Sunday, December 15, 2013

[Book Review #54] Magical Seira #1: Seira and the Legend of Madriva


Penulis: Sitta Karina
Penyunting: Siti Nur Andini
Penerbit: Buah Hati
Cetakan pertama, Desember 2012
Tebal: 260 halaman
ISBN: 978-602-7652-08-8
Rating: 2,5 dari 5 bintang
Harga: Rp. 33.150 di bukukita

Blurb: 

Seira Hasanah yang pemalu merasa hidup di atas kendali orang-orang sekitarnya: Bunda yang selalu mengatur agenda hariannya agar ia menjadi sosialita terpandang serta para sahabat cheerleaders-nya yang bersikap dominan, bahkan terhadap siapa yang menjadi pacarnya.

Putus asa menghadapi perpisahan orangtuanya sekaligus perasaannya sendiri yang tak tersampaikan kepada Abel―satu-satunya cowok di tim sepakbola yang bersikap apa adanya di antara gerombolan populer―Seira pun berharap dirinya menghilang.

Hanya saja ia tak menyangka hal itu benar-benar terjadi!

Kini yang terbentang di depan Seira adalah dunia dengan istana yang melayang di langit, pelangi yang dapat meninggalkan bercak warna pada tangannya, serta sosok yang menunggunya dengan paras sama seperti Abel… hanya saja yang ini tampak sangat berbahaya.

Review:

Seira Hasanah adalah siswi dari SMU Nasional High dan kelulusannya diambang batas. Ia sudah diarahkan untuk melanjutkan kuliah di London. Hidupnya yang sangat berkecukupan membuatnya menjadi anak populer dan berteman dengan anggota cheerleaders, Maruti dan Anta, walaupun ia sama sekali bukan anggota cheers.

Dibalik semua hidupnya yang tampak sempurna, Seira kesepian dan menderita. Kedua orang tuanya telah bercerai, dan ibunya selalu saja mengajaknya ke kehidupan sosial kelas atas yang tidak disukainya.
"How does it feel to living life like a fairytale?"
"You mean golden cage? Trust me, you wouldn't want to try." - hal. 60
Suatu hari ia bermimpi. Seira bermimpi mengunjungi Madriva. Ia merasa berada di dalam istana di atas awan dan dapat menyentuh pelangi. Kemudian sesosok yang dikenalnya hadir dalam mimpi itu. Abel, laki-laki dari klub sepakbola yang disukainya. Mimpi itu adalah pertanda bahwa Seira dipanggil oleh seseorang di sana.

Seira akhirnya dapat berbicara untuk pertama kalinya dengan Abel. Namun, CD yang berisi sebuah lagu ciptaannya, Serenity, tetap tidak bisa ia berikan pada Abel. Kesal dengan sikapnya yang pengecut, Seira merasa ingin menghilang saja.

Keinginannya terkabul. Seira menghilang dari dunianya dan tersedot masuk ke dalam Madriva. Negeri dimana kekuatan hati akan mewujudkan semua menjadi nyata.
"Konsentrasi pada hatimu. Ini Madriva. Semua diatur dengan niat dan kekuatan hati. Kalau kau sungguh-sungguh, semua akan terjadi sesuai permintaanmu." - hal. 101
Akhirnya selesai juga membaca bukunya...

Saya membeli buku ini tertarik pada cerita fantasi yang ditawarkan, mengingat buku fantasi lokal masih dibilang jarang dan kalah bersaing dengan buku fantasi luar negeri, dan sebelumnya juga saya sama sekali belum pernah membaca buku karya Sitta Karina. Well, saya suka dengan sampul depannya. Itu adalah poin lainnya yang membuat saya tertarik membeli buku ini.

Namun, setelah membaca sekitar seperempat bagian dari buku ini, kening saya berkerut. Jika dapat saya katakan, buku ini adalah seperti etalase sebuah toko. Merek A, merek B, merek C, dan sebagainya bertebaran di dalam buku ini. Kemudian dengan gaya hidup Seira dan temannya yang high class itu membuat saya berpikir, sebetulnya Sitta Karina melihat kehidupan SMA mana sebagai role model? Karena sejauh saya sekolah di SMA negeri, saya tidak pernah pernah bergaul dengan hal-hal semacam itu. Sebut saja saya kuper dan gak gaul :p

Selain itu, saya juga menemukan beberapa percakapan tentang makeout, hangover, dan majalah Playboy. Hmm... padahal buku ini sasarannya remaja. Apa memang remaja sekarang begitu?

Jika dilihat dari sisi lain, saya menyukai gaya bahasa penulisnya di buku ini (minus segala hal glamornya). Kalimatnya rapi dan mengalir dengan enak. Saya juga hampir tidak menemukan typo dari segi penyuntingannya. Tapi dari segi cerita, saya merasakan beberapa adegan terasa dipaksakan padahal menurut saya ide ceritanya bagus.

Tokoh favorit saya dalam buku ini adalah Mina yang merupakan satu-satunya orang yang tidak terpengaruh merek terkenal di buku ini :p

Untuk adegan favorit saya suka deskripsi saat Seira pertama kali tiba di Madriva. Saat tubuh Seira melewai sebuah pelangi yang mengambang di atas langit.

Setelah membaca ada dua pertanyaan dalam kepala saya yang tidak dijabarkan di dalam bukunya. Pertama, identitas pemilik anjing yang bertemu Abel di taman Chitrakala itu sebetulnya siapa. Dia seperti teka-teki yang dilupakan atau memang sengaja disimpan kemudian. Kedua, jika Abel punya jiwa kembar di Madriva, dimana jiwa kembar Seira?

Untuk keseluruhan, saya tidak bisa bilang bahwa saya suka dengan bukunya atau pun tidak suka. Karena beberapa bagian ada yang saya suka dan beberapa bagian juga ada yang saya tidak suka. Jadi untuk Seira, saya akan netral. Saya beri 2,5 bintang.

No comments:

Post a Comment