untuk keseluruhan, saya menikmati membaca buku ini. Lumayan untuk dijadikan bacaan ringan saat waktu senggang. 4 bintang untuk lorong rahasia Wisma Highton.

Alice-Miranda blog: di sini

No comments:

Post a Comment